Suara gemericik air terdengar dari dalam kamar mandi apartemen Felix. Pemuda manis itu sendiri berada di dalamnya tanpa melakukan apa-apa. Ia hanya berdiri diam memandangi pantulan wajahnya yang basah. Shower masih ia biarkan menyala untuk menyamarkan suara-suara yang timbul dari kegiatannya tadi.Setelah Changbin memberitau soal ereksinya, Felix pun dengan panik berlari ke kamar mandi meninggalkan Changbin sendirian di ruang tengah. Habis sudah harga dirinya sekarang. Bagaimana bisa ia melakukan kebodohan semacam ini hanya karena sebuah mimpi basah?
"Apa dia masih disana?" Gumam Felix yang kemudian menggigit ibu jarinya dengan gugup.
Tentu Felix tak berani bertatap muka dengan Changbin untuk beberapa waktu ke depan, jadi ia memiliki harapan besar bahwa tetangganya itu sudah tak ada di dalam apartemennya. Orang waras mana yang akan menunggu seseorang menuntaskan hasrat, iya kan?
Dengan mengumpulkan keneranian Felix membuka pintu kamar mandi kemudian kepalanya melongok keluar untuk memastikan Changbin tak ada lagi disana. Matanya mengedar menatap setiap sudut ruang tengah yang begitu sepi. Bagus, Changbin sudah tak ada disana. Felix keluar dengan percaya diri namun baru beberapa langkah keluar dari kamar mandi, suara dari arah dapur membuatnya hampir menjerit kaget.
"Lama juga ya," ucap Changbin sembari mendekati Felix dengan secangkir kopi di tangannya.
Felix memalingkah wajah untuk menghindari tatapan Changbin. Wajahnya memanas dan jantungnya berdegup kencang sembari merutuk dalam hati. Tau begini lebih baik ia semalaman di dalam kamar mandi.
"Jangan malu, terkadang juga aku mengalaminya di situasi yang tidak seharusnya," ucap Changbin mencoba menenangkan Felix, namun ucapannya justru membuat Felix makin malu.
Felix berharap Changbin pura-pura lupa dan tidak membahas hal tersebut selama-lamanya, tapi kenapa malah dibahas?
"Makananmu sudah datang, makanlah dulu," ucap Changbin sembari merangkul Felix menuju ruang tengah.
Felix merinding dibuatnya. Hanya dengan Changbin merangkulnya saja ia jadi sensitif, jadilah ia buru-buru berjalan menuju ruang tengah hingga tangan Changbin tak lagi merangkulnya. Pemuda manis itu masih terus merutuk, mengumpat pada kurir makanan yang terlalu lama hingga ia jadi begini. Jika makanannya cepat datang ia tak akan ketiduran, tak akan mimpi basah, dan tak akan ereksi di depan Changbin. Sial, ia tak mau mengingatnya lagi.
Ketika sampai di ruang tengah, Felix menghentikan langkahnya. Tangannya meremat pelan celananya sebelum kemudian bicara dengan tubuh membelakangi Changbin.
"Changbin."
"Ya?"
"Bisakah kau lupakan kejadian tadi?"
Changbin tak menjawab. Pemuda itu mendekat, menarik pelan tangan Felix dan mendudukkan pemuda manis itu di sofa dimana ada makanan di hadapannya.
"Makan dulu."
"Bisakah kau menganggap kejadian tadi tidak pernah terjadi? Aku sangat malu," ucap Felix menunduk meratapi nasibnya.
"Dengan satu syarat."
Felix mengangkat wajahnya, menatap Changbin yang juga tengah menatapnya dengan seulas senyum tipis di bibirnya.
"Apa?"
"Pergi kencan denganku besok."
Felix tiba-tiba diam seperti sebuah ponsel yang kehabisan daya. Tubuhnya ada tapi pikirannya entah kemana. Kencan? Dengan Seo Changbin? Yang benar saja.
"Apa aku ketiduran di dalam kamar mandi?" Gumam Felix sembari mencubit tangannya sendiri.
"Ya Tuhan, rasanya sakit," lanjutnya kemudian. Meski begitu Felix masih diam dengan tatapan kosong membuat Changbin agak khawatir dibuatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/284685682-288-k258831.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 5 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : 2021, September 11th ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Sweetbearry10. Saya hanya mem...