Stronger Than You II

1.3K 222 87
                                    


Menjadi seorang polisi adalah impian Changbin sejak kecil. Dulu ketika ia melihat polisi berseragam yang terlihat keren di layar televisi, ia sudah memutuskan untuk kelak menjadi seseorang seperti mereka. Sekarang lelaki itu benar-benar mewujudkan impiannya, namun ternyata apa yang ia bayangkan tak seindah yang ada di layar kaca.

Pekerjaan sebagai seorang polisi tidaklah mudah, terlebih ketika dirinya diberi perintah oleh seorang petinggi untuk menjaga anaknya yang sering berulah. Tak hanya menjaga, namun juga harus mengawasi anak itu selama 24 jam penuh. Menangkap buronan penjahat ataupun bandar narkoba rasanya lebih mudah dibanding menjaga satu anak SMA yang luar biasa menyebalkannya. Ia ingin berhenti dari tugas tersebut, namun ia sadar bahwa dirinya tak akan bisa melawan seorang pejabat yang sangat berkuasa.

"Lee Felix bangun!"

Sehari setelah kejadian tawuran, Changbin mengetuk pintu kamar Felix dengan kencang sejak 30 menit yang lalu namun ia sama sekali tak mendapat jawaban dari sang empunya kamar. Entah Felix tidur terlalu nyenyak karena kelelahan, atau pemuda manis itu hanya ingin mengabaikan panggilan Changbin seperti yang biasa dilakukan.

"Lee Felix!"

Changbin yang sudah tak sabar segera masuk ke kamarnya untuk mengambil kunci cadangan kemudian tanpa permisi lelaki itu membuka kamar Felix. Seketika Changbin menghela nafas ketika melihat Felix masih tertidur pulas dengan pakaian yang sama dengan yang dipakainya kemarin.

"Bangun," ucap Changbin sekali lagi mencoba membangunkan anak SMA di hadapannya.

Felix mengerang kesal ketika Changbin menendang-nendang kakinya, kemudian pemuda manis itu menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuh tanda ia masih ingin memejamkan mata.

"Aku akan pergi kerja. Setelah bangun segera makan dan minum obatmu yang sudah aku siapkan di meja. Pintu aku kunci, kau harus diam di rumah seharian penuh untuk pemulihan," ucap Changbin yang setelahnya pergi meninggalkan Felix yang tetap nyaman dalam tidurnya.

Kira-kira tiga jam sejak Changbin meninggalkan rumah, Felix membuka mata setelah perutnya berbunyi minta untuk diisi. Pemuda manis itu dengan terpaksa keluar dari selimutnya dan berjalan pelan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Badannya terasa sangat remuk, efek pukulan dari lawan baru ia rasakan sekarang setelah sehari berlalu pasca kejadian. Hal yang biasa terjadi, namun Felix tak suka dengan efek yang satu ini.

Selepas mandi dan berganti pakaian, Felix tidak mematuhi ucapan Changbin untuk makan dan minum obat. Pemuda manis itu justru mengambil ponselnya untuk menghubungi kawannya yang kemarin juga tertangkap polisi, sayangnya tak ada satupun yang menjawab hingga pemuda manis itu memutuskan untuk menghubungi teman lainnya yang berhasil melarikan diri.

"Halo?"

"Aku tidak bisa menghubungi Seungmin dan Hyunjin," ucap Felix segera setelah panggilannya diangkat.

"Mereka menginap di kantor polisi karena tidak ada keluarga yang mau menjamin kebebasan mereka secepatnya," ucap teman Felix di sebrang sana membuat pemuda manis itu mengerutkan kening tidak suka.

"Kau dimana?" Tanya Felix sembari berjalan keluar kamar untuk bersiap pergi menemui sahabatnya. Sayangnya, pintu apartemen dikunci rapat dan ia tidak bisa keluar karena ia tidak memiliki kunci apartemen itu setelah beberapa waktu lalu Changbin menyitanya.

"Di sekolah."

"Ah sial," gumam Felix dengan kesal membuat temannya disana tanggap bertanya.

"Ada apa kak?"

"Jeongin, apa kau tau cara membobol pintu dengan aman tanpa ketahuan?" Tanya Felix sembari memainkan kenop pintu dengan tak sabar.

Three Words 5 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang