(Senin, 25 Juli)
Bagai hujan maupun badai. Aku pun tetap tak bisa mencegahnya.Kalau kamu disuruh untuk melenyapkan teman demi kepulihan ibumu, apa kamu akan melakukannya?
Jika itu aku, aku akan mengatakan tidak. Karena aku bukan manusia jahat yang mempunyai pemikiran selicik itu.
Tapi..., itu dulu. Saat aku belum bertemu dengan 'dia'. Sedangkan sekarang, untuk memilih pun aku susah. Aku dipaksa oleh pilihan yang nantinya sama-sama akan merasakan kehilangan.
Ibu sedang diambang kematian, dan tentunya itu membawa pengaruh yang paling berat bagi kehidupanku. Apapun akan kulakukan demi kesehatan ibuku. Demi wanita hebat yang telah melahirkan dan membesarkanku.
Sudah beberapa hari pun aku tak juga mendapat jalan. Hingga satu bantuan datang dan berhasil melegakan hatiku. 'Dia'... dengan tiba-tiba menawarkan untuk membiayai pengobatan ibu sampai sembuh. Aku juga nggak pernah nyangka, ternyata di dunia ini memang masih ada orang yang peduli dan mau membantu orang kecil sepertiku.
Tapi rupanya, itu semua salah. Aku terlalu bodoh untuk langsung menerima bantuan orang tanpa mencari tahu dulu keikhlasan hati orang itu. Orang yang kukira humble dan tegas justru malah menjebakku, mengajakku untuk masuk dalam dunia dendamnya.
Malam ini, di tengah malam yang sunyi ini aku harus mencari cara untuk melenyapkan orang yang nyatanya teman sekelasku. Dia Asyakila, istri dari seorang lelaki yang populer disekolahku, SMA Angkasa.
Deg! Mata Syakila membulat terkejut. Darimana Ela tahu jika dirinya telah berstatus menjadi istri?
"Apa jangan-jangan Ela tahu juga kalau gue istrinya Halka?" gumam Syakila kemudian menggeleng cepat.
"Nggak-nggak. Apaan sih ini. Ini beneran diary Ela nggak sih? Masa bener kayak gini??" heran perempuan itu membolak-balik halaman lalu menutup buku dan memandangnya seksama.
"Omaygatt!! Ela masa mau bunuh gue?? Salah gue apaan coba???" histeris Syakila membulatkan bibirnya heboh.
"Fiks sih. Gue harus baca sampai selesai dulu," mutlak perempuan itu beralih duduk di sofa kamar. Syakila kembali membalikkan lembar baru yang belum dibacanya.
(Senin, 4 Juli)
Aku menyukai Halka.
Tapi aku sadar kok dia telah menjadi istri Syakila, teman yang menurutku sangat baik. Kila selalu lebih dulu mengajakku untuk bergabung dikelompoknya jika jumlah anggota mereka kurang. Iya, yang aku maksud memang Kila, Karin dan Rara. Mereka jika ada tugas kelompok yang anggotanya bebas pasti akan selalu bertiga, dan jika kurang mereka pasti lebih dulu mengajakku. Aku senang bergabung dengan mereka, sangat seru:)
"Ehh bentar-bentar. Bukannya ini udah gue baca?" seru Syakila menegap sadar.
"Goblok! Mbaleni neh tahh!"
Syakila mencebik kesal. Seperkian selanjutnya ia membaca kembali.
(Rabu, 28 Juli)
'Dia' datang untuk membunuh.
Mata Syakila melotot kaget dengan jantung yang tiba-tiba berdetak cepat.
"Jadi Ela benar dibunuh?"
****
Karin
Lokasinya emang deket taman. Lo jalan kaki aja, lurus terus sampai ada gang kecil. Di maps emang nggak sampai sana soalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALSYA [Selesai]
Teen Fiction‼️WARNING‼️ Cerita nggak jelas. Yang nggak suka lebih baik jangan baca. ✪✪✪✪ "Kita emang pasangan. Gue sebagai majikan, dan lo babu gue. Itu termasuk pasangan kan?" ✪✪✪✪ Syakila terpaksa menikah dengan laki-laki pilihan orang tuanya karena suatu ha...