Matahari terbit terang-benderang memancarkan sinarnya pada negeri gingseng ini, Walaupun sedikit sejuk tapi langit tampak cerah hari ini. Terlihat keadaan rumah keluarga jung hyuk kini sedikit di sibukkan oleh se ri yang memasak untuk sarapan dan perbekalan, juga jangan lupa sang suami yang memanaskan mobil dan memeriksa barang-barang bawaan mereka.
Sembari menunggu masakannya, se ri menghampiri jung hyuk yang sedari tadi tidak habisnya bertanya mengenai barang-barang yang hanya wanita ini yang dapat menemukannya. Bukankah slalu seperti itu? Saat kita beribu kali kembali ke tempat yang sama untuk mencari sesuatu dan tidak menemukan apapun, justru ditempat yang sama seorang ibu kembali dengan barang itu ditangannya.
Meraih barang dari sang istri, jung hyuk hanya tersenyum dan beranjak pergi untuk memasukkannya ke mobil. Se ri memeriksa masakannya lalu mematikan kompor dan kembali berjalan menuju kamar putri-putri kembarnya. Meraih gagang pintu itu untuk dibuka, dan betapa terkejutnya se ri melihat anaknya sudah terbangun duduk dikasur, rosie yang terduduk dengan rambut yang berantakan dan mata yang masih setia terpejam, lalu lisa yang tampak lebih segar sedang menguap sambil menggaruk-garuk lengannya. Mereka tampak bersemangat bukan?
"pagi sayang" ucap se ri membuka hari kedua anaknya. Merangkak sedikit meraih kecup pipi rosie dan lisa, kemudian duduk di bibir ranjang pada sisi dimana rosie berada.
"sudah tidak sabar untuk segara bermain ke pantai, hm?" ujar se ri lagi memancing jahil semangat dua gadis kembar itu. Namun rosie justru menjatuhkan badannya ke belakang untuk kembali tertidur. rasa kantuk yang masih bermukim membuat gadis blonde itu sulit menunjukkan antusiasnya. Ini pasti karna sang adik membangunkannya terlalu pagi.
Se ri melihat tingkah sang sulung pun hanya tertawa gemas dan ikut merebahkan tubuhnya di samping rosie. Memeluk gadis blonde itu sekejap kemudian menyerbu kecup pipi chubby rosie agar sang empu kesal dan terbangun. Lisa melihat rosie yang merintih sambil membekap mulut sang ibu pun ikut tertawa menyaksikan keduanya.
Lisa merenggangkan badannya menghadap jendela yang tengah dibuka oleh sang ibu, membiarkan matahari masuk ke kamar bernuansa pastel ini. Meraih sempurna rasa sadarnya, lisa beralih ke rosie yang masih setia berbaring ditempat tidur.
Mendekati sang kakak, lisa Mendudukkan gadis blonde itu dan menopang tubuh sang kakak di tangannya. "rosie bangunn" ucapnya.
"kita harus bergegas, ayah dan ibu sudah siap" ujar lisa kembali setelah tidak mendapat respon dari gadis blonde ini.
"aku akan mandi setelahmu, jadi biarkan aku tertidur sebentar lagi" jawab rosie pandai mencari kesempatan untuk bisa tidur lebih lama. tidak peduli dengan jawaban lisa, gadis blonde menyenderkan kepalanya ke lengan sang adik.
"tidak tidak tidak. Ayo cepat mandi. Kau bisa tidur sepuasnya diperjalanan nanti." Bantah lisa memegang kepala rosie untuk tetap tegap. Menangkup pipi gadis blonde ini lisa memposisikan wajah rosie tepat dihadapannya, tapi karna rosie masih sanggup mengikuti alur kantuknya di keadaan seperti itu akhirnya lisa mengambil tindakan.
"tidaaaaaaaak" teriak rosie saat tiba-tiba lisa melingkarkan tangannya di perut bagian atas dan menyeret gadis blonde itu ke kamar mandi, membiarkan kaki panjang sang kakak terseret dilantai.
Selesai membersihkan diri dan berpakaian, dua gadis kembar ini duduk dimeja makan untuk menikmati santapan pagi buatan sang ibu. Terduduk juga disebrang lisa dan rosie, sang ayah yang sedang membaca koran pagi bersama sang ibu yang sudah selesai dan tengah mengupas buah apel.
Setelah semuanya siap, se ri membersihkan meja makan dan mencuci piring-piring kotor. Wanita itu tidak mungkin membiarkan piring kotor ditinggal dengan keadaan tidak dicuci, sedangkan mereka akan pergi beberapa hari. apa yang akan tampak saat mereka pulang nanti? Tidak bisa di bayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altschmerz
Fanfiction"Maaf karna belum bisa memaafkanmu" - Rosie "Aku percaya rosie ku masih ada didalam hatimu. Dia telah terkurung di celah terdalam dan tenggelam bersama ribuan ketakutanmu. Sekalipun ia berada dikepingan terkecil, aku akan menggapainya. Tidak akan ad...