Hari demi hari berlalu, kerusuhan Felix semakin berkurang dan justru pemuda manis itu banyak membantu Changbin soal urusan rumah. Felix bagian menyapu dan melipat pakaian sedangkan sesuatu yang berurusan dengan air seperti mengepel dan mencuci baju adalah tugas Changbin. Maklum, Felix masih cukup anti menyentuh air selain untuk mandi.
Sudah lebih dari sebulan Felix tinggal disana dan Changbin mulai bisa bernafas lega karena Felix semakin manusiawi dan tidak terlalu merepotkannya. Kecuali bagian mengendus dan merengek, yang itu sepertinya mustahil untuk dihilangkan.
"Kak Bin!"
Changbin yang sedang berbaring di sofa sembari menonton televisi segera menutup matanya ketika suara langkah kaki yang berisik mendekat ke arahnya. Firasatnya tidak enak jadi lebih baik ia pura-pura tidur saja.
"Kak Bin!" Panggil Felix lagi.
Changbin masih memejamkan mata hingga ia dapat merasakan lengannya digerakkan oleh Felix.
"Kak Bin bangun," rengek Felix dengan manja.
Baru tadi pagi Felix sedang anteng dalam mode kucing untuk menghindar dari tugas menyiram tanaman, tapi sekarang sudah berubah lagi jadi manusia. Changbin jelas saja curiga kalau Felix ada maunya.
"Tadi ada kucing hitam di halaman belakang yang hampir menyerangku," adu Felix membuat Changbin seketika membuka matanya.
"Kucing dari mana?" Tanya Changbin dengan sigap mengubah posisinya menjadi duduk di sofa.
"Tapi bohong," ucap Felix dengan ekspresi tanpa dosa membuat Changbin menatap galak ke arahnya. Changbin ditipu siluman kucing!
"Siapa yang mengajarimu berbohong?"
"Kakak."
"Mana pernah aku mengajarimu berbohong."
"Barusan kakak berbohong dengan pura-pura tidur," ucap Felix membuat Changbin kalah telak.
Sekarang Felix makin pintar dan hal itu terkadang menyusahkan Changbin karena pemuda manis itu bisa menyerang balik ucapannya. Ya seperti sekarang ini.
"Kenapa tadi teriak-teriak?" Tanya Changbin mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Apa aku boleh belajar membuat kue?" Tanya Felix dengan tatapan memohon sembari menggenggam erat telunjuk Changbin.
"Kue? Tiba-tiba?"
Felix mengangguk kemudian pemuda manis itu menunjukkan ponselnya yang menampilkan sebuah video di internet tentang cara membuat kue cokelat. Ah benar, akhir-akhir ini Felix sedang tergila-gila dengan makanan manis setelah Changbin membawa pulang berbagai macam kue beberapa hari yang lalu. Jangan lupakan juga soal Felix yang sudah ahli menggunakan ponsel atas kesabaran Changbin mengajarinya.
"Jika aku minta dibelikan tiap hari pasti kakak akan memarahiku, jadi jika membuat sendiri tidak apa-apa kan?"
Changbin agak tidak yakin. Felix memang sudah bisa menggoreng telur sendiri tapi itu bukan berarti pemuda manis itu bisa memasak hal lain kan? Apa lagi ini kue yang tentunya butuh pengetahuan lebih banyak dalam bidang memasak.
"Nanti aku belikan yang sudah jadi saja, jangan aneh-aneh," ucap Changbin membuat Felix merengut mendengarnya.
"Aku tidak boleh belajar membuat kue?"
"Bukannya tidak boleh, tapi belum waktunya," ucap Changbin menjelaskan agar Felix tidak ngambek.
Repot sih kalau Felix ngambek. Nanti tugasnya tidak dilaksanakan, sudah begitu Changbin pasti disuguhi ekspresi sinis seharian penuh. Bukannya apa, tapi kan Changbin mulai terbiasa mendengar celotehan Felix, jadi ada sesuatu yang kurang jika pemuda manis itu mendiamkannya seperti beberapa hari yang lalu ketika Changbin tidak sengaja menginjak mainan favorit Felix hingga rusak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 5 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : 2021, September 11th ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearry10. Saya hanya mem...