11. SALAH PAHAM

4.2K 207 32
                                    

"Masih sakit?" tanya Halka saat sudah di depan Syakila yang fokus bermain ponselnya.

Setelah kejadian jatuhnya Syakila tadi, bukannya menolong, Halka justru meledek gadis itu hingga kesal. Ditambah lagi, cowok itu malah meninggalkan Syakila dengan alibi ada urusan di luar.

Kesal sekali bukan!?

"Kaki lo masih sakit?" tanya Halka lagi.

Syakila mendongak, melirik sekilas Halka. "Bukan urusan lo!" ketusnya kembali melanjutkan menyecrol layar.

Halka mendudukkan dirinya di sebelah Syakila. "Makanya jangan sok-sokan nglepas. Malah jatuh kan?"

"Bisa diem nggak?!" Syakila menutup kedua telinganya. "Bukannya di tolongin juga, malah dikata-katain. Ditinggal lagi! Calon suami apaan tuh?!" sungutnya menggebu.

Syakila menggeser sedikit tubuhnya menjauh dari Halka. Ia kembali menggulir layar ponselnya dengan asal.

Halka juga ikut bergeser, mengikis jaraknya dengan Syakila. Tanpa disangka-sangka, cowok itu mendekatkan bibirnya ke telinga Syakila.

"Jangan marah, cantik," bisik cowok itu membuat Syakila merinding.

Selesai berbisik, Halka menjauhkan tubuhnya dari Syakila. Baru saja berniat menoleh, Halka bercakap membuat Syakila tambah kesal.

"Gue geli bilang seperti itu."

"Bodoamat! Gue nggak peduli! Lo pergi sana! Bikin naik darah tau nggak?!" usir Syakila.

"Ihh pergi, Halka! Sepet gue liat muka lo!!"

Syakila mendorong-dorong tubuh Halka agar berdiri. Namun nihil, kekuatan Syakila tak membuat Halka segera beranjak. Hanya tubuh cowok itu saja yang goyang-goyang akibat dorongannya.

"PERGI, BANGSAT!!"

Halka langsung menoleh tajam ke arah Syakila. Raut wajahnya yang datar dan dingin membuat tangan Syakila perlahan menurun. Gadis itu langsung menunduk.

"Maaf," lirih Syakila memilin jari tangannya.

Tak ada jawaban.

Syakila sedikit mendongakkan wajahnya. "Maaf, Halka. Maafin gue."

Masih tak ada jawaban dari Halka.

"Gue refl—"

"Sopankah seperti itu?" potong Halka dengan nada dinginnya.

Syakila semakin menundukkan wajahnya. "Gue min—"

"Bicara cewek seperti itu?"

Lagi dan lagi, Halka kembali menyela pembicaraan Syakila. Suara cowok itu terlihat sangat-sangat dingin. Baru kali ini Syakila berhadapan langsung dengan suara dingin milik cowok itu.

Hawa menyeramkan langsung berkeliling di sekitar tubuh Syakila. Mata Syakila memanas. Benar yang dikatakan teman-temannya. Halka sangat menyeramkan bila sedang marah.

Halka menghela nafasnya kasar. Cowok itu bergeser mendekati Syakila, mengangkat dagu gadis itu dengan jari telunjuknya.

"Tatap gue."

Syakila menjauhkan dagunya dari jari Halka.

"Hei," panggil Halka lembut meraih kembali dagu Syakila.

"Tatap gue, Sya."

Deg! Dengan spontan, Syakila langsung menatap Halka. Manik mata mereka bertemu. Syakila tertegun dengan panggilan Halka. Sebelumnya, Syakila tidak pernah mendengar Halka sekalipun memanggilnya dengan sebutan nama. Sama sekali. Dan kali ini, Syakila mendengar namanya disebut dengan panggilan yang berbeda?

HALSYA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang