Gadis berambut sebahu berdiri didepan pintu rumah keluarga jung hyuk dengan seorang lelaki yang membawa satu kantong plastik sedang berisi berbagai macam buah-buahan. Menekan bell, menunggu tuan rumah membukakan pintu, sesekali hyeri melirik bambam yang sepertinya gugup.
Saat bertemu di lobby sekolah bambam menemui hyeri dan berinisiatif menawarkan gadis berambut sebahu ini untuk menemaninya menjenguk lisa. Hyeri yang memang akan mendatangi kedua sahabatnya pun mengangguk setuju dengan tawaran bambam. Disinilah mereka sekarang, membungkuk hormat pada se ri yang sedang membukakan pintu dan membiarkan mereka masuk.
"Duduklah, bibi akan panggilkan mereka" ucap se ri ramah dengan hyeri dan bambam. Tangannya terayun mempersilahkan teman-teman sang anak duduk, kemudian se ri meninggalkan mereka dan masuk ke kamarnya memanggil putri-putrinya.
"Apa yang kau lakukan? Duduklah" tutur hyeri pada bambam yang masih betah berdiri menenteng buah tangannya. Lelaki tinggi ini hanya mengangguk dan duduk di sofa ruang tamu itu.
"Mereka sedang mandi. jadi tunggu sebentar, hm?" ucap se ri baru saja kembali dari kamarnya. Medekati dua anak ini se ri melayani tamu dan duduk disalah satu sofa.
"Hm, bibi. ini ada buah untuk lisa" bambam langsung bangkit mendekatkan diri pada se ri dan menyerahkan sesuatu yang dia bawa.
"Ya ampun, terima kasih banyak hm..." se ri menaikkan alisnya kebingungan ingin berterima kasih dengan siapa karna tidak mengetahui nama dari lelaki tinggi didepannya ini.
"Bambam" seru bambam cepat menyebutkan namanya mengerti dengan maksud se ri.
"Bambam, Terima kasih banyak" ulang se ri memperbaiki perbaiki ucapannya. Beranjak membawa buah-buah itu untuk dicuci dan meletakkannya ditempat buah.
"Lisa belum pernah mengenalkanmu. Apa kamu teman sekelas lisa juga? Sama seperti hyeri?" tanya se ri santai dari meja makan sambil menyusun buah-buah itu. Bambam langsung menoleh menatap lawan bicaranya dan bersiap menjawab, tapi
"Tidak bibi. Bambam yang kemarin tidak sengaja melempar bola basket ke arah lisa" bambam terkejut bukan main, badannya tegang dengan apa yang baru saja gadis berambut sebahu ini katakan. Tanpa pikir panjang Lelaki tinggi ini langsung berdiri dan membungkuk dalam. Bahkan dia dapat merasakan air-air keringat mulai mengalir dikulit kepalanya karna terlalu gugup dan takut.
"Bibi, maaf karna sudah melukai lisa. aku sangat menyesalinya" tutur bambam dalam bungkuknya menyesal dan bersungguh-sungguh. Meneguk ludahnya sendiri bambam menunggu jawab ibu gadis berponi itu. dia memang datang karna ingin meminta maaf tapi gadis gila disampingnya benar-benar keterlaluan, apa dia tidak bisa berbasa-basi?
"Ya ampun duduklah, tidak apa-apa. Lagi pula itu kecelakaan, hm?" se ri yang terkejut pun meninggalkan buah-buah itu dan mengeringkan tangan basahnya dengan beberapa lembar tisu. Menghampiri bambam dan mengarahkannya untuk duduk kembali.
"Aku akan lebih berhati-hati lagi bibi" ucap bambam sambil membungkuk rendah beberapa kali lagi sebelum dia kembali duduk ke sofa.
"Hm, kamu sangat baik karna sudah mau datang dan menjenguknya, Itu tandanya kamu bertanggung jawab bambam" ucap se ri kepada bambam yang dengan jelas menyesali perbuatannya. Lelaki tinggi ini hanya menunduk dan memainkan jari-jemarinya gugup, Sedikit lega karna ibu lisa sangatlah baik dan bijak.
"Bibi ambilkan minum dulu ya" se ri kembali ke dapur dan membuatkan minum.
Tidak lama setelah itu suara gagang pintu terbuka membuat bambam dan hyeri menoleh ke asal suara. Tampaklah lisa dengan perban dipelipisnya keluar menuju sofa menemui sahabat dan tamunya.
Hyeri berdiri dan duduk didekat lisa. Memeriksa sahabatnya dan lisa mengangguk kecil mengatakan 'aku baik-baik saja' melalui itu. Kemudian se ri datang dan meletakkan minuman yang dibuatnya tadi ke atas meja, meninggalkan tetamu putrinya lalu masuk ke kamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Altschmerz
Fanfic"Maaf karna belum bisa memaafkanmu" - Rosie "Aku percaya rosie ku masih ada didalam hatimu. Dia telah terkurung di celah terdalam dan tenggelam bersama ribuan ketakutanmu. Sekalipun ia berada dikepingan terkecil, aku akan menggapainya. Tidak akan ad...