"HALKAAAA!!!!!"
Suara teriakan Syakila menggema memenuhi apartemen. Gadis itu meletakkan piring terakhir di meja makan yang berisi paha ayam kecap. Halka yang tak kunjung keluar kamar membuat Syakila merasa kesal.
"Itu orang kemana sih?! Dipanggil nggak nongol-nongol," gerutu gadis itu bersedekap.
Syakila mengambil napas panjang lalu,
"HALKAA! BURUAN KELUAR! SARAPANNYA UDAH SIAP!!"
"Jangan teriak kenapa, Sya."
"Astaghfirullah," kaget Syakila saat Halka sudah berdiri di belakangnya.
Gadis itu menunjuk ke arah kamar, lalu menunjuk Halka, kembali ke kamar lagi, dan berlanjut terus hingga berhenti saat Halka menggigit jari telunjuk istrinya.
"Kamu--" bingung Syakila. "Lewat mana?"
"Bunda telpon, Sya," ucap Halka memberi tahu sembari mengangkat ponselnya yang sudah terhubung dengan Iren.
Syakila membelalakkan matanya, lalu berbinar dan merebut cepat ponsel Halka.
"Ass—"
"BUNDA!! KILA KANGEN!!!"
Sebelum Iren berkata, Syakila sudah mendahului dengan suara petirnya.
"Masya Allah, Kil. Jangan teriak-teriak. Salam dulu, Sayang."
"Hehehe," nyengir Syakila melirik Halka yang menatapnya datar sembari menutup telinga. "Maaf, Bunda. Kila kangen banget tau."
"Hp kamu mati, Kil? Kok nggak aktif?"
Syakila menepuk dahinya sadar. "Kila bawa tadi di kamar mandi. Masa nggak aktif, Bun? Orang data selulernya Kila nyalain kok."
"Hp lo kecemplung bathtub tadi," ujar Halka menyodorkan ponsel Syakila.
Syakila membelalakkan matanya lalu menerima ponsel itu dengan sebelah tangannya. Gadis itu meletakkan ponselnya di meja dengan asal lalu mencium pipi Halka dengan tiba-tiba.
Sebelum berkata, Syakila menjauhkan ponsel Halka agar Iren tidak mendengar perkataannya nanti.
"Sekali lagi aku denger kamu bilang lo-gue, bakal aku robek-robek mulut kamu itu," ancam Syakila berbisik dengan tatapan tajamnya.
Halka mengangkat sebelah alisnya. Lalu,
"Huuuuu," ejek cowok itu dengan nada dibuat-buat. "Gue nggak takut," lanjutnya berubah datar.
Syakila membelalakkan matanya lalu menatap nyalang Halka.
"HALKA!!! AKU NGGAK MAIN-MAIN YA!!" pekik gadis itu membuang ponsel Halka di atas meja dengan asal, lalu mendekati suaminya yang berjalan mundur.
"Halka! Sini kamu!" Syakila tergopoh-gopoh berlari mengejar Halka. "Mana mulut kamu itu?! Aku robek sekarang juga sini!!"
Sedangkan ponsel yang tergeletak di meja,
"Kil, kenapa teriak-teriak? Kenapa sama suami kamu?!"
****
"Jangan ngambek," kekeh Halka menangkup kedua pipi Syakila dengan satu tangannya lalu menekan pipi itu--membuat bibir sang istri mencebik.
Syakila menepis tangan Halka lalu membuang wajahnya ke arah luar jendela mobil.
"Gitu aja marah," ejek Halka. "Nggak usah berangkat sekolah kalau masih marah."
Syakila diam.
"Sya,"
Tak ada jawaban.
"Asya..." panggil Halka dengan suara lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALSYA [Selesai]
Teen Fiction‼️WARNING‼️ Cerita nggak jelas. Yang nggak suka lebih baik jangan baca. ✪✪✪✪ "Kita emang pasangan. Gue sebagai majikan, dan lo babu gue. Itu termasuk pasangan kan?" ✪✪✪✪ Syakila terpaksa menikah dengan laki-laki pilihan orang tuanya karena suatu ha...