Changbin menapaki jalan bebatuan di area kebun teh. Matanya mengedar menatap kebun yang masih sama meski ia tak melihatnya selama lebih dari 6 bulan. Ya, ia pulang ke kota dan kembali setelah ia siap dengan segalanya. Ia kembali setelah memantapkan hatinya, mempersiapkan kalimat yang ingin ia sampaikan, dan yang terpenting sudah menerima segala keadaan yang ada.Pemuda itu menghirup udara segar sekali lagi sebelum kemudian melanjutkan perjalanan menuju padang rumput yang dulu pernah ia datangi. Ia kembali kesana dengan membawa sebungkus besar daging berkualitas tinggi. Felix pernah mengatakan agar ia kembali beberapa hari lagi, namun dirinya yang pengecut itu baru berani kembali setelah berbulan-bulan lamanya.
Semakin jauh masuk ke kebun teh jantungnya makin berdegup tak karuan. Pucuk pohon dimana Felix biasanya berteduh mulai terlihat seiring kakinya menapaki pijakan naik menuju padang rumput. Tak ragu kakinya terus melangkah hingga ia bisa melihat seorang pemuda manis tengah berbaring di bawah pohon seorang diri. Tak ada lembu yang biasa Felix bawa, disana benar-benar hanya ada Felix yang begitu tenang berbaring di atas rumput.
"Felix," panggilnya ketika ia sampai di depan Felix yang masih terpejam.
Changbin tau Felix memiliki indra pencium yang sensitif dan ia tau bahwa pemuda manis itu mengenali aromanya, namun kali ini Felix memilih untuk diam tak bersuara. Matanya tetap tertutup seakan pemuda manis itu menghindar untuk bicara dengannya.
Cukup sekali ia memanggil, pemuda itu kemudian duduk di samping Felix untuk bisa memperhatikan wajah itu dari dekat. Sama seperti yang terjadi beberapa bulan yang lalu dimana ia pertama kali datang kesana. Saat itu ia hanya mengetahui sedikit tentang Felix, bahkan sampai sekarang, ia belum memiliki kesempatan untuk tau lebih banyak tentang pemuda manis itu. Semua terjadi karena ia yang bertindak seperti seorang pengecut dengan kabur tanpa penjelasan.
"Berapa banyak film monster yang kau tonton sampai kau memutuskan untuk menemui Kanigara lagi?"
Changbin terus menatap Felix yang bicara tanpa membuka mata. Ia tak bodoh untuk mengartikan bahwa pemuda manis itu tersinggung dengan tindakannya yang kabur setelah melihat wujud Kanigara. Ya, sisi lain dari seorang pemuda manis yang dikenalnya adalah makhluk menyeramkan yang ditakuti warga. Felix adalah Kanigara seperti yang pernah ia duga sebelumnya.
"Aku datang untuk menepati janjiku," ucap Changbin sembari meletakkan bungkusan daging di samping tubuh Felix.
Felix membuka matanya kemudian pemuda manis itu duduk tanpa sekalipun menatap ke arah Changbin.
"Aku sudah tidak makan daging kambing," ucap Felix membuat Changbin menatap bingung.
Belum sempat Changbin bertanya, pemuda itu dibuat terdiam ketika Felix tiba-tiba menjilat bibirnya seperti ketika mereka di dalam kamar pemuda manis itu. Changbin menahan nafasnya. Ia pernah melihat Felix dalam wujud yang menyeramkan, namun ternyata perasaan itu tetap bertahan tanpa bisa digoyahkan. Jantungnya masih berdebar kencang dan rasa ingin memiliki masih ia rasakan.
"Aku ingin makan yang lain," ucap Felix yang kemudian kembali menjilat bibir Changbin.
"Sesuatu yang manis dan kenyal," lanjutnya yang kemudian menggigit pelan bibir bawah Changbin.
Changbin tak mau banyak bicara. Pemuda itu menahan tengkuk Felix sebelum kemudian menyatukan bibir mereka. Sebuah ciuman yang sarat akan kerinduan dan permintaan maaf yang belum sempat tersampaikan. Felix membalas ciuman membuat Changbin merasa lega karena artinya ia tak ditolak berada disana.
Angin sejuk menggoyangkan rambut keduanya. Bibir masih berpagut hingga Changbin memekik terkejut ketika Felix menggigit bibirnya cukup kuat. Pemuda itu refleks melepas ciumannya dan ia dapat merasakan darah dari bibirnya yang terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 5 [ChangLix]
FanficKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : 2021, September 11th ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearry10. Saya hanya mem...