Sweetly Annoying V

1.2K 210 78
                                    


"Tadi itu temanmu?"

Changbin mengajukan pertanyaan yang sedari tadi ingin ia tanyakan pada Felix. Entah kenapa tidak ia tanyakan ketika mereka masih di warung tadi, mungkin karena ia memiliki perasaan tidak suka pada Yoomi sehingga ia meminimalisir jumlah interaksi dengan gadis itu. Sekarang mereka sudah berduaan duduk di taman dekat warung jadi ia bebas menanyakan apa saja pada Felix.

"Kami satu kelas di salah satu mata kuliah," jawab Felix membuat Changbin mengangguk puas. Baguslah jika hanya satu mata kuliah, jadi mereka tidak sering bertemu satu sama lain.

"Setelah ini Kak Changkibar mau pergi kemana?" Tanya Felix dengan antusias.

"Tadinya mau langsung ke kampus tapi ternyata kelas hari ini dibatal– aku mau ke kampus," ucap Changbin dengan cepat setelah sadar bahwa ia hampir saja menceburkan diri ke dalam bahaya.

Jika dirinya mengatakan kelas hari itu dibatalkan, maka dapat dipastikan Felix akan merecoki hidupnya seharian penuh karena anak itu tidak ada kelas pada hari yang sama.

"Katanya dibatalkan?" Tanya Felix yang dengan jelas mendengar kalimat pertama dari Changbin.

"Ya.. Aku hanya ingin ke kampus saja," ucap Changbin seadanya karena ia bingung harus mencari alasan seperti apa.

"Boleh ikut? Aku belum pernah berkeliling di fakultas Kak Changkibar sebelumnya," ucap Felix dengan antusias sembari mengedipkan matanya penuh harap.

Ini merupakan sinyal bahaya bagi Changbin. Ia tidak mau disebut membawa anak SMP ke kampus jika mengajak Felix berkeliling fakultasnya. Bukannya apa, tapi lihatlah bagaimana bentuk dari seorang Lee Felix. Kecil mungil dengan wajah yang cocok disebut sebagai anak TK. Dilihat dari luarnya saja sangat lucu mirip tempelan dashboard mobil, tapi tingkahnya? Tidak, Changbin tidak mau terjadi huru-hara di fakultasnya. Ia juga tidak mau ada yang bertanya soal Felix yang memiliki paras menarik itu. Eh, menarik ya?

"Kak Chang!" Teriak Felix di samping telinga Changbin membuat telinga pemuda itu berdengung.

"Jangan teriak-teriak, Felix!"

"Habisnya Kak Chang melamun seperti itu, aku kan jadi merasa diabaikan," ucap Felix sembari mengerucutkan bibirnya dengan lucu. Astaga, kenapa Felix tiba-tiba bertingkah imut? Juga...

"Kak Chang?" Tanya Changbin mengulang ucapan Felix setelah ia sadar bahwa pemuda manis itu mengubah panggilannya.

"Kak Changkibar terlalu panjang untuk diucapkan, aku kan harus mengirit energi agar tidak cepat lapar. Habisnya uang jajanku menipis gara-gara kemarin kalah judi."

"Hah? Judi? Siapa yang mengajarimu main seperti itu? Katakan padaku," ucap Changbin dengan nada serius.

"Jisung menyebutnya sebagai berjudi. Dua hari yang lalu kami bertarung adu kecoa di dalam kos, tapi kecoa pilihanku lebih dulu mati sehingga aku harus membayar beberapa uang pada Jisung."

Bukan sabung ayam, bukan pula adu kepala kambing, yang ini adu kecoa. Serius, adu kecoa! Lalu kenapa Jisung jadi ikut aneh seperti Felix?

"Halo, Yoomi?"

Changbin refleks menoleh ketika mendengar nama orang yang baru tadi pagi ditemuinya. Pemuda itu melihat Felix yang sedang menempelkan ponsel ke telinga lalu diam-diam Changbin mendekat untuk menguping pembicaraan mereka.

"Apa kau sudah mendapat kelompok untuk pertemuan mendatang?"

"Kelompok? Apa kita diperintahkah untuk membuat kelompok?"

"Iya, jika kau belum punya, ayo bergabung denganku," ucap Yoomi membuat Changbin semakin mendekat untuk mendengarkan dengan lebih jelas.

Felix yang sadar Changbin sedang menguping segera mendorong kepala Changbin menjauh kemudian pemuda manis itu kembali bicara dengan Yoomi membuat Changbin merengut kesal. Ia kan jadi tidak tau apa saja yang mereka bicarakan.

Three Words 5 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang