Se ri membawa mobil sedan miliknya laju melintas jalanan pagi ini. Dia sudah masa bodoh dengan makian para pengguna jalan karna ulahnya. Yang terpenting sekarang adalah segera sampai ke rumah sakit dan menemui anaknya. Mobil itu tiba di depan lobby rumah sakit, se ri memberikan kunci mobilnya pada satpam meminta tolong untuk diparkirkan.
Saat ditelfon pihak sekolah, se ri memang meminta mereka membawa lisa kerumah sakit. Tidak lupa juga mengabari adik iparnya yang merupakan dokter dari putri kembar itu. Hyeri yang menunggu se ri tiba, Menuntun ibu sahabatnya itu ke ruangan pemeriksaan lisa.
"Bagaimana keadaannya joong ki?" Tanya se ri dengan segala kekhawatirannya pada dokter yang ikut menangani lisa, Song joong ki.
"Dokter sudah menanganinya, tenanglah." Ucapnya menenangkan. Se ri lemas. untung saja joong ki sigap, dia langsung mendudukkan se ri di kursi ruangan itu.
1 tahun yang lalu
"Kita bisa membeli banyak Bungeoppang dengan ini, apa kau setuju?" Tawar rosie. Mereka mengumpulkan uang yang mereka punya untuk membeli makanan.
"Apa didekat sini ada yang menjualnya? Aku tidak berani bersepeda jika itu jauh dari komplek kita, ibu sudah melarangnya" ujar lisa dengan patuh mengindahkan peringatan ibunya.
"Tidak terlalu jauh. Ayo!!" Lisa sedikit ragu tapi dia meyakinkan dirinya. Lagi pula dia pergi bersama rosie. jika ibu dan ayah marah, dia tidak akan sendiri.
Mereka keluar dari rumah, tidak lupa mengunci pintu. Lisa bergegas meraih sepeda dan membawanya keluar dari garasi. Rosie mengutip recehan yang terjatuh karna terburu-buru, lalu menghampiri lisa yang sudah siap dengan sepeda pinknya. Memastikan uang itu tersimpan baik di dalam kantong, rosie naik ke jok boncengan sepeda adiknya itu.
"Siap?" Ucap lisa memastikan kakak kesayangannya itu.
"Bungeoppang kami datanggg" teriak rosie dengan segala antusiasnya. Lisa meraih tangan rosie yang merentang dan meletakannya di pinggang. Seakan memerintah rosie untuk berpegangan padanya. Lalu mengayuh sepedanya menuju tempat yang akan diarahkan rosie.
Mereka ada di persimpangan jalan sekarang. Berhenti mengikuti perintah lampu lalu lintas berwarna merah. Menunggu dibawah terik matahari bersama pengendara lainnya.
Ting!!
Lampu berubah berwarna hijau yang berarti jalan. Lisa mengayuh sepedanya tanpa terburu-buru. Melihat beberapa pengendara lain yang mendahuluinya dan sesekali di iringi suara klakson.
Tiba-tiba ada sebuah mobil muatan yang menerobos lampu lalu lintas dengan kecepatan diatas rata-rata mengejar kesempatan lampu hijau di haluannya. Akhirnya Mobil muatan itu menarbak pengendara mobil sedan yang berada di arus lisa Dan sialnya sepeda lisa dan rosie tepat disamping dimobil sedan itu.
Brakk!!
Lisa terbanting keras karna hantaman sisi mobil itu, Terjatuh dan membentur aspal. Dengan kesadaran yang masih sanggup digapai lisa menoleh arah sang kakak yang terbaring jatuh tidak jauh darinya.
Dengan mata yang berat gadis berponi ini memanjangkan tangan berusaha menggapai kembarannya. Tapi Sayang tenaga yang tersisa tidak cukup kuat untuk sekedar mempertahankan kesadarannya. Tangannya pun jatuh tak berdaya bersamaan juga dengan matanya yang tertutup tak sadarkan diri.
Siku Rosie berdarah karna sempat menopang diri dengan tangannya. Masih dalam keadaan sadar, dia merasakan perih di kedua matanya. Meringkuk kesakitan, dia merasa ada sesuatu disana. Membuka dan mengedipkannya berulang-ulang, berharap dapat kembali melihat jelas dengan pandangannya yang mulai mengabur.
Keadaan sangat kacau saat itu, Pengemudi mobil sedan itu terluka parah dan terjepit didalam mobilnya sedangkan pengemudi mobil muatan juga terluka tapi masih dalam keadaan sadar.
Menyadari lisa, perlahan Rosie merangkak menuju kembarannya yang sudah tergeletak lemah disana. Sambil meneriakkan nama sang adik, rosie sesekali berhenti karna tak kuasa menahan rasa sakitnya juga menangis sebab sedari tadi lisa sama sekali tidak merespon. Bahkan dengan itu Rosie memaksakan diri merangkak mendekat dengan kondisi mata yang tertutup.
Rosie bersimpuh disamping lisa, gadis blonde ini sudah masa bodoh dengan lututnya yang berdarah karna bergesekan dengan aspal. Dirundung rasa cemas, rosie meraba dan menepuk pelan pipi lisa menyadarkan sang empu untuk melakukan sesuatu demi meredakan kekhawatirannya.
"Apa yang kalian lihat?! Hubungi ambulans!!!" teriak orang tidak dikenal yang sudah berlutut memegang dengan hati-hati kepala lisa yang penuh darah. Selang beberapa menit setelahnya polisi datang dan mengatur kembali arus lalu lintas.
"Korban terluka parah, tolong percepat!" Polisi lain datang dan langsung melaporkan kondisi para korban dengan Walkie talkie.
Rombongan Ambulans tiba. Tenaga medis dengan sigap membawa korban-korban untuk dibawa kerumah sakit. Seorang polisi masuk kedalam ambulans yang membawa rosie. selagi mendapatkan penanganan pertama dari tenaga medis yang ada, polisi itu meminta nomor telfon yang bisa dihubungi pada rosie.
Koridor rumah sakit itu penuh dengan derap cepat langkah suami dan istri ini. Mereka baru saja mendapat kabar dari kantor polisi. Jung hyuk yang sedang berada dikantor langsung meninggalkan pekerjaannya dan mengabari sang istri. Melaju membelah jalan dia menjemput se ri di tempat kerjanya. Sampai di UGD mereka langsung di arahkan oleh asisten dokter untuk keruangan dokter.
"Saya langsung saja tuan, nyonya. adik itu mengalami benturan yang cukup kuat. Pendarahannya sangat hebat. Dia membutuhkan donor darah, apakah tuan atau nyonya ada yang bergolongan darah O Rhesus negatif?"
"Saya dokter" jawab se ri cepat. Dokter itu mengangguk dan menoleh pada asistennya. Seakan memberi perintah untuk menemani se ri.
"Kami sudah melakukan tindakan. Kita tunggu hasilnya ya tuan" jelas dokter itu kembali pada jung hyuk.
"Bagaimana dengan anak saya yang satunya dok?" Jung hyuk belum lega, dia baru mendengar kabar satu dari dua anaknya.
"Matanya mengalami cedera. Ada Serpihan kaca Menggores dan melukai matanya. Cedera ini terinfeksi bakteri sehingga menyebabkan terbentuknya luka terbuka pada kornea. sedangkan Kornea merupakan satu-satunya jalan lewatnya cahaya untuk melihat. Oleh karena itu tuan, kemungkinan buruknya kerusakan pada kornea akan menyebabkan gangguan penglihatan bahkan buruknya sampai kebutaan." Dokter itu menjelaskan panjang lebar pada ayah anak kembar itu. Badan tegap jung hyuk pun layu, anaknya sedang tidak baik-baik saja. Dia menopang wajah dengan kedua telapak tangannya. Hatinya benar-benar hancur.
Tiba-tiba pintu terbuka sedikit kasar dan tampak seorang dokter yang terengah-engah masuk dengan wajah panik. Dia adalah adik ipar se ri, joong ki. Memandangi dokter yang ada dihadapan suami dari kakak istrinya itu, dia menuntut penjelasan. Dokter itu berdiri dan mendekati joong ki menjelaskan.
"Kami akan melakukan test untuk memastikan. Saya ikut bersedih mengabarkannya tuan" dokter itu dan menepuk pundak ayah dua anak yang sudah menangis segugukan mendengar penjelasan orang berjubah putih di depannya ini. Joong ki mendekat dan memeluk pria itu.
"Kumohon selamatkan mereka"
Pekanbaru, 8 September 2021
Happy Reading, Readers🤍
Stay Healthy semuanya, Jangan lupa vote juga hehe.
Oiya buat yang comments maaf bgt aku ga bisa bales </3
karna aku ada masalah sama email akun ini hiks ㅠㅠ walaupun yang komen ga banyak, Aku tetap ingin berterima kasih atas antusiasnya. Semoga aku selalu semangat nulis dan nyelesaikan ini. Sayang semuanya🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Altschmerz
Fanfic"Maaf karna belum bisa memaafkanmu" - Rosie "Aku percaya rosie ku masih ada didalam hatimu. Dia telah terkurung di celah terdalam dan tenggelam bersama ribuan ketakutanmu. Sekalipun ia berada dikepingan terkecil, aku akan menggapainya. Tidak akan ad...