FS || 77

643 64 18
                                    

Beberapa hari kebelakang ini kondisi Y/n makin lebih parah, dia bahkan sudah jarang memasukan asupan makanan kedalam mulutnya. Rasa mual yang dialaminya semakin-semakin membuat kondisi tubuh Y/n tidak bisa menerima asupan makanan. Tentu hal tersebut membuat Mark pusing bukan main, selain dia kasihan pada Y/n dia juga mengalami rasa ke khawatiran yang sangat tinggi.

Seingat Mark makanan terbanyak yang Y/n makan adalah minggu lalu saat mereka makan siang bersama di kantor Mark dan setelah hari itu Y/n hanya memakan buah-buah saja dan sekarang buah pun Y/n menolak.

Mark memiringkan tubuhnya menatap kearah Y/n yang sedang tertidur, wajah pucat dan tubuh yang kehilangan bobot bebannya berkurang. Tentu Mark tidak tega melihat itu terlebih lagi setiap terbangun Y/n akan berlari menuju kamar mandi untuk mengeluarkan sesuatu yang ada didalam tubuhnya yang sebenarnya sudah tidak ada apapun itu.

Obat pereda mual pun tidak memberikan efek apapun pada Y/n.

Mark terus membelai wajah Y/n yang masih tertidur lelap, ini sudah sekitar jam 7 pagi dan sebentar lagi Mark harus segara siap-siap menuju kantor karena ada meeting penting yang dia akan datangi.

Mark membenarkan posisi selimut Y/n dan turun dari tempat tidur, dia berjalan keluar kamar. Sejak Y/n mengalami mual parah Mark memutuskan untuk tidur dikamar tamu saja, selain itu juga menghindari Y/n untuk naik turun tangga.

Dengan pelan Mark menaiki anak tangga sampai didepan kamarnya, Mark berjalan menuju kamar mandi dan mulai bersiap-siap. Setengah jam kemudia Mark kembali turun kelantai bawah dengan membawa keperluan Y/n.

"Udah dateng Budeh?" sapa Mark saat melihat wanita paruhbaya itu melintas didepannya.

Budehnya yang awalnya tidak tahu keberadaan Mark memekik kaget. "Iya, Mas." Jawabanya.

Mark mengangguk, kemudian berjalan menuju kamar tamu yang masih berisi dengan Y/n yang masih terlelap. Dia akan berangkat sebentar lagi tapi Y/n belum kunjung terbangun juga, mungkin efek kelelahan semalam karena harus berusaha mengeluarkan semua yang ada didalam perutnya.

Mark mengecup dahi Y/n lama, lalu mengusap pipi itu sebelum benar-benar pergi ke kantor. Dia berjalan mematikan sebagian lampu agar Y/n nyaman dengan tidurnya.

"Budeh." Panggil Mark saat dirinya sudah berdiri di area pantry,

Budeh muncul dari balik tempat laudry, "Iya Mas."

"Saya harus ke kantor sekarang, tolong titip Y/n." Ujar Mark. "Sekarang masih tidur kok, nanti kalau Budeh denger suara Y/n Budeh tolong datangin ya, takutnya butuh apa-apa." Jelas Mark.

Budeh mengangguk. "Masih mual-mual terus emang Mas?"

"Masih Budeh," jawab Mark. "Yaudah saya berangkat dulu ya." Mark melangkahkan kakinya meninggalkan pantry sebelum berjalan menuju garasi Mark sempat melihat kearah kamar tamu terlebih dahulu.

***

Budeh membawa semua baju yang sudah kering kedepan ruang tamu rumah Mark, dia akan melanjutkan pekerjaannya untuk membalikan pakaian di ruang tamu saja sambil menunggu Y/n terbangun karena kalo dari tempat laundry tidak terlalu jelas kalau Y/n sudah bangun atau belum.

Dengan kedua tangannya Budeh mulai membalikan baju satu persatu sebelum akhirnya dia setrika nanti, keadaan rumah sangat hening jadi saat ada suara langkah kaki Budeh langsung menoleh kearah kamar tamu.

Budeh menaruh pakaian kedalam keranjang, lalu berjalan menuju depan kamar tamu.

"Mbak." Panggil Budeh dari depan pintu dengan mengetuk pintu. Tidak ada jawaban dari Y/n, Budeh membuka pintu dan terus berjalan pelan menuju kamar mandi.

First Sight || Mark Lee NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang