Fajar terbit menyinari hangatnya ke villa yang sedang ditinggali keluarga choi jung hyuk. Terasa silau matanya yang tertutup, se ri bangun menyadari pagi telah datang karna pancaran sinar matahari yang lolos masuk melalui jendela kamarnya. Membangunkan sang suami, se ri bangkit untuk bersiap membuatkan sarapan untuk keluarga kecilnya.
Jung hyuk yang telah terbangun pun duduk termenung mengumpulkan kesadarannya, terpaku melihat deru ombak dari jendela yang telah se ri buka sempurna. Bangkit kepala keluarga ini keluar dari kamar menuju ruang tidur putri kembarnya.
Memutar knop pintu, jung hyuk masuk ke kamar rosie untuk membangunkan gadis blonde itu, Namun disana dia tidak menemukan siapapun. Keluar lagi jung hyuk beralih ke kamar sang bungsu, jung hyuk membuka pintu dan masuk. Ternyata disini mereka, putri-putri kecil kesayangannya.
Timbul senyum diwajah jung hyuk melihat lisa dan rosie yang tertidur tentram. Mendekati tempat tidur, mengingat yang terjadi semalam, jung hyuk mengusap kepala rosie dan membuat gadis blonde itu terusik. Tak ingin bertindak tidak adil, Memanjangkan tangannya jung hyuk meraih juga kepala lisa untuk diusap. Berbeda dengan respon rosie, lisa yang menyadari sentuhan seseorang pun membuka matanya yang berat untuk melihat siapa seseorang itu.
Mendapati sang ayah terduduk di bibir ranjang sisi rosie, lisa menutup matanya lagi kembali tertidur. Jung hyuk mengerti, mereka tertidur sangat larut karna merayakan ulang tahun ibunya. Kepala kelurga ini tak ingin terburu-buru meminta anak-anaknya untuk bangun, mereka pasti sangat mengantuk. Kembali bangkit jung hyuk meninggalkan kamar itu dengan membiarkan pintunya terbuka dan ia berjalan menuju sang istri yang sudah sibuk bergumul di dapur.
Menyelesaikan sarapannya, lisa beranjak ke kamar untuk berkemas karna hari ini mereka akan pulang. Meninggalkan rosie pada sang suami, se ri menyusul lisa berbenah dan tidak lupa juga melakukannya untuk rosie.
Selesai dengan barang-barangnya, lisa meregangkan tubuh kakunya lalu mengambil topi dan memakainya. keluar dari kamar, gadis berponi itu mendatangi sang kakak yang terduduk dibalkon menghadap laut villa itu.
"ingin menemaniku ke pantai sebelum pulang?" ucap lisa memegang sandaran kursi yang diduduki sang kakak. Menoleh sedikit ke arah lisa, rosie mengangguk mengiyakan ajakan adik kesayangannya itu.
"Boleh" jawab rosie dalam anggukan kecil.
lisa tersenyum dan meraih genggam tangan sang kakak mengajaknya untuk bangkit dari duduk. Rosie berdiri dan mereka berjalan menuju pantai. Lisa menatap sang ayah yang menaikkan alisnya seperti bertanya kemana mereka akan pergi, Menunjuk pantai gadis berponi ini mendapatkan anggukan dari jung hyuk memberi izin.
"tunggu" ujar lisa melepaskan tautan tangannya pada rosie. tidak lama setelah itu, tangan rosie diraih kembali oleh lisa dan mereka berjalan kembali menuju pantai.
Tanpa menggunakan alas kaki dan percakapan dua putri kembar dari jung hyuk dan se ri ini berjalan menyusuri tepian pantai. Genggaman yang tak terlepas di sepanjang perjalanan, mereka ditemani suara kicauan burung dan deburan ombak, jangan lupakan juga angin yang bertiup menyejukkan kaki mereka yang basah.
"kau suka disini?" ucap lisa membuka percakapan mereka. Memandang sang kakak dari samping menunggu jawaban.
"hm, aneh jika aku tidak" mengangguk kecil rosie membalas pertanyaan sang adik.
"berdirilah disini, aku akan membantumu mengabadikannya" melepaskan tautannya lisa mengambil posisi bersiap untuk memotret kembarannya.
