Keesokan harinya, rosie membuka mata terbangun dari lelapnya. Terdiam beberapa menit, rosie meraba sisinya mencari keberadaan sang adik dan tidak ada.
"Huh, aku melewatinya lagi" ucapnya dengan suara serak. Dia slalu berharap bisa bangun lebih awal agar bertemu lisa disampingnya. Sekedar untuk mencium atau berpelukan sebelum memulai hari-hari yang sangat membosankan.
Merenggangkan tubuh yang terasa kaku, rosie terduduk setelahnya. Bangkit dari tempat tidur, berjalan meraba menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selesainya, dengan handuk yang terlilit, rosie keluar dari sana dan menyeret telapak tangannya halus ke dinding, menerawang arah ke meja tempat biasa lisa meletakkan baju yang telah disiapkan untuknya. Terpakai sudah pakaian pilihan lisa hari ini, rosie pun keluar dari kamarnya.
Se ri yang sedang merapikan belanjaan anak dan suaminya kemarin sore, langsung menoleh ke asal suara dan bangkit mendekati sulung kesayangannya. "selamat pagi sayang" ucapnya datang mengecup kening rosie dan membawanya ke meja makan. Membiarkan rosie duduk, se ri beralih menyiapkan sarapan untuk sulungnya.
"ibu, rosie akan pergi dengan lisa nanti" duduk menunggu sarapannya, rosie berujar memberitau sang ibu serta berharap mendapatkan izin.
"oh, iya? Kemana kalian akan pergi?" tanya se ri kembali ke meja makan dengan makanan untuk putri sulung yang kelaparan ditangannya.
"hm.. tidak tau" ucap rosie acuh.
"bagaimana ibu bisa mengizinkannya kalo kalian saja tidak tau akan kemana, sayang.." se ri menggeleng dan terkekeh singkat, menjawab lembut gadis blonde yang mulai menikmati makan paginya.
"lisa tidak mau memberitau, rahasia katanya" jawab rosie lagi setelah mengunyah habis suapan pertamanya.
"kalau begitu kita tunggu lisa pulang saja, hm?" tanya se ri lagi berusaha memberikan pengertiannya. Kembali berdiri, ibu anak kembar ini lupa menyediakan minum untuk rosie.
"tapi bolehkan?" tanya rosie memastikan izinnya.
"hmm-" belum sempat berucap, rosie memotong ucapan sang ibu
"rosie sudah lama tidak pergi bersama lisa. apa ibu tega tidak mengizinkannya kali ini?" tanya rosie dengan nada yang membuat wanita dihadapannya merasa gemas. Lagi-lagi dia terkekeh karna dia sebenarnya tau kemana lisa akan membawanya.
"baiklah sayang" jawab se ri akhirnya mengizinkan. Memberikan segelas air putih di hadapan rosie dan tangannya terulur mengusap sorai lembut putri sulungnya.
Bell pulang berbunyi, waktu sekolah untuk hari ini pun berakhir. Membungkuk hormat, melepas pamitnya sang guru, Lisa mulai mengemas peralatan tempurnya ke dalam tas. kemudian, lisa keluar dari kelas dan berjalan di tengah ramainya koridor panjang itu sendirian. Ya, sendirian. Hyeri sudah terbiasa pulang tanpanya belakangan ini, jadi sudah tidak ada lagi sang sahabat yang menjemputnya ke kelas.
Sampai dikoridor, lisa mengedarkan pandangannya mencari bangku kosong untuk duduk menunggu sang ayah menjemput. Lisa menarik sudut bibirnya tersenyum, bukan tempat duduk yang dia temukan, tapi hyeri. Mendekati gadis berambut sebahu itu, lisa sekilas mengingat sudah lama tidak bercengkrama dengan sahabatnya itu.
"pak ahn belum datang, hm?" tanya lisa berjalan mendekat gadis berambut sebahu itu.
"hm, bel- Lisa! tumben sekali kita bertemu disini, biasanya aku tidak melihatmu seharian" hyeri menjawab tanpa menoleh ke lawan bicaranya. Dan saat melihat itu adalah lisa, hyeri langsung merasa senang sekaligus terkejut karna keberadaan gadis gila belajar itu.
"hm.. kata rosie kau akan datang hari ini" menampilkan senyumnya lisa berujar.
"iya, aku akan datang setelah ini" jawab hyeri kembali melihat ke depan lobby memastikan jemputannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altschmerz
Fanfiction"Maaf karna belum bisa memaafkanmu" - Rosie "Aku percaya rosie ku masih ada didalam hatimu. Dia telah terkurung di celah terdalam dan tenggelam bersama ribuan ketakutanmu. Sekalipun ia berada dikepingan terkecil, aku akan menggapainya. Tidak akan ad...