"Selamat pagi cinta."
Syakila mendelik sesaat. Matanya masih lengket, jadi ia berusaha membukanya dengan mengucek mata. Halka yang melihat itu segera menahan pergerakan istrinya.
"Pulang jam berapa kamu?" tanya perempuan itu setelah matanya terbuka lebar. Ia menatap sengit suaminya yang sudah bersandar di kepala ranjang.
"Morning kiss dulu sini." Halka merundukkan kepalanya hendak meraih bibir Syakila, namun perempuan itu lebih dulu membuang wajahnya.
"Nggak usah cium-cium kalo bekas orang lain."
Halka terkejut sejenak. "Maksud kamu apa sih, Sya?"
Syakila kembali menatap Halka dengan wajah tak sukanya. "Lihat, kamu lihat sendiri diri kamu. Kenapa sama leher kamu? Dikasih cupang cewek, hah!?"
"Kelihatannya? Kamu tau sendiri kan?" Halka balik menanyai membuat Syakila bangun dengan cepat.
"Jadi bener kamu main sama cewek lain?!" seru Syakila dengan berteriak.
"Main apa sih, Sya. Kamu ngomong apa?"
"Kamu berhubungan kan sama cewek lain?! Ngewe kan!?"
"Astaghfirullah. Nyebut, Sya." Halka mendelik terkejut. Ia kemudian mengusap kepala Syakila lembut.
"Kenapa sama kamu?"
"Seharusnya aku yang tanya gitu. Kenapa sama leher kamu?" tanya Syakila balik menatap sinis leher Halka yang terdapat bulatan kemerahan, membuat lelaki itu menoleh pada cermin besar untuk melihat dirinya.
"Dikasih Karin kan?"
"Hah?" Halka kembali menoleh cepat, memandang istrinya dengan tatapan cengo.
"Udah, aku nggak mau ngomong sama kamu." Syakila beralih menyibak selimutnya kasar. Sebelum menurunkan kakinya, Halka lebih dulu menahan.
"Kenapa sama kamu? Aku ada salah?" tanya Halka lembut memutar tubuh Syakila agar menghadapnya. Lelaki itu kemudian mengelus pipi Syakila perlahan. "Kamu marah tentang tadi malam?"
Syakila menatap Halka cepat. Tadi malam? Ada apa dengan tadi malam?
"Kan aku sudah bilang, aku bisa tuntaskan sendiri. Kamu yang minta sendiri untuk bantu aku, jadi aku nggak bisa nolak," kata Halka lagi membuat Syakila tercengo.
Apa maksud lelaki itu?
"Aku sudah bilang kan, Sya? Tempelin bibir kamu, gigit lalu isep. Kamu---" Syakila buru-buru membekap mulut Halka dengan mata melotot ke arah lelaki itu.
Heh! Kenapa Halka membahas kejadian tadi malam? Dan tunggu! Jadi tanda itu adalah ulahnya sendiri? Ahh.. ia kira itu adalah tanda yang diberikan cewek lain pada suaminya. Syakila membatin sadar sambil merutuki dirinya sendiri.
"Kemana kamu tadi malam?" tanya Syakila setelah melepas bekapannya.
"Kemana?"
"Jangan tanya balik, Halka. Aku tanya sama kamu, kamu kemana tadi malam?"
"Aku kemana?" Halka menunjuk dirinya sendiri dengan wajah kebingungan.
Syakila berdecak kesal. Perempuan itu berusaha mati-matian agar tak berpikiran macam-macam tentang suaminya.
"Kamu bohongin aku, Halka. Semalam kamu bukan ke restoran kan?" tanya Syakila membuat raut wajah Halka berubah, dan Syakila menyadari hal itu.
"Kamu bukan ke restoran untuk ngecek kepuasan pelanggan. Kamu ke tempat lain kan, Halka?"
"Aku tanya, jangan diem aja, Halka. Kamu ketemu Karin kan?"
Halka mengerjapkan matanya--terkejut akan ucapan sang istri. "Darimana kamu tau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HALSYA [Selesai]
Fiksi Remaja‼️WARNING‼️ Cerita nggak jelas. Yang nggak suka lebih baik jangan baca. ✪✪✪✪ "Kita emang pasangan. Gue sebagai majikan, dan lo babu gue. Itu termasuk pasangan kan?" ✪✪✪✪ Syakila terpaksa menikah dengan laki-laki pilihan orang tuanya karena suatu ha...