"Seandainya aku seorang manusia, pasti aku punya kesempatan untuk bisa bersamanya kan?"Warna jingga mulai menghiasi langit namun hal tersebut tak mampu membuat Changbin menyerah dengan terus berjalan menyusuri trotoar daerah rumahnya. Kepalanya terus mengedar ke sekeliling, menatap fokus pada tiap celah apapun untuk bisa menemukan Felix. Hatinya tak tenang dan ia ingin menemukan Felix hari itu juga apapun caranya. Minho dan Jisung turut membantu dengan mencari ke wilayah lain agar pencarian mereka bisa lebih cepat membuahkan hasil, namun sayangnya setelah berjam-jam mencari Felix belum juga mereka temukan.
"Felix kau kemana?" Gumam Changbin dengan frustasi.
Sore itu lumayan dingin membuat Changbin semakin khawatir keadaan Felix sekarang. Felix tidak pernah keluar rumah tanpanya, itupun mereka hanya pergi ke supermarket untuk berbelanja. Ia khawatir Felix akan tersesat, terlebih Felix pergi dalam keadaan sebagai kucing yang mana tidak memungkinkan untuk bertanya arah pada orang lain. Kalaupun Felix berubah jadi manusia, pemuda manis itu tidak mengenakan pakaian apapun membuatnya semakin khawatir.
Changbin menghubungi Minho, berharap sahabatnya mendapat petunjuk dimana keberadaan Felix sekarang.
"Halo?"
"Kau belum menemukannya?" Tanya Changbin dengan nada khawatir yang terdengar jelas.
"Belum, Jisung juga belum menemukannya," jawab Minho membuat Changbin mengusap kasar wajahnya.
"Apa kau pernah membawa Felix ke tempat lain? Cobalah ingat-ingat, bisa saja dia pergi ke tempat yang tidak asing baginya," lanjut Minho membuat Changbin berpikir keras.
"Kabari aku jika sudah ketemu," ucap Changbin sebelum kemudian mematikan panggilannya dan bergegas pulang ke rumah untuk mengambil mobil.
Lelaki itu berkendara dengan tak sabar. Hatinya makin tak tenang ketika hujan mulai turun membasahi jalanan sore itu. Perasaan khawatir semakin menguasainya disertai rasa takut jika ia tak dapat menemukan Felix dimanapun. Ia pergi ke tujuan utamanya, sebuah tempat dimana ia berjanji untuk sering mengantar Felix kesana. Iya, makam kakek Felix.
Butuh waktu lebih lama untuk sampai ke tujuan mengingat hujan yang turun mengakibatkan kendaraan melambatkan kecepatannya. Akhirnya setelah 30 menit berkendara, Changbin sampai di tujuan. Lelaki itu mengambil payung yang selalu ada di dalam mobilnya dan kakinya bergegas melangkah menuju sebuah makam yang ia hafal letaknya.
"Felix!" Panggil Changbin dengan harapan Felix akan menyahutinya.
Hening, tak ada sahutan apapun yang Changbin dapatkan. Kakinya pun makin cepat melangkah hingga matanya melebar melihat Felix ada disana dalam keadaan yang lemas. Ya, tubuh telanjang Felix terbaring lemas dengan air hujan yang terus mengguyur tubuhnya.
"Felix," gumam Changbin sembari berjongkok memeluk tubuh Felix yang terasa sangat dingin terkena paparan air hujan.
"Felix, bangunlah jangan begini," ucap Changbin dengan panik sembari menggoyangkan tubuh Felix.
Merasa tak ada tanggapan, Changbin dengan segera menggendong Felix menuju mobil membiarkan tubuhnya turut basah terkena air yang membasahi tubuh pemuda manis itu.
"Bertahanlah," gumam Changbin sembari meletakkan tubuh Felix di kursi belakang.
Changbin membuka jaketnya, menjadikannya sebagai selimut untuk Felix sebelum kemudian mengendarai mobilnya kembali ke rumah. Ia ingin membawa Felix ke rumah sakit, hanya saja keadaan menahannya untuk melakukannya. Ia tak tau apakah Felix sama seperti manusia pada umumnya, jadi untuk mengantisipasi lebih baik ia merawat pemuda manis itu seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 5 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : 2021, September 11th ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearry10. Saya hanya mem...