#8

934 129 0
                                    

Sinar matahari masuk membuat lisa terbangun dari tidurnya. Terdiam sambil menggapai penuh kesadarannya. Melihat sekitar dan terpaku dengan seseorang yang berada di sampingnya. Bibir yang merah dan hidung yang mancung. Lisa hanya dapat memandanginya sedekat ini saat rosie sedang terlelap.

Ini sudah masuk hari kelima rosie dan lisa tidak saling bertegur sapa. Tapi lisa tetap menjalankan tugas-tugasnya seperti membuat rekaman pelajaran, menyiapkan baju rosie, dan membersihkan kamar. Walaupun rosie lebih banyak tidur akhir-akhir ini, itu tidak mengurangi rasa tanggung jawab lisa sebagai adik.

Lisa keluar dari kamar bernuansa pastel itu dan menghampiri ibunya di dapur. Se ri yang sedang bergumul dengan alat-alat masak terperanjat kaget saat lisa tiba-tiba melakukan back hug.

"Selamat pagi sayang" ucap se ri pada lisa yang menenggelamkan wajahnya di punggung sang ibu. Se ri hanya tersenyum melihat tingkah anak bungsunya yang manja itu dan Terus melanjutkan aktivitas membuat sarapannya.

"Lebih baik lisa bersiap hm?" Saran se ri. Lisa hanya mengangguk dan melepas pelukannya.

"Selamat pagi juga ibu" lisa membalas ucapan sang ibu tadi. Kemudian mengecup pipi se ri dan beranjak kembali kekamar untuk mandi.



Selesai mandi lisa langsung memakai seragam, dan memasukkan buku yang ia pelajari semalam kedalam tas. Mengeluarkan tape rekaman lalu meletakkannya bersama tumpukan tape rekaman pelajaran lain yang semenjak bertengkar tidak pernah lagi disentuh oleh rosie.

Merapikan sedikit rambut dan poninya, lisa mengambil tas dan berhenti di pintu. Menoleh kebelakang, namun Kembali masuk hanya untuk menyelimuti kaki rosie yang tidak ikut terselimuti. Jangan lupa, Lisa hanya melakukan hal-hal itu saat rosie tertidur, tidak saat rosie terjaga.

Lisa menghampiri ayah dan ibunya yang sudah di meja makan untuk sarapan. Dia Duduk dan mengambil roti selai kacang yang sudah disiapkan se ri. sedangkan Jung hyuk menikmati teh hangat dan membaca koran pagi.

"Kita berangkat?" Tanya jung hyuk setelah melihat lisa menghabiskan roti dan susu vanila favoritnya. Anak bungsunya itu mengangguk lalu meraih mantel dan memakainya. Menghampiri ibunya untuk berpamitan, Kemudian lisa Mengikuti langkah lebar sang ayah dari belakang menuju mobil.

Ditengah perjalanan keduanya hanya terdiam. Pendengaran mereka hanya di penuhi suara radio, klakson pengguna jalan, dan suara mesin kendaraan. Melewati macet kecil di tengah kota itu, Akhirnya mereka sampai di depan lobby sekolah lisa.

"Apa lisa buru-buru nak?" Tanya jung hyuk pada bungsunya.

"Tidak yah" jawab lisa singkat. Dia cukup penasaran, apa ada hal penting yang harus dibahas sepagi ini? Kenapa tidak nanti saja?

"Bukankah ini sudah terlalu lama lisa dan rosie bertengkar? Tidak baik ter-" ucapan jung hyuk terputus oleh lisa yang sudah tau kemana arah pembicaraan ayahnya itu.

"Baiklah ayah" lisa tersenyum dan langsung keluar dari mobil. Dia tak ingin berdebat pagi ini.
Jung hyuk memandang punggung lisa dan menghela nafas. Dia ingat bagaimana istrinya bercerita mengenai lisa waktu itu, pasti ini sangat berat untuk anak seumurannya.















Kriiiiiing....kriiiiing.....


"Hyeri ayo ke kantin" ajak lisa setelah mendengar bell istirahat. Hyeri mengangguk dan mereka pergi ke kantin dengan lisa menggandeng lengan sahabatnya itu.

"Kau duduklah. Aku akan memesan." Lisa mengangguk menanggapi sahabatnya itu. Pandangan lisa beredar ke penjuru kantin untuk mencari tempat kosong untuk mereka. Gadis berponi itu lalu berjalan cepat setelah melihat meja kosong di sisi kiri kantin.

Tak lama pun hyeri sudah mendapatkan pesanannya. Lisa yang dari tadi mengamati hyeri, melambai pada sahabatnya itu. Hyeri datang dan duduk di samping lisa.







"Oh ya, kau tau? tadi pagi ayah memintaku untuk berbaikan pada rosie" lisa membuka obrolan disela makan mereka.

"Hm itu bagus. Menurut mu bagaimna?" Jawab hyeri menanggapi sahabatnya.

"Siapa yang tidak ingin berbaikan dengan kakak sendiri? Jelas, Aku ingin. ini karna dia yang meminta, jadi, tentu aku melakukannya. Walaupun merasa sedikit sakit, setidaknya aku menuruti mau nya. Kau tau sendirikan dia membenciku." Jelas lisa kembali pada hyeri.

"Apa kau nyaman dengan terus mengabaikannya?" Tanya hyeri

"Aku sama sekali tidak mengabaikannya. Aku masih memperdulikannya, hanya saja aku tidak terang-terangan seperti sebelumnya. Jika kau tanya aku nyaman atau tidak, tentu saja tidak." Jelas lisa menjawab pertanyaan hyeri.

"Menurutku tidak ada salahnya berbaikan. Memperbaiki hubungan itu baik, namun setelahnya akan kembali ke kalian masing-masing. Jika dia nyaman selama kau mengabaikannya, maka tetaplah jaga jarak mu. Tapi jika tidak, itu akan jadi kabar baiknya." Ujar hyeri kembali memberi saran pada lisa.

"Kabar baik?" kening lisa berkerut bingung dengan apa yang hyeri ucapkan.

"Ya. Jika dia tidak merasa nyaman saat kau mengabaikannya, berarti dia ingin terus ada didekatmu. Dia membutuhkan perhatian mu." lisa menatap hyeri intens. Temannya ini hanya terseyum memukul pelan punggung lisa dan melanjutkan makannya.


Lisa masih memikirkan perkataan hyeri tadi. Menurut gadis berponi itu sahabatnya ini ada benarnya. Tidak salah mencoba untuk memastikan perasaan rosie terhadapnya. Walaupun kakaknya itu mengatakan bahwa dia membenci lisa, bisa saja dia berubah pikiran setelah lisa benar-benar mengabulkan perkataannya.

"Hm, boleh nanti aku pulang bersama mu? Aku ingin coba menemuinya" lisa yang masih berpikir pun buyar saat hyeri kembali bertanya dan mengangguk cepat menanggapi pertanyaan gadis itu. 









Pekanbaru, 12 july 2021

Altschmerz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang