Setelah menghabiskan makan malam ditemani oleh istri tercinta, Mark langsung bergegas naik ketempat tidur dan memeluk Y/n. Tidak ada obrolan apapun setelahnya Y/n juga tidak membahas apa yang dia lihat di ponsel Mark dan lagi pula Mark juga setelah makan langsung besiap untuk tidur tidak mengecek ponselnya kembali.
Ketika matahari sudah naik diatas kepala Mark baru terbangun dari tidurnya dan dia meraba sisi tempat tidurnya tapi seseorang yang dicari tentu sudah tidak ada di sisinya. Mark menyepitkan matanya setelah beberapa menit kemudian mulai membangunkan tubuhnya dan bersandar pada sandaran tempat tidur hal yang pertama tentu sudah dia lakukan yaitu mencari Y/n dan sepertinya Mark tahu bahwa istrinya itu sudah lebih bangun dari dirinya maka hal selanjutnya adalah Mark mengambil ponselnya.
Seingatnya semalam ponselnya hampir kehabisa baterai jadi sengaja dia mengisi daya dan pergi untuk makan dan setelah itu tidak kembali mengecek ponselnya kembali, tapi saat melihat satu notifikasi dari beberapa notifikasi lainnya mata Mark tertuju pada nomor yang sepertinya sangat tidak asing untuknya, dia menarik notifikasi itu pelan dan muncul sebuah teks pesan yang ada didalamnya.
Setelah membaca pesan tersebut seketika tubuh Mark tegap luar biasa seperti semua saraf yang ada di dalam tubuhnya siap melakukan semua aktifitas. Gerakan tubuh Mark loncat dari tempat tidur dan bergegas meninggalkan kamarnya.
Mark berjalan menuju ruang tamu keadaan rumah sangat hening, dia bahkan tidak mendengar suara dari TV yang biasanya selalu di nonton oleh Mamanya. Kemudian langkah kakinya melangkah menuju taman belakang rumahnya dan masih sama hening tidak menemukan tanda-tanda adanya manusia selain dirinya.
"Anjir! anjir! anjir!" makinya entah untuk siapa tapi sepertinya untuk dirinya sendiri. Dia tahu betul siapa yang mengirimkannya pesan dan sepertinya sama seperti apa yang dia lihat tadi malam.
Mark kembali masuk kedalam rumah dengan tangan yang sibuk pada benda pipih tersebut dan setelah itu dia menempelkan ponselnya kearah telinga. Satu kali dua kali sampai ketiga kali panggilannya dialihkan begitu saja, sudah bisa ditebak wajah Mark seperti apa sekarang.
Langkah kakinya yang besar kembali masuk kedalam kamar dan mengambil kunci mobil yang selama dia letakan diatas rak samping pintu setelah mendapatkan apa yang dia cari Mark kembali berjalan bergegas keluar pintu.
Dipikirannya saat ini.
Istrinya pasti bava pesan yang dikirimkan Momo dan tadi saat bangun tidur dia tidak menemukan Y/n disisinya terlebih lagi rumah terlihat sangat-sangat kosong.
Mark baru saja ingin masuk kedalam mobilnya tapi ada suara yang menghentikam pergerakannya.
"Kamu mau kemana?" Mendengar hal tersebut Mark langsung menolehkan kepalanya kesumber suara.
Disana dia melihat ada Y/n istirnya, Chenle dan Jisung.
Bukannya menjawab Mark langsung berjalan memeluk Y/n membuat si pemilik tubuh terkejut.
"Kenapa?" Y/n terlebih dahulu melepaskan pelukannya dan menatap wajah Mark yang penuh dengan kekhawatiran.
Mark memejamkan matanya sesaat. "Kalian abis darimana?"
"Abis cari sarapan sambil jalan sehat." Ujar Jisung yang menjawab pertanyaan Mark. Chenle hanya menunjukan kantong belanja yang mereka beli.
Sumpah, Mark pikir Y/n pergi meninggalkan dirinya lagi.
Setelah mendengar itu Mark langsung mengandeng tangan Y/n untuk masuk kedalam rumah meninggalkan Jisung dan Chenle menatap bingung tapi kedua remaja itu hanya menaikam kedua bahunya lalu ikut berjalan masuk kedalam rumah.
Mark membawa Y/n berjalan menuju taman lalu menatap Y/n dengan dalam sebelum dia akan bercerita tentang semalam, setelah kehilangan Y/n tentu Mark akan sangat hati-hati mengenai apapun tentang dirinya dan masa lalunya itu.
Sementara Y/n yang sudah tahu apa yang akan Mark bicarakan hanya mengusap punggung tangan suaminya itu.
"Aku udah tau." Ujar Y/n membuat Mark membesarkan kedua matanya dengan sempurna kemudian disusul dengan ekpresi ketakutan.
Y/n hanya menepuk-nepuk pelan lengan Mark. "Aku tau semalam kamu ketemu siapa." ujar Y/n lebih jelas.
"Sumpah aku ngga tau kalau dia ada disana." Balas Mark mencoba menjelaskan.
Y/n hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum. "Aku udah tau. Tadi Chenle cerita konsernya seru tapi kamu ngga nonton sampai habis." Ujar Y/n. "Dan semalam saat engga sengaja notifikasi pesan di ponsel kamu, aku tahu kenapa kamu engga menyelesaikan pertunjukan sampai habis."
"Pas liat dia, aku langsung pergi keluar venue Sayang." Jelas Mark.
Y/n hanya menganggukan kepalanya, mengerti.
"Sumpah aku engga akan menggulangi kesalahan yang sama." Ujar Mark memegang lengan Y/n. "Aku takut banget waktu bangun dan liat notifikasi di ponselku lalu engga ada kamu setelahnya. Rasanya seperti dejavu."
Y/n menarik tubuh Mark untuk berada didalam dekapannya, menenangkan suaminya itu. Tentu hal seperti atau apapun yang membuat Mark ketakutan akan dirinya akan terus begitu dan tidak akan hilang.
"Yaudah yuk, sarapan." Y/n melepaskan pelukannya dan mengajak suaminya itu untuk masuk kembali ke dalam rumah.
***
Siang ini mereka berdua hanya bersantai di dalam rumah tidak ada kegiatan apapun setelah melakukan kontrol kerumah sakit, Mark dan Y/n hanya tinggal menunggu kelahiran anak mereka berdua.
Seperti sekarang Mark sedang membuka laptop dan mengecek beberapa pekerjaan yang beberapa hari kemarin belum sempat ia sentuh sama sekali, sedangkan Y/n sedang asik membaca buku diatas tempat tidur.
Keadaan rumah sangat hening mungkin Chenle dan Jisung sedang melakukan aktifitas siang mereka yaitu tidur, lalu kedua orang tua Mark sedang pergi dengan rekan bisnis mereka.
"Kamu haus ngga?" Mark menolehkan kepalanya kearah Y/n yang kini masih bersandar pada headboard tempat tidur.
"Kamu mau ke dapur?" Y/n bertanya balik.
"Iya Sayang."
Y/n menutup bukunya menoleh kearah Mark. "Boleh tolong sekalian potongin apel ngga?"
Mark berjalan kearah Y/n dan mencium kening istrinya itu. "Tentu, aku ambilin ya."
"Bisa kan kamu?" Tanya Y/n.
Mark memasang wajah masam. "Aku emang engga bisa masak, bukan berarti buat urusan kaya gini aku ngga bisa ya." Ujarnya dengan nada kesal.
Sontak mendengar kalimat itu Y/n tertawa sambil melihat ekpresi Mark.
"Aku kan cuman tanya." ujarnya.
"Kamu bisa mengandalkan aku dalam hal apapun kecuali memasak."
"Oke baik Papi Mark." Y/n berucap sambil mengacungkan jempol.
Mark hanya tersenyum malu setelah itu pergi keluar kamar.
•••
Met hari sabtuuu,
Sori lama dan mungkin engga sebagus part-part sebelumnyaaa. Tapi karena udah lama bgt ngga update jadi aku update seadanya aja yaaa, sori;((((Hayo disini yg nonton SM Town siapaaa?
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight || Mark Lee NCT
Hayran KurguKisah tentang Mark Lee yang sudah empat tahun menyukai (Yourname), hanya dengan senyum manis perempuan itu mampu membuat hatinya kembali merasakan cinta. Akankah Mark dan (Yourname) bersama?