FS || 53

623 59 4
                                    

Mark terbangun saat merasakan seseorang dalam pelukannya menghilang dan dia merasakan hampa, dia menyedarkan padangannya melihat keseliling lalu samar-samar dia dengar suara dari balik kamar mandi di dalam kamarnya, Mark membangun tubuhnya duduk di sisi tempat tidur tentu tubuhnya masih naked dia hanya menutupi area bawahnya dengan selimut.

Selama beberapa saat dia hanya menundukan kepalanya rasa kantuknya masih mendominasi dalam tubuhnya tapi dia tidak akan membiarkan tubuhnya hanya bersantai di tempat tidur terlalu lama. Sampai saat suara pintu kamar mandi terbuka Mark mendongkakan kepalanya dia melihat Y/n yang terlihat segar karena sehabis mandi, Mark tersenyum saat mata mereka bertemu.

“Mark, are you going?” ujar Y/n terkejut saat melihat Mark masih belum mengunakan pakaian atasnya. Di tambah lagi dia melihat ada beberapa tanda merah pada leher dan area tubuh Mark.

Mark terkekeh melihat respon istrinya itu, dia mulai berdiri dari duduknya membuat selimut yang ada di tubhnya itu tertinggal bersamaan dengan langkah kaki Mark yang mulai mendekat kearahnya.

“Mark, astaga!” dengan cepat Y/n menutup kedua matanya mengunakan telapak tangannya.

Tawa Mark semakin kencang, dia berdiri didepan Y/n mendekatkan wajahnya pada telinga istrinya itu. “jangan terlalu terkejut Sayang, kamu udah liat semuanya.” Ujar Mark berbisik. “Dan aku sudah bekas yang kamu tinggalkan.”

Merasakan tidak ada respon apapun dari istrinya ini, membuat Mark memeluk tubuh itu. Menghirup aroma sabun yang Y/n gunakan dari pundaknya.

Awalnya hanya mencium pundak istrinya itu, tapi lama kelamaan Mark mulai bergerak ingin melepaskan lilitan handuk yang melingkar pada tubuh perempuan itu, tapi dengan cepat Mark memundukan langkahnya menahan lengan Mark.

“Quickly go to the bathroom!” ujar Y/n dengan kesal mendorong lengan Mark untuk masuk kedalam kamar mandi.

Mark hanya tersenyum, tapi langkahnya berkali-kali mundur karena dorongan pelan dari Y/n, saat sampai di pembatas pintu kamar mandi. Mark menahan lengan Y/n, “gimana kalau kamu mandi lagi.” Ucapnya tanpa rasa bersalah.

Y/n menarik lengannya membalikan badan tidak memperdulikan ucapan Mark, wajahnya terasa panas terlebih lagi dia masih mengingat jelas yang mereka lakukan tadi pagi.

Setelah sudah memakai pakaiannya Y/n keluar dari kamar dan menuju pantry karena singatnya kemarin Mark membelikan beberapa bahan sayuran yang ia beli.

Y/n sempat melirik jam yang mengantung diruang tamu dan sekarang sudah menunjukan pukul tiga sore, saat bangun tidur tadi dia merasakan lapar karena belum makan apapun dari kemarin malam.

Melihat bahan yang tersedia di meja pantry Y/n memutuskan untuk memasak sayur sop dan ayam goreng.

Dia mulai mengikat rambutnya tinggi-tinggi dan mulai memotong sayuran untuk dimasukan kedalam sop, setelah selesai memotong sayuran Y/n mengalihkan dengan merebus ayam dengan bumbu kuning sebelum di goreng nanti,

Selama tiga puluh menit berlalu ayam sudah selesai di goreng dan Y/n hanya sedang menunggu sayur sopnya matang. Lalu tiba-tiba ada sebuah tangan yang melingar di pingangnya membuat Y/n sempat terkejut.

“Aku lagi masak Mark.” Ujar Y/n menepuk-nepuk punggung tangan Mark yang ada di atas perutnya.

“Aku cuman mau peluk.”

Y/n memejamkan matanya, sejak tadi Mark terus menggodanya jadi dia hanya membalik tubuhnya menatap kedua mata Mark, menjijitkan kedua kakinya lalu mencium bibir Mark sekilas. “Tunggu disana sebentar lagi selesai.” Ujar Y/n.

“Kalau aku nurut bisa dapat lebih nggak?”

“Mesum.” Gumam Y/n. Mendengar hal itu Mark hanya terkekeh mengecup puncuk kepala istrinya itu lalu melangkahkan kakinya menuju meja makan.

Dari balik meja makan dia melihat Y/n masih sibuk dengan kegiatannya, lalu. "I'm so sorry." Gumamnya.

Tanpa berbalik Y/n menjawab. "Why?"

"Yesterday, made you very upset. I'm sorry."

"Forget it, I don't want to talk about it."

Mark hanya bergumam sebagai jawab setelah itu tidak ada obrolan diantara mereka, sampai

Saat mendengar suara kompor dimatikan Mark mulai berjalan kembali masuk kedalam pontry dan mulai mangambil alih panci yang berisi sup itu kemudian diletakan di meja bar, dia tahu bahwa dirinya sangat tidak bisa bersahabat dengan semua alat masak jadi untuk membantu Y/n dia hanya akan menggunakan tenaganya.

Mereka berdua menikmati makanan mereka setelah melewati sarapan dan makan siang, sesekali mengobrol sampai makanan mereka sudah selesai. Mark mengambil alih untuk mencuci piring bekas sisa makan meraka walaupun tadi sempat berdebat dengan istrinya tapi Mark tetap memaksa.

Jadi disinilah sekarang Y/n duduk di depan meja bar sambil memperhatikan Mark membersihkan piring, semakin di dilhat lebih dalam apapun yang di lakukan Mark selalu terlihat menarik buktinya Y/n masih sangat betah hanya menatap kegiatan Mark yang seperti itu.

Tanoa sadar dia mulai mengigit bibirnya mengingat jari-jari itu masuk kedalam miliknya, tubuh Mark yang bersih tanpa ada tatto apapun membuatnya masih terlihar sexy.

Y/n tersadar saat sebuah percikan air mengenai wajahnya, “Hayo, kamu mikirin apa?” ujar Mark yang ternyata sudah selesai membersihkan semua piring dan alat masaknya tadi.

Y/n menegakan tubuhnya lalu menggeleng. “Engga,” jawabnya dan senyum canggung pada lelaki didepannya ini.

“Kamu mau lagi?”Mark menaikan sebelas alisnya.

Sedangkan Y/n menyergitkan dahinya. “Mau apa?”

“Yang tadi pagi.” Mark memutari meja makan dan sekarang berdiri tepat disamping Y/n,

Mendengar jawaban seperti itu Y/n hanya diam, dia tahu sekarang dia sedang tertangkap basa karena menahan malu, jadi sebelum Mark melihat wajahnya yang sudah memerah Y/n berdiri dari kursi lalu berlari menuju kamar.

Mark tersenyum geli dia suka menggoda Y/n seperti ini, dan sebelum pintu kamar tertutup Mark menahan kakinya pada pintu itu.

“Aku mau tidur.” Ujar Y/n menarik selimut yang sudah menutupi tubuh.

“Ini masih baru jam 5 Sayang.” Mark menggelengkan kepalanya melihat gemas istrinya ini.

“Memang kenapa kalau jam 5.” Suara Y/n terdengar kecil karena dia menutupi wajahnya dengan selimut.

Mark tidak menjawab dia ikut naik masuk kedalam selimut dan memeluk tubuh Y/n, “Gemes banget kalau lagi salting gini.” Dia mengeratkan pelukannya lalu mencium puncak kepala Y/n.

Y/n menaruh lengannya di perut Mark, menunjukan jarinya dan mulai membuat gerakan abstrak.

“Mark.”

“Hm.”

“Kamu tinggal disini sejak kapan?”

“Dari kecil, kenapa?”

“Kamu bilang Momo itu sahabat kamu dari kecil rumah kalian dekatan kan pasti?”

Mark hanya bergumam sebagai jawaban, kenapa saat sedang seperti ini Y/n menyebut nama itu.

“Dia masih disini?”

“Kamu serius mau denger kabarnya?”

“Kamu tahu?”

“Aku cuman denger dari Papa sih.” Mark menarik Y/n untuk bersandar pada dada bidangnya. “Mereka dan sekeluarga udah engga tinggal disini lagi, itu yang aku dengar dari Papa.”

Y/n mendongakan kepalanya menatap Mark yang masih terus memainkan rambutnya. “Kemana?”

Mark menggelengkan kepalanya. “Engga tahu. Aku juga engga mau cari tahu.” Gumamnya, tangannya yang tadi dibelakang kepala Y/n kini beralih pada pinggang ramping itu menarik tubuh itu keatas untuk mensejajarkan wajahnya setelah sejajar Mark mulai melumat bibr Y/n.

First Sight || Mark Lee NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang