Sudah terhitung tiga hari, istri dari Halka itu berdiam di apartemen. Selama tiga hari itu juga, Syakila tidak merasakan yang namanya anak sekolahan. Makan dan tidur. Itulah kegiatannya.
Kini, gadis yang telah berstatus sebagai istri itu tengah membujuk suaminya agar diperbolehkan untuk masuk sekolah kembali. Tapi, seorang Halka tetaplah Halka--yang tetap teguh pada pendiriannya. Cowok itu selalu mengatakan 'tidak' pada Syakila yang terus membujuknya.
Seperti saat ini,
"Halka, bolehlah aku masuk hari ini..." rengek Syakila mengeluarkan puppy eyes-nya. "Please.. aku pengen masuk sekolah."
Halka melirik sekilas, lalu menggeleng pelan. "No."
"Ck! Halka! Aku tuh pengen masuk! Aku bener-bener udah sehat-hat-hat!"
"Masa?" tanya Halka mengangkat alisnya. Terlihat sangat menyebalkan di mata Syakila.
Gadis itu berdecak kesal, memukul lengan Halka yang tengkurap di sebelahnya. "Nyebelin!"
"Kamu juga ngapain sih ikut-ikutan nggak masuk sekolah. Yang sakit itu aku, kenapa kamu malah ikutan bolos???" gemas Syakila hingga tak sadar mengacak asal rambut milik Halka.
"Siapa yang bolos?"
"Kamu yang bolos!" tunjuk Syakila tepat di depan wajah Halka. "Kamu cowok pinter tapi malah enak-enak tiduran di ranjang! Mana main hp lagi!"
"Biarin," sahut Halka cuek.
Mata Syakila spontan membola. Gadis itu mendengus lalu berpindah posisi menjadi duduk di punggung Halka. Syakila meloncat-loncat layaknya sedang menunggangi kuda, membuat Halka meringis dan dengan cepat membalikkan badannya.
Bruk
"Halkaaaa!!!"
Halka kembali meringis saat tubuh Syakila terpental jatuh dari ranjang. Pasalnya, Halka tadi tengkurap di tepi ranjang, dan saat berbalik malah membuat gadisnya itu terjatuh.
"Kebiasaan," desis Halka beringsut menjadi duduk, mengamati Syakila yang ada di lantai dengan kepala yang sedikit menunduk.
"Kok malah jatuhin aku sih???!!" seru Syakila tidak terima. Tangannya sibuk mengelus-elus pantatnya yang sedikit berdenyut.
"Sorry. Nggak sengaja."
"Ih, ya bantuin atuh...." Syakila merentangkan kedua tangannya. "Masa istrinya jatuh malah dilihatin doang dari situ sih???"
"Bangun sendiri. Masih bisa ini," Halka kembali memposisikan tubuhnya menjadi tengkurap. Kali ini ia bergeser hingga ke tengah-tengah ranjang.
Sedangkan mata Syakila melotot seketika saat mendengar penuturan itu. Ia bangkit dengan cepat lalu merangkak naik ranjang dan mendekati Halka. Syakila membalikkan kasar tubuh Halka menjadi telentang dan berteriak tepat di hadapan wajah cowok itu.
"HALKA NYEBELIN! AKU MAU SEKOLAH TITIK!!"
****
"KILAA!! Gue kangen banget sama lo!!"
Rara tiba-tiba memeluk erat tubuh Syakila di ambang pintu kelas. "Tiga hari kayak tiga tahun tau nggak???"
"Lebai banget sih lo!" celetuk Karin yang baru bergabung lalu melepas paksa pelukan Syakila dan Rara.
"Ih! Apaan sih lo! Main tarik-tarik aja!" sungut Rara tak terima. "Kila gue tuh tiga hari nggak masuk karena kejadian hari itu! Lo nggak paham banget sih sama gue!"
"Lo lebai tau nggak?" sinis Karin tepat di wajah Rara. "Bisa santai nggak?"
"Apaan sih lo! Gue it--"
"Ssssttt..." Karin mengarahkan telapak tangannya di depan wajah Rara membuat perkataan gadis itu terhenti. "Jangan banyak omong."
KAMU SEDANG MEMBACA
HALSYA [Selesai]
Teen Fiction‼️WARNING‼️ Cerita nggak jelas. Yang nggak suka lebih baik jangan baca. ✪✪✪✪ "Kita emang pasangan. Gue sebagai majikan, dan lo babu gue. Itu termasuk pasangan kan?" ✪✪✪✪ Syakila terpaksa menikah dengan laki-laki pilihan orang tuanya karena suatu ha...