"mengabadikannya?" bingung rosie.
"tadi aku meminjam kamera ayah. Diam disini, aku akan mengambil foto" ucap lisa sambil berjalan mundur sedikit lebih jauh dan mencari sudut yang bagus untuk mengambil gambar.
"tidak perlu" ucap rosie yang mulai merasakan panas di wajahnya. Gadis blonde ini mengangkat tangannya memblokir cahaya matahari yang sepertinya sedang bersinar ke arahnya.
"1..2..3" teriak lisa mengabaikan sang kakak dan menghitung sebelum menekan tombol potret dikamera milik jung hyuk itu.
"YA..!!!" mendengarkan suara tangkapan kamera itu rosie terbelalak karna lisa baru saja mengabaikannya. Lisa hanya tertawa mendengar teriakan sang kakak.
"itu pasti tidak bagus" sambung rosie merasa kesal dengan tawa lisa.
"tidak apa. Aku menyukainya" ucap lisa dan mendekat ke gadis blonde itu.
"hm, baiklah. Lagi pula aku juga tidak akan bisa melihat hasilnya." Tutur rosie yang membuat lisa langung menoleh dan merasa bersalah dengan apa yang baru saja ia lakukan.
"maaf karna aku tidak bisa memotretmu" sambung rosie lagi karna lisa tidak membalas ucapannya.
"hei, tidak apa. Aku lebih suka mengambil gambar orang lain daripada diriku sendiri" ucap lisa menanggapi sang kakak. Meraih tangan rosie lagi, lisa menuntun perjalanan balik menuju villa dan mereka kembali berdiam.
"rosie" panggil lisa kembali menghidupkan percakapan antara mereka.
"hm?" gumam rosie membalas panggilan sang adik. Lisa sekilas memperhatikan gadis blonde itu sebelum kembali angkat bicara.
"Paman pernah bilang bahwa namamu ada dipaling atas dalam daftar tunggu sebagai penerima donor mata." Bahas lisa hati-hati tak ingin menyinggung rosie. Mendengar ucapan sang kakak tadi membuat gadis berponi ini kepikiran.
"iya" jawab rosie singkat. Membuat lisa semakin waswas untuk melanjutkan ucapannya.
"berjanjilah untuk tidak menyerah sampai hari itu datang" ujar lisa. rosie mendengar itu sama sekali tidak merubah ekspresinya. Membuat lisa sedikit bingung kenapa gadis blonde ini tidak bereaksi saat ia membahas persoalan sensitif itu.
"aku tidak yakin dengan itu" ucap rosie santai dan itu Membuat lisa sedikit terkejut.
"kau harus yakin" tutur lisa memberi semangatnya pada sang kakak.
"bagaimana jika hari itu tidak ada?" timpa rosie mematahkan tuturan lisa. membuat gadis berponi itu bungkam, buntu dalam menemukan jawaban.
"kalau kau memintaku untuk tidak menyerah menunggu saat itu, maka kau juga harus berjanji padaku" timpal rosie yang lagi-lagi membuat lisa bertanya-tanya sekaligus cemas tentang apa yang selanjutnya akan rosie katakan.
"apa?" ujar lisa penasaran.
"jika tuhan tidak memberiku kesempatan untuk melihat lagi," ucap rosie menggantung.
"iyaa" angguk lisa.
"berjanjilah untuk menceritakan isi dunia padaku"
terdiam sebentar lisa mencerna sempurna yang baru saja rosie katakan. Mengangguk lisa menepuk pelan punggung tangan rosie yang ada di genggamannya. Memandangi rosie yang tersenyum dari samping membuat perasaan yang sulit dijelasakan dalam hatinya kembali berkunjung. lisa senang karna rosie mulai menerima dirinya tapi disisi lain itu membuatnya khawatir.
Pekanbaru, 23 Oktober 2021
🕊🤍❤️🩹

KAMU SEDANG MEMBACA
Altschmerz
Fanfiction"Maaf karna belum bisa memaafkanmu" - Rosie "Aku percaya rosie ku masih ada didalam hatimu. Dia telah terkurung di celah terdalam dan tenggelam bersama ribuan ketakutanmu. Sekalipun ia berada dikepingan terkecil, aku akan menggapainya. Tidak akan ad...