Di saat seperti ini, Halka lebih senang membuka matanya daripada melanjutkan tidur kembali.
Sudah sekitar satu jam, lelaki itu memiringkan tubuhnya dengan tangan yang menumpu kepala, Halka tampak mengagumi setiap inci wajah istrinya yang sedang terlelap. Ia tak akan menyia-nyiakan wajah polos Syakila yang sangat menggemaskan.
Meraba, mengelus, mencium hingga mencubit apapun yang ada di wajah istrinya membuat bibir lelaki itu selalu melengkung ke atas.
Jika Syakila tau, mungkin perempuan itu akan memekik kegirangan.
Pasalnya, sejak kemarin sore--tepatnya setelah tragedi pembuangan buket bunga, Halka bersikap kembali cuek kepada Syakila.
"Cantik," gumam Halka tersenyum miring, kemudian lelaki itu menekan pipi Syakila dengan telunjuknya.
"Kamu nyenyak banget, sampai nggak kerasa aku mainin wajah kamu sayang."
Halka menggeleng seraya terkekeh kecil, ia menutup mulut Syakila yang sedikit menganga.
Detik berikutnya, lelaki itu menjatuhkan kepalanya di atas dada Syakila. Halka mendekatkan tubuh istrinya lalu memeluknya erat.
"Sayang banget sama kamu, Sya."
"Eugghh."
Lenguhan itu membuat Halka terkejut. Ia yakin, Asya-nya sebentar lagi akan bangun.
Halka menjauhkan tubuhnya dan langsung memunggungi Syakila--menarik selimutnya sampai leher agar Syakila mengira bahwa dirinya masih terlelap.
Dan, tebakannya benar. Beberapa detik setelah menggeliat, perempuan itu membuka matanya perlahan. Halka segera menutup matanya rapat-rapat.
"Hoamm," Syakila menguap menutup mulutnya. "Jam berapa ini?" monolognya bergumam dengan tangan yang sibuk meraba sesuatu di nakas. Ia meraih ponsel dan menekan fingerprint di belakang sisi ponselnya.
"What??" Syakila mendelik--terkejut dengan angka yang ada di layar ponselnya. "Masih 20 menit lagi subuhnya?"
"Tau gitu gue nggak bangun dulu," gerutu perempuan itu seraya meletakkan ponselnya kembali.
Syakila menoleh ke samping, dimana Halka yang masih tertidur dengan posisi membelakanginya. Ia langsung cemberut kesal. "Masa istrinya dipunggungin?"
"Gue melek, atau tidur lagi aja ya?" Syakila seolah bertanya pada dirinya sendiri, ia meletakkan telunjuk di dagunya. "Tidur lagi, deh. Lumayan, masih 20 menit, wkwkw, " putus perempuan tertawa sendiri.
Syakila menarik selimut hingga dada. Namun saat masih sampai pada pinggang, ia menoleh terkejut melihat Halka yang tiba-tiba bangun dan langsung berlari ke kamar mandi sembari membekap mulut dengan tangannya.
Huekk
"Nah, Halka pasti morning sickness lagi nih," tebak perempuan itu berdecak. Ia menyibak selimut lalu menyusul suaminya yang berada di kamar mandi.
"Pusing?" tanya Syakila sedikit berjinjit--memijat tengkuk Halka dengan hati-hati.
Lelaki itu berbalik badan dan mengangguk setelah membasuh mulutnya.
"Sya--hik." Halka cegukan. Membuat Syakila melotot kaget.
"Ih, kamu cegukan??" tanya Syakila heboh.
Halka membekap mulutnya agar tak mengeluarkan suara aneh.
"Ih, kamu nyolong ndog ya??"
"Hah?" Halka membeo, lalu, "hik." Ia langsung membekap mulutnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
HALSYA [Selesai]
Teen Fiction‼️WARNING‼️ Cerita nggak jelas. Yang nggak suka lebih baik jangan baca. ✪✪✪✪ "Kita emang pasangan. Gue sebagai majikan, dan lo babu gue. Itu termasuk pasangan kan?" ✪✪✪✪ Syakila terpaksa menikah dengan laki-laki pilihan orang tuanya karena suatu ha...