#29

530 84 0
                                    

Dikamar pastel itu sudah terduduk tiga gadis bersahabat yang mana dua diantaranya saling memunggungi dan melipat kedua tangannya di dada. Bola mata hyeri bergantian memandangi rosie dan lisa yang tidak ingin mengalah. Dua-duanya merasa benar.

Menghela nafas hyeri memejamkan matanya dan bergumam dalam hatinya senang karna sudah lama tidak melerai kakak beradik didepannya ini. Tapi disatu sisi dia harus bersikap adil ditengah-tengah keras kepala sahabat-sahabatnya.

"Mau sampai kapan kalian akan seperti ini?" Ucap gadis berambut sebahu ini pada kedua sahabatnya. Lisa yang mendengarkan itu sedikit menoleh kebelakang melihat rosie yang sama sekali tidak menghiraukan tuturan sahabatnya.

"Dia duluan, kenapa membohongiku" jawab rosie mengungkap alasan kenapa dia sangat kesal dengan gadis berponi yang dia punggungi itu.

"Lisa?" Panggil hyeri pada lisa menuntut penjelasan agar gadis berambut sebahu ini dapat memutuskan dengan adil.

"Argh!" Lisa yang tadinya memang marah dengan sikap rosie yang kasar, harus menurunkan egonya karna memang seperti itulah kakak kembarnya. Tanpa mengucapkan sebab marahnya, Gadis berponi ini harus mengalah dan mengulurkan tangan malas meminta maaf pada rosie.

"Rosie" panggil hyeri menyentuh tangan gadis blonde itu memberitahu untuk berjabat tangan dan saling memaafkan.

"Apa?!" Dengan posisi yang setia memunggungi, rosie hanya menolehkan kepalanya sedikit dengan ekspresi muka yang sangat dingin. Hyeri yang melihat dengan jelas pun mengerti dan langsung berkata 'maaf'' pada lisa dengan sinkronisasi bibir tanpa suara. Menuntut lisa untuk mengucapkan maafnya, memutar bola matanya malas dan,

"Maaf" lisa menggapai tangan rosie yang terulur dan mereka saling berjabat tangan. Lisa melirik hyeri yang sudah tersenyum sumringah.

"Jadi bagaimana dengan kepalamu? Apa sudah baik-baik saja?" Tanya hyeri mencairkan suasana. Lisa memutar posisisnya jadi menghadap lawan bicara. Gadis berponi ini hanya menganggukkan kepalanya ringan sebagai jawaban. Rosie yang juga tertarik ikut memutarkan badannya kearah asal suara.

"Jadi bisakah seseorang menceritakan yang sesungguhnya padaku?" Ujar rosie masuk kedalam percakapan itu. Lisa dan hyeri saling bertatapan menyampaikan kata-katanya melalui mata. Meminta sahabatnya untuk tidak terlalu jujur tentang kebenarannya.

"Ya seperti itu, bambam tidak sengaja melemparku dengan bola basket" jawab lisa sesimple mungkin mengurangi rasa ingin tau sang kakak.

"Lalu?" Tanya rosie lagi.

"Lalu aku berlari ke ruang mr. Jiyoung dan memintanya menghubungi ibumu" jelas hyeri lagi mengikuti alur sesuai telepatinya dan lisa tadi.

"Lalu kenapa kalian kembali bersama paman joong ki?" Lisa yang mendengar tuturan sang kakak menahan nafas terkejut dan dengan cepat mencari alasan yang bagus untuk menjawab pertanyaan rosie.

"Karna ibu membawa ku ke paman joong ki, jadi kami pulang bersama" jawab lisa lagi dengan santai. Sambil melirik rosie yang mengerutkan dahi, lisa mulai menggigit bibitnya takut dengan pertanyaan apa yang akan gadis blonde ini tanyakan.

"Ibu membawamu ke dokter?!" Mata gadis blonde ini membulat dan suaranya meninggi, terkejut kenapa hanya terkena bola basket bisa sampai dibawa ke rumah sakit?

"Tidak tidak, ibu hanya ingin paman memeriksa ku" ucap lisa cepat menjelaskan agar tidak membuat sang kakak berfikir lebih buruk.

"Ya! Aku datang karna ingin bermain dengan kalian. Bukan ingin melihat kalian berdebat" akhirnya hyeri mengangkat suaranya melerai dua orang yang mungkin akan kembali bertengkar.

"Tapi aku belum selesai dengan-" rosie membantah ucapan hyeri tapi dengan cepat gadis berambut sebahu ini justru memotong ucapannya.

"Ssstt... bagaimana kalau kita bermain saja?" Ungkap hyeri bersemangat, mengabaikan rosie yang sedang melawan gejolak ingin tau didalam hatinya.

"Itu ide yang bagus hyeri" lisa yang merasa bersyukur karna hyeri mengubah paksa arah percakapan mereka, ikut mengabaikan rosie dan mengukuti hyeri bersama pikirannya.

"Tapi-" ucapan rosie terhenti karna dua orang sahabatnya yang lain sudah sibuk menyebutkan usul mereka tentang permainan yang akan mereka lakukan. Terpaksa rosie harus kembali meredam rasa ingin taunya lagi dan ikut dengan kedua sahabat konyolnya ini.

Pekanbaru, 22 September 2021

Altschmerz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang