FS || 44

511 60 3
                                    

Saat suara musik terus bergema didalam satu ruangan, suara manusia saling bersorak menyorak, tempat yang tadi dia pijaki terasa ricuh dan padat lalu berisik ketika berputar menjadi hening semua suara itu seketika tidak masuk kedalam gendang telinga Y/n lalu dia menatap seseorang yang ada didepannya ini masih dengan senyum manis yang dulu selalu dia dambakan.

"Long time no see, honey." Lalu gelengan bergerak, "Oh—no hai Y/n."

Y/n memundurkan langlahnya saat gelengan kepalanya menatap pria didepannya ini tidak percaya, kakinya terasa seperti jelly jika dia tidak bertopang dengan didning di sebelahnya mungkin detik itu juga dia akan jatuh bersama semua perjalanan yang dia bawa selama ini.

"Aku enggak expect bakal ketemu kamu ditempat ini, padahal terakhir aku liat kamu di supermarket."

Seketika memori yang pernah dia alami terulang kembali, kejadian di supermarket saat dia menemukan surat kaleng di mobilnya lalu suara yang sama yang ia dengar ketika dibandara dengan surat kaleng itu dan mungkin terakhir bunga yang dia terima juga sama dari seseorang yang didepannya ini.

Seperti tahu apa yang ada dipikiran Y/n, pria di depannya ini kembali berucap. "Iya aku yang berbicara saat itu di bandara, aku juga yang taruh surat itu di mobil kamu dan aku juga yang kirim bunga kekantor kamu, gimana kamu suka kan?" alis itu terangkat saat selesai dengan perkataanya.

Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau suatu saat bertemu dengan orang ini dihadapannya lagi dia tidak akan membuang air matanya, terlebih lagi dengan apa yag pernah mereka lalui bersama.

Y/n menahan air matanya, walaupun dia tahu matanya saat ini sudah berkaca-kaca, Y/n membuang pandangan itu lalu menarik nafas dalam. "Kenapa datang lagi, kenapa kamu lakuin ini lagi?" vocal suaranya sedikit bergetar dan dia benci hal itu.

"Aku kangen sama kamu,"

Y/n menggelengkan kepalanya. "Setelah kamu tinggalin aku gitu aja dan sekarang kamu bilang kangen ke aku?"

Pria ini mencoba mendekati Y/n tapi dengan cepat Y/n memundurkan langkahnya. "Aku tahu, aku salah. Aku tahu kamu pasti akan marah. Tapi semua itu bukan kemauan aku juga."

"Y/n yang kamu maksud, Y/n yang mungkin kamu cintai dulu sudah mati, sudah enggak ada lagi Y/n seperti itu. Jadi aku mohon sama kamu untuk enggak menampak diri kamu lagi didepan aku."

Pria itu menggelengkan kepala, ekpresi wajahnya terlihat bingung. Lalu, "Dengan datangnya aku kesini, aku mau minta maaf sama kamu dan jelasin semuanyamungkin setelah itu kita bisa memperbaiki yang rusak dulu."

Y/n menggelengkan kepalanya, diam beberapa saat lalu. "Sayang." suara panggilan itu membuant Y/n menoleh bersamaan dengan langkah kaki yang mendekat. Dan saat suara itu memanggilnya suasana  menjadi kembali seperti sedia kala. Berisik dan padat.

"Siapa?" Mark bertanya saat sudah berada di depan Y/n dan menemukan pria lain didepan kekasihnya ini.

"Dave, gue Dave." Pria bernama Dave itu mengulurkan tangannya pada Mark membuat Mark memperhatikan sekilah lalu menjabat tangan itu. "Mark."

"Gue temen sekolah Y/n dulu saat junior school."

Ucapan itu membuat Mark mengangguk, lalu tersenyum. "Kami duluan." Ujar Mark. Lalu menggandeng tangan Y/n menjauh saat pria dihadapannya ini mengangguk.

Mark membawa Y/n menaiki lantai atas setelah melakukan scan undangan, suara dilantai atas lebih kondusif tidak terlalu ramai seperti dibawah tapi Mark dan Y/n masih harus berjalan beberapa langkah lagi untuk sampai ditepat Jaehyun.

Lengannya tentu terus mengapit pinggang Y/n, walaupun disini tidak terlalu ramai dia mash terus hati-hati untuk menjaga kekasihnya ini.

Tapi tiba saja langkah Y/n berhenti membuat langkah Mark juga ikut berhenti. Mark mendapat kekasihnya bingung.

First Sight || Mark Lee NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang