Another Life

1.3K 204 18
                                    


Changbin punya tetangga super rusuh. Anak SMA bau kencur yang suka berulah dengan mengobrak-abrik kamarnya hingga mirip kapal pecah. Ia sudah berusaha mengunci pintunya, tapi anak itu punya 1001 cara untuk bisa menyusup masuk kesana. Pernah sekali anak itu sampai memecahkan kaca jendela kamar Changbin demi memberikan sebungkus permen cokelat kesuakaan anak itu. Antik kan?

Namanya Felix, wajahnya mirip lah dengan wajah-wajah barbie yang beredar di pasaran. Seandainya Felix boneka sih Changbin dengan senang hati memajangnya, sayangnya Felix punya mulut yang bisa bicara dan tubuh yang bisa bergerak lincah seperti cacing kepanasan. Rusuh lah pokoknya.

Rusuh memang, tapi Changbin tak bisa memungkiri jika Felix itu kangen-able. Sehari saja tak terlihat membuat Changbin khawatir karena anak itu tipe orang yang tertutup dan tak mau menceritakan masalahnya pada siapapun. Kadang Changbin melihat Felix duduk sendirian di bawah pohon mangga yang terletak di halaman belakang rumah anak itu yang tersambung langsung ke halaman belakang rumah keluarga Changbin. Jika sudah begitu pasti Changbin akan mendekatinya dan seketika wajah anak itu berubah sumringah dan mulai menempeli Changbin kemanapun ia pergi.

Kali ini Felix juga mulai lagi dengan kerusuhannya. Ketika orang-orang sekeliling mengenakan pakaian serba hitam, anak manis itu justru mengenakan pakaian serba putih sesuai warna favoritnya. Warna suci katanya.

"Dia kelihatan sangat manis ya," ucap bunda Changbin yang duduk di samping pemuda itu.

"Manis bunda, tapi aku paling suka matanya. Aku ingin melihat binar di matanya," ucap Changbin dengan pelan.

Bunda Changbin memeluk putranya dan seketika tangis Changbin pecah karena merasa gagal melindungi sesosok malaikat Tuhan. Seandainya ia lebih peka, seandainya hari itu ia tak diam-diam pergi nongkrong bersama temannya hingga larut malam, maka ia bisa menemani Felix yang butuh pelukannya. Seandainya saja ia lebih gencar mencari tau penyebab Felix sering murung, maka ia tak akan kehilangannya. Tak akan kehilangan Felix yang nekat mengakhiri hidupnya untuk menyusul mamanya yang lebih dulu ada di surga.

Changbin kehilangan segalanya. Kehilangan tetangga rusuhnya. Kehilangan tawa Felix yang selalu terdengar ketika berhasil menjahilinya. Kehilangan ekspresi kesal yang muncul ketika ia mengabaikannya. Juga.. Kehilangan cintanya sebelum ia berhasil mengungkapnya.

Changbin melepas pelukan bundanya kemudian pemuda itu berjalan gontai menuju peti dimana Felix tertidur lelap di dalamnya. Sekali lagi ia menatap wajah manis itu sebelum kemudian ia berlutut sembari memejamkan matanya.

"Aku berjanji untuk selalu mencintaimu meski itu di kehidupanku selanjutnya," ucap Changbin dengan air mata yang tak berhenti mengalir di wajahnya.



















Seo Changbin dan Lee Felix
Sampai jumpa di kehidupan yang lebih indah di masa yang akan datang.





















Bonus karena tiba-tiba aku ada ide dan kebetulan udah lama nggak update oneshoot random. Nggak dini hari lagi, tapi pagi hari karena semalem wp aku sempet error. Selamat menjalani hari yang indah semuanya ❤❤

Three Words 5 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang