Matahari terbit menghangatkan hawa dingin yang menyelimuti malam keluarga jung hyuk. Kicau lantang burung trinil menjadi pembuka hari gadis blonde pagi ini. Membuka matanya, rosie merasa awal hari kali ini baik karna semalam ia tidur lebih cepat dan di tambah lagi suara deburan ombak benar-benar membuat tidurnya nyenyak.
Berdiam rosie mengumpulkan kesadarannya penuh, menoleh ke sisi lainnya untuk membangunkan adik kecil kesayangannya. Meraba tempat tidur, rosie merasa heran karna kain sprei tersentuh dingin ditelapak tangan gadis blonde ini. Memanjangkan tangannya untuk meraba sisi tempat tidur lebih jauh, namun nihil rosie tetap tidak menemukan lisa.
"dia sudah bangun? Tumben tidak membangunkanku" gumam rosie heran dengan suara serak khas bangun tidur. Kembali merebahkan dirinya sekali lagi, rosie memuaskan baringnya sebelum beranjak keluar dari kamar.
Jung hyuk yang sedang duduk di meja makan pun sigap berdiri saat mendapati putri sulungnya beranjak dari kamar. Meraih tangan rosie, jung hyuk mengecup punggung tangan gadis blonde itu kemudian beralih ke pucuk kepala dan,
"selamat pagi sayang" ucapnya girang memancing semangat sang anak. Jung hyuk menarik kursi untuk rosie, memperlakukan sulungnya bak tuan putri. di hampiri juga oleh se ri yang tidak mau ketinggalan mengucapkan selamat pagi untuk sulungnya.
"kau bangun lebih pagi?" ucap rosie pada lisa yang sudah dulu ada di meja makan ini. Jung hyuk yang mendengar tuturan gadis blonde itu terkejut dan saling melempar pandangan dengan sang istri.
"lisa?" panggil rosie yang tidak mendapatkan jawaban, kembali menyerukan nama sang adik.
"lisa belum bangun sayang" ucap se ri yang sibuk didapur memberitahu rosie. jung hyuk yang mencermati ucapan se ri hanya memegang pundak rosie menyalurkan pahamnya.
"dia tidak ada ditempat tidur tadi" jawab rosie menyanggah perkataan sang ibu. Keningnya berkerut heran dan juga merasa yakin bahwa lisa benar-benar tidak ada bersamanya tadi.
"lisa tidur di kamarnya sayang" ucap jung hyuk menanggapi sanggahan rosie. terdiam sebentar, gadis blonde itu kembali berdiri dan tiba-tiba tangannya ditahan oleh sang ayah.
"rosie masih ingat dimana kamarnya sayang?" ucap jung hyuk lembut tidak ingin menyinggung rosie sebab mereka sudah lama tidak berkunjung kesini dan khawatir rosie tidak mengingat dengan baik. Mengangguk membalas ucapan kepala keluarga itu, rosie mulai melangkahkan kaki berusaha meyakini diri dengan ingatannya.
Berjalan dan mengingat sedikit kenangan ke belakang, kembali memastikan dimana letak kamar adik yang tega membiarkannya tidur sendiri semalam. Menemukan sebuah pintu, rosie mencoba meraba kayu tersebut mencari papan gantung yang bertuliskan nama lisa. dulu seingatnya itu tergantung dipintu kamar gadis berponi itu. Merasakan huruf yang tertulis 3D itu menunjukkan nama sang adik, dengan pasti rosie membuka pintu kamar itu dan berjalan dengan percaya diri.
Naik ke atas tempat tidur, meraba sedikit tubuh lisa, rosie duduk menghadap sang adik yang tidur dengan posisi telentang. Melipat tangannya ke dada, rosie menunjukkan rasa kesalnya. Karna tidak kunjung mendapatkan respon, gadis blonde ini mulai jahil menyumbat dua lubang hidung lisa dengan mencubitnya.
Lisa yang merasa kesulitan nafas pun membuka matanya ingin melihat siapa pelaku pemblokiran jalur nafasnya, ternyata dengan mata yang masih buram lisa sudah dapat menerka perempuan yang masih setia memegangi hidungnya dengan muka yang cemberut.
Meraih tangan rosie turun dari wajahnya, lisa merubah posisi tidurnya jadi menghadap sang kakak. dengan tangan yang masih bertaut tidak terlepas, lisa kembali menutup matanya kantuk karna tidur larut malam bersama sang ayah, bercengkrama panjang semalaman.
"tidurmu nyenyak, hm?" tanya lisa dalam pejamnya. Juga jangan lupakan suara serak khas bangun tidur gadis berponi itu.
"tidak" ucap rosie singkat padat jelas. Lisa yang sebenarnya tidak peduli dengan jawaban karna terlalu mengantuk, menyimpulkan sendiri bahwa rosie tidur dengan nyenyak dan itu membuatnya mengangguk merespon jawaban sang kakak dan kembali lelap. Rosie yang merasakan itu membelalakkan matanya terkejut dan menggeleng tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. melepas genggamannya dengan sang adik, dia melipat kembali tangannya ke dada.
"aku bilang tidak" ujar rosie kembali mengulangi ucapannnya. Gadis berponi ini acuh tidak langsung merespon, tapi selang beberapa detik berlalu lisa langsung membuka matanya sadar dengan apa yang baru saja dia lakukan.
"ya ampun, kenapa tidurmu bisa tidak nyenyak?" ucap lisa panik berusaha memperbaiki situasi yang disebabkan oleh kebodohannya.
"kenapa kau tidur dikamarmu?" tanya rosie langsung ke intinya, Membuat lisa kebingungan. Mereka punya kamar masing-masing, ya tentu saja lisa tidur dikamarnya.
"kau sudah bosan tidur bersamaku?" ucap rosie cepat. Perasaan bingung gadis berponi itu membuatnya lama merespon pertanyaan sang kakak.
"hei, tidak begitu. Semalam kau tidur dikamarmu, bukannya aku juga harus tidur dikamarku?" jawab lisa mengutarakan apa yang ada dipikirannya. Menaikkan kedua alisnya menunggu jawaban sang kakak.
"seharusnya tidak" ujar rosie menyanggah pikiran sang adik, Menggeleng kecil rosie merasa benar.
"baiklah besok aku akan datang ke kamarmu, hm? Sudah sini. jangan cemberut seperti itu" ucap lisa mengiyakan sang kakak dan menariknya untuk ikut berbaring bersama. Rosie pun memeluk sang adik setelah semalaman tidak mendapatkannya.
"kau tau? ternyata rasanya sangat aneh saat aku terbangun dan kau tidak ada sampingku" ujar rosie dalam pelukannya. Membuat lisa kembali teringat dengan rencananya untuk mengambil beasiswa itu. Bagaimana jika nanti saat mereka berjauhan justru membuat rosie kembali dingin?
Mengenyahkan pikiran berat itu di pagi baik ini, lisa hanya membalasnya dengan anggukan dan semakin mengeratkan pelukannya.
Pekanbaru, 13 Oktober 2021
Maaf kemarin ga up ya guys💔
Author lagi nyari ketenangan buat bisa nyelesaikan cerita ini dan ya, ga sabar banget pengen up semua partnya🥰
jangan lupa vote dan stay healthy semuaaaa❤️🩹

KAMU SEDANG MEMBACA
Altschmerz
Fanfiction"Maaf karna belum bisa memaafkanmu" - Rosie "Aku percaya rosie ku masih ada didalam hatimu. Dia telah terkurung di celah terdalam dan tenggelam bersama ribuan ketakutanmu. Sekalipun ia berada dikepingan terkecil, aku akan menggapainya. Tidak akan ad...