Jujur saja Ini tidur ternyenyak lisa selama satu tahun belakangan. Dia bisa puas tidur tanpa ada seorang pun yang membangunkannya di hari minggu ini. Selain itu juga ada seseorang yang memeluknya hangat.
Lisa sudah bangun, tapi dia belum ingin beranjak dari tempat tidur karna dia bisa saja membangunkan kakaknya itu. Menikmati pagi dari kamar tidur menurut lisa tidak terlalu buruk selagi ia masih bersama rosie disampingnya.
Lisa yang dalam posisi telentang dan rosie yang memeluk, menenggerkan tanggannya di pundak lisa. Gadis berponi itu melihat rosie sekilas memastikan lalu memegang tangan rosie yang ada di pundak kanannya. Mengelus lembut tangan lemah itu dan mengangkatnya sedikit untuk memariksa kondisi plester kemarin. kemudian Meletakkan tangan itu di atas pipi lalu memerengkan badannya sedikit ke arah rosie Dan memejamkan matanya kembali.
Tak lama kemudian se ri yang datang berniat untuk membangunkan putri-putrinya harus terpaksa berhenti ketika melihat kedua gadis itu tertidur dengan berpelukan. Manis sekali. Dia pernah melihatnya tapi sudah setahun yang lalu.
Walaupun hari sudah hampir siang, se ri memakluminya. Dan jika dia adalah lisa, dihari pertama berbaikan setelah perkelahian hebatnya dengan sang kakak, dia mungkin juga tak ingin di ganggu.
Sore ini Jung hyuk melihat para pekerja menurunkan meja dan kursi taman yang tadi dia dan istrinya beli. Mengarahkan para pekerja itu untuk menempatkannya ditempat yang tepat. Dibantu oleh se ri, akhirnya meja dan kursi taman itu diletak menghadap kearah tetangga depan.Kepala keluarga itu memberikan tip untuk para perkerja dan merangkul istrinya. Mereka bertatapan, saling menyampaikan melalui diam. 'Semoga anak-anak akan menyukainya' se ri mengangguk menjawab senyuman suaminya yang seakan dapat membaca pikiran masing-masing.
Lisa kini sedang membaca buku pemberian ayahnya. Dia agak sedikit lelah sebenarnya, tapi membaca adalah hobinya. Tidak ada kata 'tidak' untuk itu.
Siang tadi rosie memintanya untuk menjelaskan materi pelajaran yang tertinggal. karna saat 5 hari bertengkar rosie membiarkan rekaman itu menumpuk dan sama sekali tidak menyentuhnya. Walaupun lisa sudah merekamnya tapi rosie lebih memilih lisa mengajarkannya secara langsung.
Keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Rosie duduk menyandarkan Punggungnya ke Headboard tempat tidurnya. Dengan earphones yang bergelantungan di telinganya menyalurkan nada-nada yang membuai. Memangku gitarnya rosie mencari chord lagu yang sedang dia dengarkan. Sesekali menghentikan musik dan mencobanya sendiri bersama gitar.
"Anak-anak!!" Teriak jung hyuk dari pintu depan rumahnya memanggil kedua putrinya. Lisa mendengar itu menoleh ke rosie, sepertinya gadis blonde itu tidak mendengarnya. Akhirnya lisa keluar sendirian dan mencari keberadaan sang ayah.
"Wah ini- kapan ayah dan ibu menyiapkannya?" Lisa bersemangat saat melihat taman tempatnya dulu menghabiskan waktu sudah terlihat lebih bagus.
"Lisa menyukainya hm?" Lisa mengangguk dan menatap se ri yang merangkulnya.
"Ini luar biasa! Lisa rindu bermain disini. sekarang lisa jadi bisa melakukannya lagi setiap hari. Terimakasih ayah ibu" lisa memeluk kedua pinggang orang tuanya tanda berterima kasih. Tak lupa berjinjit mengecup pipi mereka masing-masing.
"Segeralah beri tau rosie, dia pasti merindukannya juga." Ujar Sang ayah mengusap kepala bungsunya.
"Iya ayah. Liaa akan memanggilnya sekar-" lisa mengangguk patuh dan sudah ingin beranjak lari menuju rosie tapi,
"Tidak sekarang sayang. Kita harus makan malam dulu" se ri langsung memotong ucapan lisa.
"Ayaaah" mata lisa berbinar memohon pada jung hyuk. Menurutnya masih ada waktu untuk bermain sebentar.
"Tidak apa jika setelah makan malamkan?" Jung hyuk membungkuk menyamakan wajahnya pada lisa. Sang bungsu pun mengangguk lesu dan mereka masuk ke dalam rumah untuk menyiapkan makan malam.
Pekanbaru, 21 july 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Altschmerz
Fanfiction"Maaf karna belum bisa memaafkanmu" - Rosie "Aku percaya rosie ku masih ada didalam hatimu. Dia telah terkurung di celah terdalam dan tenggelam bersama ribuan ketakutanmu. Sekalipun ia berada dikepingan terkecil, aku akan menggapainya. Tidak akan ad...