Married by Accident II

2.5K 262 87
                                    


Felix melangkah masuk ke apartemen ketika langit berubah warna menjadi jingga. Tas cokelat yang sebelumnya tersampir di pundaknya kini telah melorot hingga berada di genggamannya. Kantuk menghampiri karena tubuhnya merasa lelah setelah seharian beraktivitas di luar ditambah dengan quiz dadakan yang diadakan dosennya tadi. Sungguh hari yang melelahkan.

"Felix, aman?"

Felix menoleh dan mendapati Changbin sedang bersantai di sofa sembari menonton televisi. Pemuda manis itupun meletakkan tasnya di lantai kemudian berjalan mendekati Changbin untuk berbaring di sofa dengan paha Changbin sebagai bantalnya.

"Aman kak," ucap Felix sembari memejamkan matanya dengan nyaman ketika Changbin mengusap pelan rambutnya.

"Tidak ada tanda-tanda?" Tanya Changbin yang dijawab dengan gelengan oleh Felix.

Changbin bernafas lega kemudian matanya kembali fokus menatap televisi di depannya. Sebulan setelah "kecelakaan" di ranjang, Changbin tak hentinya bertanya apakah Felix mengalami tanda-tanda kehamilan. Bukan tanpa sebab pemuda itu khawatir hal tersebut akan terjadi, pasalnya ia tau sendiri bahwa Felix memiliki sebuah kelainan yang membuat pemuda manis itu bisa hamil layaknya perempuan. Sejak kejadian bulan lalu itu pula Changbin dan Felix belum melakukan seks, lebih tepatnya mereka berdua agak takut kejadian kemarin akan terulang lagi.

"Bagaimana harimu?" Tanya Changbin memecah keheningan.

"Melelahkan," gumam Felix sembari memutar tubuhnya menyamping untuk menyamankan posisinya.

"Apa kau akan pulang ke rumah saat liburan semester?"

Felix membuka matanya kemudian pemuda manis itu menatap Changbin yang kini sedang mengusap pelan punggungnya.

"Sepertinya iya, ada sepupuku yang akan menikah," ucap Felix membuat Changbin mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Kalau begitu kita pulang bersama saja."

"Kakak juga pulang?"

"Ya, semester lalu aku sudah tidak pulang."

Felix mengangguk kemudian pemuda manis itu menarik tangan Changbin untuk kembali mengusap kepalanya dan setelahnya ia kembali memejamkan mata.

"Kakak tolong booking tiket untukku sekalian ya," ucap Felix yang kemudian benar-benar tertidur karena kelelahan.










"Felix ayo!"

"Sebentar aku lupa dimana passportku!" Teriak Felix dari dalam kamarnya.

Dua koper besar milik masing-masing dari mereka sudah diletakkan di depan pintu, namun sejak 15 menit yang lalu Felix heboh mencari passport yang entah dimana keberadaannya.

"Kenapa tidak disiapkan sejak kemarin?" Tanya Changbin yang berdiri di ambang pintu kamar.

"Aku yakin sudah meletakkannya di meja," ucap Felix sembari membolak-balikkan buku di mejanya hingga meja tersebut menjadi berantakan.

Akhirnya Changbin membantu dengan menyusuri setiap sudut kamar agar pencarian mereka segera selesai. Tak lama kemudian Changbin menghela nafas ketika dilihatnya sebuah passport yang tergeletak di bawah tempat tidur.

"Bagaimana bisa ada disini?" Tanya Changbin sembari menunjukkan passport milik Felix.

Felix segera merebut passportnya kemudian pemuda manis itu memeluk buku tipis itu dengan ekspresi lega di wajahnya.

"Hampir saja aku membusuk disini selama liburan semester," ucap Felix membuat Changbin menjitak pelan kepalanya.

"Ayo segera berangkat ke bandara."

Three Words 5 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang