Halka menarik paksa tangan Syakila yang mau tidak mau gadis itu harus ikut.
Syakila memberontak–mencoba melepas cekalan tangannya. "Apaan sih lo?!
"Gue mau ikut lomba! Jangan main tarik-tarik aja ih!"
"Lepas, Halka!" Syakila sekuat tenaga menghentikan langkahnya membuat Halka juga ikut berhenti.
"Lepas! Sakit ih!" kesal Syakila, Halka langsung melepas genggamannya. "Sakit tau," lirihnya memanyun.
Syakila mengelus-elus tangan bekas cengkalan Halka yang terlihat memerah. "Kuat banget nariknya. Emang gue kambing apa!"
Halka maju lebih dekat ke arah Syakila. Tanpa diduga, cowok itu mengambil tangan kiri Syakila yang memerah.
"Merah. Sakit ya?" tanya Halka mengelus lembut pergelangan tangan Syakila bekas cengkalannya membuat gadis itu menahan napas sejenak sebelum akhirnya menarik cepat.
"Masih tanya! Pikir pake otak!"
"Mau ngapain lagi sih lo?!" tanya Syakila ngegas. "Gue mau ganti baju tau!"
"Ganti pake apa?"
"Hah?" beo Syakila.
"Lo mau ganti pake apa? Kaos lo masih di mobil gue," jelas Halka lebih panjang.
"Halah, alesan lo aja! Mau ngapain lagi sih ke mobil lo? Nyuruh gue ngedorong tuh mobil?!" sinis Syakila bersidekap.
"Eh–iya, bener! Kaos gue!" Syakila menepuk dahinya sadar. Tanpa pikir panjang, Syakila melewati Halka. Tujuannya adalah keluar sekolah. Mengambil paper bag berisi kaos yang akan digunakan untuk lomba nanti di mobil Halka yang masih mogok di luar sana.
"Mau kemana?" Halka mencekal lengan Syakila agar berhenti.
"Ambil kaos lah!"
"Mau kemana?" tanya Halka lagi.
Syakila menarik tangannya yang di pegang Halka. "Ih, lo budek ya?! Gue-bilang-mau-ngambil-kaos. Masih kurang jelas?!" sungutnya dengan penuh penekanan.
"Ya terus?"
"Lo apaan sih! Teras-terus teras-terus," geram Syakila. "Kalo ngomong tuh yang jelas! Irit banget ngomongnya!"
"Lo mau ambil kaos dimana?" tanya Halka mencoba sabar.
"Di mobil lo lah! Dimana lagi?!"
"Terus kenapa malah mau keluar?"
"Ya karena mobil lo di luar, bego!" umpat Syakila tak sadar karena saking kesalnya.
Tak
Halka menyentil bibir Syakila. "Bahasa lo. Minta dicium?"
Syakila melebarkan matanya. "Udah ah. Capek ngomong sama lo," jengah Syakila hendak berjalan.
Halka dengan sigap menarik centelan tas Syakila yang berada di sisi atas. Cowok itu memundurkan tubuh Syakila agar berada di sampingnya.
"Mobil gue diparkiran. Mau keluar ngapain?"
Syakila mengerjapkan matanya polos. "Bukannya tadi mogok di jalan?"
"Mobil gue di parkiran, calon istri. Ambil kaos lo sendiri," jawab Halka datar lalu berbalik melangkah meninggalkan Syakila.
"HEH! KENAPA NGGAK SEKALIAN LO AMBIL AJA SIH?!" teriak Syakila saat Halka sudah hampir tak terlihat.
****
"Kil. Ayok buruan," ajak Karin diambang pintu ruangan untuk mengganti baju.
Syakila sudah siap dengan kaos putih polosnya dan training olahraga berwarna hitam. Di bagian dada kaos itu terdapat tulisan IPA 2 yang artinya adalah kaos kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALSYA [Selesai]
Teen Fiction‼️WARNING‼️ Cerita nggak jelas. Yang nggak suka lebih baik jangan baca. ✪✪✪✪ "Kita emang pasangan. Gue sebagai majikan, dan lo babu gue. Itu termasuk pasangan kan?" ✪✪✪✪ Syakila terpaksa menikah dengan laki-laki pilihan orang tuanya karena suatu ha...