FS || 7

765 87 0
                                        

Hari ini setelah kelas berakhir mereka semua sedang berkumpul di rumah Mark, karena hanya rumah Mark yang selalu sepi dan nyaman untuk dijadikan tempat kumpul.

"Hari ini kenapa tiba-tiba banget lo ganti mobil dah?" tanya Jungwoo yang duduk tepat di belakang Jaehyun dan Johnny yang sedang bermain PS.

"Takut dicari sama Momo." Ucap Taeyong yang menjawab pertanyaan Jungwoo.

Yuta dan Doyoung tertawa.

"Lho ini alasan lo daritadi bersembunyi di perpus?" ujar Doyoung.

Mark hanya mengangguk.

"Perasaan kemarin masih santai aja ketemu sama Momo?" Taeil menatap Mark heran.

"Gara-gara di ancem sama Y/n." jelas Haechan.

"Diancem gimana?" Jaehyun yang sedang asik memaikan PS langsung menolehkan wajahnya menghadap Haechan.

Taeyong menyenggol pundak Mark.

Mark membuang nafas kasar. "Kalau gue sampe ketahuan mengkhianati dia, dia pastikan gue enggak akan ketemu sama dia lagi."

"Asli, serem banget!" ujar Johnny yang sudah tidak lagi focus pada gamenya.

Yuta menyetujui ucapan Johnny. "Sejak ada emansipasi wanita, kenapa wanita jadi berani-berani banget ya."

"Setujuh." Tambah Taeil.

"Apalagi pacarnya Jaehyun." Ujar Taeyong.

Jaehyun yang merasa pacarnya di notice langsung benar-benar menghadap Taeyong.

Semuanya tertawa kecuali Doyoung,Johnny dan Jungwoo.

"Yang kita kasih kejutan kan, terus malah di usir." Haechan berbicara masih dengan tawanya tersisa.

Mark menganggukan kepalanya sambil tertawa lebar. "Mana disiapinnya dari jam 10 malem."

"Ini gara-gara mereka bertiga." Jaehyun menatap Doyoung, Johnny dan Jungwoo.

Taeyong tertawa renyah. "Lagian lo minta saran sama mereka, mereka sendiri aja jomblo."

"Kampret lo!" Doyoung memukul Taeyong dengan bantal di lengannya.

Taeil memberhentikan tawanya. "Tapi gue salut sih sama ekspresinya pacarnya Jaehyun, bisa gitu dalam hitungan detik langsung berubah dan seakan-akan enggak terjadi apa-apa."

Semuanya mengangguk setujuh.

"Terus setelah itu Doyoung, Johnny dan Jungwoo selalu main ke fakultas sastra." Tambah Yuta dan itu membuat semuanya tertawa lagi.

"Bukan main." Sanggah Mark.

"Tapi minta maaf." Lanjut Haechan.

Dan inti membicaraan mereka jadi pecah kemana-mana.

***

Malamnya Mark berniat untuk mengajak Y/n untuk keluar. Dan terbukti sekarang mereka sedang berada di dalam mobil.

"Kamu kenapa?" Y/n menatap Mark heran, melihat kekasihnya ini terus tersenyum padanya saat Y/n baru saja masuk kedalam mobil.

Mark menggeleng. "Kenapa memang aku enggak boleh liat kekasihku sendiri seperti itu?"

Y/n mengedik ngerih. "Tatapan kamu bikin aku enggak nyaman." Jujurnya.

Mark tertawa lalu membawa tangan Y/n dalam genggamannya. "Aku seneng aja ternyata kamu ngertin aku."

"Ngertiin?"

"Iya." Mark mengangguk. "Tentang kemarin."

"Momo?" balas Y/n cepat.

Mark mengangguk. "Maaf ya, sayang!"

Y/n mengacak rambut Mark. "Enggak apa-apa, aku tahu kamu pasti merindukan sahabatmu itu."

Mark tersenyum, betapa beruntungnya dia bisa mendapatkan Y/n. Bahkan ia sangat-sangat mengerti keadaan Mark kemarin.

Sebagai menebus kesalahannya Mark mengajak Y/n untuk makan malam bersama, dia juga tidak pernah membawa Y/n makan malam yang benar-benar special. Jadi hari ini Mark mengajak Y/n makan disalah satu resto hotel..

Y/n benar-benar terkejut saat Mark membawanya makan malam di rooftop hotel ini pertama kalinya dia merasakan makan malam begitu indah dengan bintang yang bertebaran di langit dengan begitu menawan.

"Kamu suka?" Tanya Mark saat mereka sudah duduk di meja yang sudah di reservasi.

Y/n mengangguk dengan senyum manis. "Suka banget. Makasih ya!"

Mark tersenyum, dia senang kalau melihat Y/n senang seperti ini.

Setelah selesai makan malam mereka berdua menghabiskan waktu untuk mengobrol sambil melihat bintang-bintang yang begitu indah, Y/n sadar bahwa Mark benar-benar sangat tampan kalau berpakaian formal seperti ini. Seakan bahunya memang di buat untuk pantas memakai pakaian apa aja.

Beruntungnya pakaian Y/n tidak terlalu mengecewakan, masih ada di dalam semi formal. Jadi tidak merasa salah kostum banget.

"Mark." Panggil Y/n membuat pria itu menoleh.

"Iya."

"Itu di pipimu ada apa?" Y/n menatap lurus kearah pipi Mark.

Pria itu langsung membawa tangannya kearea pipi. "Dimana disini?" Ujarnya.

Y/n menggeleng. "Sini biar aku bantu aja."

Mark dengan senang hati menurunkan wajahnya agar Y/n bisa menyentuhnya tanpa harus berjinjit.

Cup.

Bibir Y/n tepat mendarat mulus di pipi Mark, membuat Mark kaget menatap Y/n. ia tahu wajahnya sudah merah tapi entah kenapa kakinya terasa seperti jelly.

"Baby!" Ujar Mark tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Melihat Mark salah tingkah seperti itu Y/n tertawa, tangannya mencoba menarik tangan Mark.

"Kenapa kamu salah tingkah gini?" ejek Y/n.

Karena merasa malu Mark menyembunyikan wajahnya pada bahu Y/n, memeluk wanita itu.

"Aku senang banget bisa kenal kamu." Bisik Mark.

Y/n mengangguk. "Aku juga."

"Aku enggak akan biarin kamu pergi Y/n." 

First Sight || Mark Lee NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang