Lock & Key III

1.2K 236 56
                                    


Seperti biasa Changbin akan menghabiskan waktu santainya di sore hari dengan duduk di teras sembari menikmati rokoknya. Di waktu yang sama pula Felix selalu menyiram tanaman di taman kecil depan rumahnya. Ini adalah cara mereka bertemu tanpa terlihat mencurigakan, entah siapa yang memberi usul namun keduanya sepakat untuk melakukannya tiap sore.

Changbin masih mengenakan pakaian yang sama dengan yang ia kenakan ketika bekerja, sedangkan Felix terlihat mengenakan pakaian santai berupa celana pendek dan kaos polos. Sekilas memang tak ada yang aneh namun jika diperhatikan lagi dua laki-laki itu sesekali akan menatap ke arah satu sama lain dengan mengulum senyum tertahan. Ah pasangan baru memang sedang manis-manisnya ya?

"Sayang."

Felix dan Changbin kompak menoleh menatap Nami yang muncul dari dalam rumah dengan daster rumahan khas wanita yang sudah bersuami. Wanita itu membawa ponselnya sembari mendekati Felix yang masih memegang selang.

"Ada apa?" Tanya Felix dengan tenang. Changbin berusaha tak memperhatikan, meski begitu lelaki itu memasang telinganya untuk menguping setiap pembicaraan orang kesayangannya. Lihatlah bagaimana Seo Changbin telah berubah dari pengagum yang berkecil hati menjadi simpanan suami orang yang tak tau diri. Memalukan tapi Changbin tak peduli selagi ia bisa bahagia dengan Felix.

"Apakah besok kau sibuk? Rencananya aku mau pergi ke dokter kandungan," ucap Nami membuat Changbin seketika tersedak ludahnya sendiri.

Felix sempat melirik ke arah Changbin kemudian lelaki manis itu kembali menatap istrinya dengan perasaan yang berdebar karena Changbin juga ada disana.

"Untuk apa ke dokter kandungan?"

"Aku sudah mengatakan ini beberapa hari yang lalu, apa kau melupakannya?" Tanya Nami membuat Felix semakin gugup.

"Maaf, mungkin aku kurang fokus ketika kau bicara padaku," ucap Felix beralasan, padahal kenyataannya Felix sedang fokus bertukar pesan dengan Changbin ketika istrinya berbicara padanya beberapa hari yang lalu.

"Aku ingin mengecek rahim sekaligus menanyakan pada dokter soal program kehamilan," ucap Nami membuat Felix buru-buru mengajak wanita itu masuk ke rumah untuk bicara berdua. Felix jelas tau Changbin mendengarkan dan ia tidak ingin terjadi keretakan pada hubungan gelapnya.

Changbin tentu sangat ingin tau apa yang pasangan itu bicarakan, tapi ia bisa apa jika mereka berdua sudah masuk? Diam-diam masuk dan menguping? Gila, Changbin masih punya harga diri yang ia junjung tinggi. Meski begitu hatinya merasa tak enak, ada perasaan takut yang menyelimutinya ketika Nami membahas soal anak. Bagaimana nanti jika pasangan itu memiliki anak? Apakah Felix akan pergi meninggalkannya? Tidak, Changbin tidak rela jika harus melepas Felix begitu saja. Mereka masih terlalu sebentar bersama, itupun masih dalam tahap pengenalan tentang sifat masing-masing, jadi akan sangat sayang kan jika semuanya berakhir secepat ini? Oh, Changbin makin tak tau diri.










Changbin menunggu di ruang tamu dengan kaki yang menghentak tak sabar. Felix mengatakan akan datang ke rumahnya setelah Nami tidur, tapi sudah pukul 11 lelaki manis itu belum datang juga membuatnya frustasi menunggunya.

Tok tok

"Changbin."

Changbin mendengar ketukan pelan di pintu depan diiringi panggilan lirih dari seseorang. Lelaki itu segera membuka pintu dan ia segera menarik Felix masuk untuk menanyakan sesuatu yang sangat ingin ia ketahui.

"Bagaimana hasilnya?" Tanya Changbin langsung ke inti tanpa mau basa-basi menyapa Felix.

"Buru-buru sekali, cium dulu?" Ucap Felix sembari mengalungkan tangannya di leher Changbin.

Three Words 5 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang