Lock & Key VI

1.2K 217 40
                                    

Dini hari pukul satu Changbin dan Felix berkendara menyusuri jalanan yang tak pernah mati. Memang tak seramai jam sibuk, namun jalanan terhitung cukup ramai karena ini merupakan akhir pekan. Changbin dengan fokus menyetir sedangkan Felix duduk di sampingnya dengan sesekali mengusap matanya yang mengantuk.

"Sudah aku bilang untuk tidak usah ikut kan?" Ucap Changbin sembari mengusap pelan pucuk kepala Felix.

"Aku keterlaluan jika membiarkanmu pergi sendiri untuk memenuhi keinginan Nami, mau bagaimanapun kan aku masih suaminya," ucap Felix sembari meraih tangan Changbin untuk ia genggam.

Sepasang kekasih itu terpaksa menunda waktu tidur mereka ketika tengah malam Nami menghubungi Felix dan mengatakan ingin makan sup daging yang terletak di dekat tempat kerja Felix. Meski itu bukan anaknya namun Felix adalah orang yang sangat peduli pada orang lain jadi pemuda manis itu segera menurutinya dan bergegas pergi. Changbin yang mendengar suara mobil Felix pun segera keluar rumah untuk memastikan. Lelaki itu tentu tak membiarkan Felix pergi sendiri, jadi ia mengambil alih kemudi dan mengantar Felix ke tempat tujuan. Kekasih yang sangat siaga kan?

"Changbin."

"Hm?"

"Beberapa waktu belakangan kita sering bertengkar hingga melupakan acara kencan kita. Aku ingin pergi berdua," ucap Felix sembari memainkan jemari Changbin dengan manja.

"Ingin kemana sayang?"

"Hotel yang beberapa waktu lalu aku sebut, bisakah kita kesana? Aku ingin menikmati pemandian air panasnya," ucap Felix sembari berkedip dengan matanya yang memohon ke arah Changbin.

Changbin yang ditatap sedemikian rupa mana bisa menolak, tapi ia tetap harus memperhatikan faktor lainnya kan?

"Apakah tidak apa-apa meninggalkan Nami sendirian di rumah?" Tanya Changbin membuat Felix seketika merengut.

"Hanya dua malam pasti tidak apa-apa. Sedikit egois bukan masalah kan? Lagipula aku yakin Nami tak masalah dengan itu," ucap Felix berusaha membujuk Changbin.

Sebenarnya sejak kejadian tempo hari Felix jadi semakin lengket dengan Changbin. Ia juga tak segan menunjukkan rasa cintanya secara terang-terangan. Felix jadi sering menghabiskan waktu di rumah Changbin untuk bermesraan, bahkan ia berkeinginan tinggal disana jika Changbin tidak menahannya. Bukannya tak boleh, hanya saja Changbin khawatir dengan kesehatan Nami jika tak ada yang menemani. Lelaki itu juga sedang mengerjakan sebuah proyek desain yang penting hingga membuatnya harus begadang tiap malam sehingga tak ingin membuat Felix merasa diabaikan ketika di rumahnya.

Nami mengetahui perihal hubungan Changbin dan Felix namun wanita itu sama sekali tak melarang karena merasa tak memiliki hak apapun untuk hal tersebut. Pernikahan Felix sekarang benar-benar hanya hitam di atas putih. Felix dan istrinya kini tidur di kamar terpisah dan bersikap seakan mereka hanyalah teman serumah. Mereka masih bertahan hanya untuk bayi yang dikandung Nami. Hanya sampai bayi itu lahir maka keduanya telah sepakat untuk mengajukan cerai.

"Changbin.." Panggil Felix dengan manja agar Changbin segera menyetujui keinginannya.

"Baiklah jika begitu, kapan kau ingin pergi?" Ucap Changbin yang akhirnya mengalah. Sejujurnya juga ia sangat ingin kencan berdua, hanya karena tak tega pada Nami saja ia berusaha menahan egonya.

"Minggu depan."










Felix masuk ke sebuah kamar hotel dengan antusias kemudian lelaki manis itu melepas sepatunya dan menarik Changbin hingga mereka terjatuh di atas ranjang empuk. Dengan semangat Felix melingkarkan tangannya di perut Changbin dan menjadikan lengan lelaki itu sebagai alas kepalanya.

Three Words 5 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang