Lock & Key VII

1.3K 207 47
                                    

Felix turun dari mobil dengan terburu kemudian lelaki manis itu berjalan cepat melewati tiga rumah sebelum sampai di rumahnya. Ia sengaja turun disana karena tak ingin menciptakan keributan jika ibunya tau dengan siapa ia pergi. Ia hanya tak mau melibatkan Changbin dalam permasalahannya meski lelaki itu sangat siap untuk melindunginya. Tidak, ini masalah rumah tangga yang mana merupakan tanggung jawabnya jadi ia sebagai lelaki harus mampu menyelesaikannya sendiri.

Changbin dengan gugup duduk di belakang kemudinya sembari memperhatikan Felix yang kini telah menghilang di balik pagar besi rumah lelaki manis itu. Dalam hati ia terus merapalkan doa agar kekasihnya baik-baik saja. Setelah menunggu beberapa menit Changbin kembali berkendara dan memarkirkan mobilnya di halaman rumah sebelum kemudian masuk untuk menunggu kabar dari Felix.

"Duduk sini," ucap ibu Felix sembari menepuk sofa di sampingnya.

Dengan tenang Felix duduk di samping ibunya sebelum kemudian ia dapat merasakan sebuah usapan di kepalanya. Usapan sayang yang dulu kerap ia rasakan semasa kecil, hanya dengan begini saja rasanya dada Felix sesak entah karena apa.

"Kenapa tidak mengatakannya pada ibu?" Tanya ibu Felix yang tak dimengerti apa maksudnya.

Felix memilih diam hingga sang ibu kembali angkat suara.

"Kau sudah yakin dengan keputusanmu?" Tanya wanita itu lagi, namun Felix masih diam tak bergeming karena takut salah mengartikan pertanyaan ibunya.

"Ibu tidak menyalahkan siapapun atas kejadian ini. Jika kalian sudah berani menikah itu berarti kalian sudah siap untuk bertanggung jawab atas hidup kalian sendiri, namun sebagai orangtua tentunya ibu ingin yang terbaik bagi kehidupan kalian."

Felix masih diam membiarkan ibunya menyelesaikan seluruh kalimat yang ingin diucapkan agar ia bisa tau kemana arah pembicaraan mereka.

"Nami mengatakan ini salahnya namun ibu yakin kau akan mengatakan sebaliknya. Bisa jadi kalian berdua salah, namun apa yang sebenarnya terjadi bukanlah kapasitas ibu untuk ikut campur."

Ibu Felix masih mengusap lembut kepala putranya kemudian wanita itu beralih menggenggam tangan Felix untuk memberikan kenyamanan.

"Tak perlu takut, ibu akan tetap menyayanginya selayaknya cucu ibu sendiri dan ibu tak akan mengatakan apapun pada ayahmu. Ibu masih berharap hubungan rumah tangga kalian bisa dipertahankan, namun ibu akan tetap menghargai segala keputusan akhir yang kalian buat. Jika memang nantinya kalian tetap berpisah, carilah sebuah alasan yang baik untuk kau jelaskan agar tidak menyakiti siapapun."

Sekarang Felix paham apa yang ibunya maksud. Sedikit perasaan lega ia rasakan karena ibunya belum mengetahui soal hubungan terlarangnya dengan Changbin. Itu artinya Nami tak lancang mengungkapkan orientasi seksual Felix yang sebenarnya kan?

"Keputusan kami sudah bulat bu," ucap Felix yang akhirnya membuka suara.

Ibu Felix hanya mengangguk kemudian wanita itu menatap lembut putranya yang kini sudah semakin dewasa.

"Nami sangat menjaga privasimu dengan hanya menceritakan permasalahan dari pihaknya. Jika ibu boleh bertanya, apakah ada sesuatu yang semakin memberatkan keputusanmu untuk berpisah?"

Felix punya sebuah alasan pasti, namun ia tak mau mengatakannya karena ia takut ibunya akan terluka. Ia tak ingin ibunya malu memiliki putra seperti dirinya. Memang cintanya tak salah, namun tidak semua orang memikirkan hal yang sama kan?

"Aku memiliki seseorang yang benar-benar aku cintai," ucap Felix dengan memberanikan diri.

"Apakah dia tampan?" Tanya ibu Felix membuat lelaki manis itu menoleh cepat dengan ekspresi terkejut yang terlihat jelas.

Three Words 5 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang