FS || 33

566 61 0
                                    

Setelah keberadaan sinar matahari di gantikan oleh sinar bulan keadaan di jalan raya tidak sepadat saat matahari bersinar, mobil yang ditumpangi Y/n dan Jisung berjalan begitu lancar untuk sampai ke kediaman Mark.

Sekarang waktu menunjukan jam Sembilan kurang kemungkinan jam Sembilan dia sampai di tempat Mark.

Jisung hanya menurut ketika Y/n mengajaknya untuk mengantar Mark ke bandara tidak ada bantahan dari anak yang sudah memasuki SMA tersebut, Jisung hanya focus pada ponsel ditangannya yang sedang dia gunakan untuk memainkan game online.

Mobil yang di kendari Y/n sudah berhenti di depan rumah tingkat dua yang bisa di perkirakan jarak dari gerbang sampai pintu utama lumayan cukup jauh, karena dia tahu dia dalam sana terdapat taman dan halaman yang luas untuk mobil parkir, ini belum termasuk garasi di dalam rumah itu. Ini hanya halaman yang disediakan untuk para tamu datang ketika ada acara di dalam rumah tersebut.

"Aku udah didepan." Ucap Y/n menempelkan ponselnya ke telingga, hanya kalimat itu yang dia ucapkan karena setelahnya Y/n kembali menaruh ponselnya kembali.

Sementara Jisung yang mendengar hal tersebut langsung memindahkan posisi tubuhnya ke kursi belakang tanpa banyak kata.

Benar saja lima menit kemudian, pintu besi single terbuka. Muncul Mark dengan satu koper kecil di tangannya.

Seperti yang Y/n katakana tadi bahwa malam ini dia akan mentread Mark layakanya Mark mentread dirinya, jadi dia yang menyetir malam ini walaupun tadi sempat terjadi berdebatan kecil. Tapi akhirnya Mark menurut dan duduk disamping kursi mengemudi, sesekali dia mengajak Jisung berbicara selama perjalanan.

Jalanan menuju bandara benar-benar lenggang, jadi mereka bertiga sampai dengan cepat di bandara.

"Aku nunggu di starbucks ya ka." Pamit Jisung berjalan meninggalkan dua pasangan itu.

Y/n dan Mark sudah berdiri didepan pintu masuk, hanya tinggal menunggu Mark saja melepaskan pelukannya.

"Jangan lupa makan, jangan pulang terlalu malam, jangan kecapean, jangan sampai sakit, kalau bawa mobil hati-hati." Ucap Mark yang sudah Y/n dengar dari sore saat dia ingin mengatar pria itu.

Y/n tersenyum memegang kedua pipi Mark. "Kamu udah ngomong kaya gitu daritadi."

"Aku berat banget," balas Mark tangannya masih tetap di pinggang Y/n. "Aku enggak usah kesana kali ya."

"Enggak," Y/n menggelengkan kepalanya tidak setujuh. "Itu kerjaan kamu kan, harus tetap profesional."

"Aku enggak tahu selesai kapan Sayang."

"Kamu hanya perlu focus aja disana, setelah itu semuanya akan berjalan lancar dan kamu bisa pulang cepat."

"Kalau aku kangen gimana?"

Mendengar pertanyaan itu membuat Y/n terkekeh, mereka bahkan pernah LDR lebih dari ini kan waktu Y/n masih menempuh pendidikannya di Bandung. Dan Mark setiap hari selalu menelponnya. "Telpon aja atau video call. Jangan di bawa ribet deh Mark."

"...hmm." Mark kembali membawa Y/n dalam pelukannya, seperti tidak rela meninggalkan kekasihnya ini. Padahal mereka hampir setiap hari menghabiskan waktu berdua, apa Mark tidak merasa bosan.

Y/n menjauhkan tubuhnya dari pelukan Mark, alhasil pelukan itu terlepas. "Udah siap pesawat kamu tuh, masuk gih." Suruh Y/n.

Mark menatap Y/n dan menggelengkan kepalanya. "Enggak mau."

"Mark!" nada suara Y/n lebih di tegaskan. "Nanti kalau pulang kabarin, aku bakal jemput kamu lagi." Itu iming-iming untuk Mark agar masuk kedalam.

"Bener ya?"

First Sight || Mark Lee NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang