FS || 79

566 60 13
                                    

Kehamilan Y/n sudah jalan memasuki bulan ke enam, yang mana satu bulan lagi mereka berdua akan terbang ke New York dan akan mempersiapkan persalihan Y/n disana. Jadi satu bulan ini Y/n harus benar-benar sehat agar di perbolehkan terbang jauh.

Morning sickness yang di deritanya juga sudah tidak terlalu parah seperti awal-awal kehamilan, sekarang Y/n sudah lebih segar dari terakhir dia masuk rumah sakit dan Mark juga akhir-akhir ini tidak perlu khawatir yang berlebihan, tapi setelah morning sicknessnya berkurang hal yang Mark rasakan akhir-akhir ini adalah menuruti semua kemauan yang Y/n ingin makan dan itu kadang yang membuat sedikit kewalahan dengan permintaan yang aneh.

Seperti saat ini Mark harus mencari pangsit rebus di malam hari, entah restoran mana yang masih buka di jam sebelas malam ini.

"Gimana enak, ngga?" Mark duduk di meja makan tepat Y/n duduk di hadapannya dengan semangkok pangsit rebus di hadapannya. Setelah menghabiskan waktu hampir sepuluh menit berselancar di ponselnya mencari resto yang masih buka dan menjual pangsit rebus.

Y/n hanya menganggukan kepalanya, "lumayan." Responnya.

"Emang kamu pernah makan yang lebih enak?" Tanya Mark setelah menyicipi satu pangsit yang dia beli.

"Pernah, pangsit buatan ibunya Dino." Ucap Y/n.

"Dino karyawan aku?" Tanya Mark heran, Y/n mengangguk sebagai jawaban. "Kok bisa?" Tanyanya.

Y/n menenggak setengah air di dalam gelas, "Waktu kamu meeting, aku kan pernah diajak makan siang bareng, sama Bella juga. Terus Dino bawa pangsit gitu, aku disuruh cobain deh dan rasanya enak dari yang pernah aku makan."

Mark hanya menganggukan kepalanya, "ini kamu udah selesai?" Tanyanya saat Y/n tidak melanjutkan lagi makannya.

Y/n menatap Mark, lalu bergumam. "Sori." Ujarnya merasa tidak enak karena tidak di habiskan.

"Engga apa-apa, Sayang." Jawabnya menarik mangkok itu dari hadapan Y/n membawanya ke wastafel.

Mark kembali lagi ke meja makan dengan susu hamil di tangannya, memberikannya ke Y/n untuk meminumnya. "Habis ini langsung tidur kan?"

"Mau nonton dulu boleh, ngga?"

Mark melihat kearah ponselnya untuk melihat jam, "kamu emang mau nonton apa?"

Y/n memutar bola matanya. "Belum tau sih, mau liat-liat dulu."

Mendengar itu Mark menganggukan kepalanya, "okey, kita nonton dulu." Ujarnya, kemudian menuntun Y/n untuk berjalan keruang nonton.

Mark sudah mengantar Y/n keruang nonton tapi dia harus kembali lagi ke meja makan karena ponselnya yang tadi lupa di bawa, saat sudah mendapatkan ponselnya Mark kembali melangkah ke ruang nonton tapi langkahnya terhenti dia memainkan ponselnya seperti sedang mencari kontak seseorang lalu menaruh ponsel di telinganya seperti sedang menghubungi seseorang.

"Halo malam Pak." Saat mendengar sapaan dari seseorang di sebrang sana langkah Mark mulai menjauh dari ruang nonton dan berjalan menuju halaman belakang.

"Halo, malam Dino. Sori malam-malam gini telpon kamu."

"Iya pak, engga apa-apa. Ada yang bisa saya bantu pak?"

Mark melirik kearah belakang terlebih dahulu sebelum memulai percakapannya. "Gini, saya dengar kamu dan Bella pernah lunch bareng sama istri saya?"

"Iya pak, benar. Ada apa ya pak?"

Mark sedikit ragu ingin melanjutkan ucapanya tapi rasa sayangnya pada Y/n lebih besar jadi dia ingin memberikan apapun yang Y/n mau. "Istri saya kebetulan bilang pernah lunch kalian berdua dan sempat cobain pangsit rebus masakan ibu kamu. Kebetulan hari ini istri saya ngidam pangsit rebus. Saya mau tanya apakah saya bisa beli makanan tersebut melalui restoran ibu kamu?"

First Sight || Mark Lee NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang