Sweetly Annoying III

2.2K 292 143
                                    


Changbin duduk termenung di sudut kamar Minho. Dalam sejarah hidupnya baru kali ini ia benar-benar menyesali keputusan bodohnya untuk datang ke kos Minho. Segala pikiran buruk yang mirip dengan skenario sinetron kini telah kandas ketika ia mengetahui segala kebenaran yang ada. Oh itu baru satu penyesalan, masih ada lagi penyesalan lainnya. Ia benar-benar menyesal datang kesana karena kini dirinya dianggap seperti makhluk tak kasat mata oleh tiga orang yang sedang bermain uno di lantai kamar. Ah salah, tepatnya hanya dua karena seonggok gumpalan lemak duduk di atas ranjang dengan mulut yang tak hentinya mengunyah makanan.

"Makannya yang rapi jangan sampai kuenya berjatuhan, aku tidak mau bersetubuh dengan semut malam ini," ucap Minho mengingatkan untuk kesekian kalinya.

"Siap kak aktor!" Ucap Felix sembari hormat ke arah Minho.

Changbin menghela nafas kemudian ia menendang-nendang pantat Jisung memberi kode agar pemuda itu mau membantunya.

"Aku tidak mau diberi upil lagi," ucap Jisung tanpa menoleh ke arah Changbin.

Changbin berdecak kemudian pemuda itu beralih menatap Minho yang masih bertelanjang dada. Dari posisinya saat ini ia bisa melihat dengan jelas punggung Minho yang dihiasi bekas kemerahan membentuk pola berantakan. Itu adalah hasil karya Felix dimana dua manusia aneh itu saling bergantian menggosokkan koin ke punggung masing-masing atau bahasa mudahnya adalah saling membantu kerokan. Iya, kerokan di punggung. Jadi tanda kemerahan di tubuh Felix yang hampir membuat Changbin mengamuk tadi hanyalah bekas kerokan. Sangat mengejutkan bukan?

Oh soal Felix yang memakai pakaian Minho hanyalah keanehan lain dari pemuda manis itu. Katanya ia merasa gerah lalu numpang mandi di kos Minho beserta meminjam pakaian agar dirinya terlihat ganteng dan mempesona. Tak lupa Felix menyemprotkan banyak parfum milik Minho yang beraroma laki-laki. Katanya sih mau mencoba menggoda wanita tapi yang didapat malah digoda waria. Duh, Felix.

"Felix ayo pulang," ucap Changbin yang mulai mengantuk karena jam makin mendekati tengah malam.

Felix yang sedang menjilati jari-jarinya yang terdapat remahan kue menoleh kemudian pemuda manis itu mengelap tangannya ke hoodie milik Minho membuat Changbin kembali menghela nafas. Felix memang menggemaskan tapi pemuda manis itu juga jorok.

"Ayo kak, tapi jangan lewat jalan depan sana ya?"

"Memang kenapa?"

"Ada waria yang tadi menggodaku. Dia sangat galak kak, padahal kan ada jakunnya tapi saat aku panggil mas malah aku dimarahi," ucap Felix dengan bibir cemberut membuat Minho terpingkal dan Jisung yang hanya bisa menggeleng pasrah.

Changbin mengelus dada. Ia semakin takjub pada keagungan Tuhan karena bisa menciptakan seseorang seaneh Felix. Pemuda manis itu bagaikan sebuah kreatur aneh yang harusnya ada di dalam lab penelitian untuk diteliti isi otaknya.

"Aku pulang duluan saja, kau pulang dengan Jisung ya?" Ucap Changbin yang sudah menyerah dengan kelakuan Felix.

"Jisung kan diantar kak Minho, masa iya kita boncengan bertiga? Nanti kan jadi mirip terong-terongan kak."

Felix meringis tanpa dosa. Minho mengangguk yakin dan mengajak Felix melakukan high-five sedangkan Jisung sedang termenung di dekat tembok karena menyesali keputusannya mengiyakan ajakan Minho untuk berkencan dan juga memberi traktiran pada Felix yang sama anehnya. Oke, untuk saat ini hanya tersisa Changbin yang paling waras disana.

"Sekarang kita pulang," ucap Changbin dengan final sebelum kemudian menarik tangan Felix keluar dari kamar Minho tanpa mau berbasa-basi lagi.

"Aduh kak jangan tarik-tarik aku bukan pintu alfamart."

Three Words 5 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang