FS || 43

489 59 0
                                    

Mesin mobil sudah di matikan beberapa menit lalu tapi pemilik mobil masih setia duduk di kursi pengemudi, matanya melirik kearah kaca tengah dan penampakan yang dia lihat adalah bucket bunga yang tadi di letakan oleh Y/n disana dan dibiarkan ditinggalkan begitu saja saat ia tiba dirumahnya tadi.

Mark membalikan tubuhnya lalu tangannya terulur kebelakang untuk mengambil bucket bunga itu, dia memperhatikan setiap detail pada bunga itu tidak menemukan nama pengirim disana di tambah tidak ada brand dalam bunga itu, membuat Mark berpikir siapa yang berani mengirim bunga ini pada calon isterinya.

Selama beberapa saat dia hanya menghabiskan waktu untuk pertempur pada pikirannya sendiri, baru kemarin dia merasa persiapan pernikahan ini berjalan dengan lancar tapi hari ini seperti ucapanya itu membuatnya menjadi malapetaka sendiri saat dia melihat Y/n berjalan dengan terburu mendekat mobilnya dengan setengah memeluk bunga itu dan senyuman manis itu membuat Mark menjadi berpikir panjang malam ini.

Mark berjalan lugai memasuk rumahnya yang masih sangat gelap hanya ada lampu diatas meja bar yang dibiarkan menyalah, dia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya dengan lengan yang mencengkram bunga itu. Dia masih berpikir gimana caranya melacak pengirim ini saat semua petunjuk saja sengaja di hilangkan.

***

Y/n mengeringkan rambutnya dengan handuk yang dia pegang ingatan saat di lobi tadi terjadi terulang saat Y/n menerima bunga itu yang dia pikir dari Mark tapi setelah tahu bukan lelaki itu yang memberikannya membuat Y/n tidak enak hati pada kekasihnya itu.

Y/n mencari ponselnya yang tadi sengaja dia lemparkan asal saat ingin membersihkan badan, lalu ponsel yang dia cari terselip dengan bantal yang di tempat tidurnya. Saat mengecek ponselnya tidak ada notifikasi dari nomor Mark membuat Y/n dengan cepat mencari nomor itu dan menelponnya.

Panggilan pertama diabaikan begitu saja, lalu Y/n kembali menghubungi kekasihnya itu. Saat suara deringan ke tiga ponsel baru tersambung.

"Udah sampe rumah?" ujar Y/n tidak ada sapaan terlebih dahulu.

"Hm, kenapa belum tidur?"

Y/n membuang nafas pelan saat tahu respon Mark seperti ini, dia tahu bahwa sekarang keadaan lelaki itu sedang tidak baik-baik saja. "kamu masih mikirin bunga itu dari siapa?" tanya Y/n tanpa menjawab pertanyaan Mark.

"Ketahuan ya." Mark terkekeh tapi Y/n tahu bahwa itu ketawa palsu yang diberikan repon itu.

"Kamu enggak focus daritadi di butik." Ujar Y/n. "Enggak usah di pikirin Mark, aku bahkan enggak tahu itu dari siapa. Anggap aja stranger."

Y/n bisa merasakan Mark membuang nafas kasar. "Justru itu dari stranger aku takut, bisa aja dia ada niat jahat sama kamu."

"Aku selalu pulang pergi sama kamu, jadi apa yang musti ditakutin." Ungkap Y/n. "focus pada persiapan kita aja." Pintanya.

"Maaf, aku akan lupain dan focus dengan tujuan kita."

"Yaudah istirahat gih, aku juga mau istirahat."

Sambungan telpon terputus, Y/n kembali menaruh ponselnya lalu membawa tubuhnya ikut masuk dalam selimut itu.

***

Sudah beberapa hari sejak kejadian bunga itu kedua pasangan ini sepakat untuk pelupakan siapa mengirim bunga itu dan kembali focus pada persiapan pernikahan mereka. Final gaun yang akan dipakai diacara resepsi nanti sudah siap dan siang ini Y/n akan mencobanya lagi.

Setelah melakukan fitting selesai Mark mengantar Y/n pulang kerumah perempuan itu dan akan dijemput kembali nanti malam saat mereka harus menghadiri party birthday Jaehyun yang akan diselenggarakan disalah satu bar Jakarta. Padahal besok siang Mark dan Y/n sudah harus terbang ke New York untuk melakukan fitting baju yang sama untuk acara mereka disana, tapi Mark janji bahwa dia tidak akan minum terlalu banyak saat di acara Jaehyun nanti.

"Nanti aku jemput lagi." Gumam Mark mengelus pipi Y/n.

Perempuan itu mengangguk. "Iya."

"Kamu udah packingkan?"

Y/n mengangguk. "Udah kok, kenapa?"

"Nanti malam sekalian aku bawa aja kopernya biar besok tinggal berangkat."

Lagi-lagi Y/n mengangguk. "Oke, nanti aku siapin."

Mark mengangguk lalu tersenyum.

Tepat dengan janjinya Mark menjemput Y/n sekitar jam 7 malam, dia berjalan memasuki perkarangan rumah kekasihnya itu. Setelah bertemu dengan kedua orang tua Y/n dan meminta ijin untuk membawa anak perempuannya itu untuk pergi dia juga meminta ijin untuk membawa Y/n pergi besok siang padahal hal ini udah pernah dikatakan beberapa minggu lalu saat mamahnya mengabari bahwa Y/n dan Mark harus melakukan fitting pakaiannya.

"Ini udah semuanya?" tanya Mark saat memasukan koper Y/n kedalam bagasi mobilnya.

Y/n mengangguk. "Udah kok, cuman 4 harikan?"

"Kalau mau lebih dari 4 hari juga pasti mamah seneng banget sih." Ujar Mark membukakan pintu mobil itu Y/n lalu lelaki itu mengitari mobil bagian depan lalu masuk kedalam kursi pengemudi.

"Aku enggak enak cuti lama-lama." Balas Y/n.

Mark mengangguk singkat lalu menyalahkan mesin mobilnya dan meninggalkan rumah Y/n berjalan menuju bar yang dijadikan acara Jaehyun.

Dari rumah Y/n ke tempat Jaehyun memakan waktu sekitar 30 menit, mobil Mark sudah terparkir rapih dengan beberapa mobil lainnya. Kedua orang ini pun dari mobil dan berjalan mendekati pintu masuk.

Mark tidak pernah berpikir bahwa Jaehyun akan mengadakan acara birthday partynya di tempat ini setelah banyak pilihan tempat yang bisa digunakan dan lebih nyaman tentunya.

Saat menapaki kakinya kedalam Mark tidak melepas lengannya dari pinggang Y/n, dia tidak akan melepaskan Y/n gitu aja di tempat seperti ini.

"Kalau udah enggak nyaman dan mau pulang, bilang aja." Bisik Mark ditelingga Y/n karena suaranya akan kalah dengan music yang sedang dimainkan jika tidak berdekatan seperti ini.

Y/n mengangguk, langkahnya terus mengikuti langkah Mark yang akan mendekati lantai dua tempat acara itu diselenggarakan. Karena lantai dasar dibuka untuk umum dan itu membuat Mark harus memvalidasi data terlebih dahulu saat ingin kelantai dua.

Tapi keadaan dirinya tidak mendukung membuat Mark tiba-tiba saja harus pergi ke kamar mandi. Membuat dirinya dengan berat hari harus meninggalkan Y/n di depan lantai dua.

Y/n menyandarkan setengah tubuhnya disisi tangga sambil menunggu Mark untuk pergi kekamar mandi.

Tiba-tiba saja dari arah belakang ada suara yang membuatnya menoleh, saat membalikan tubuhnya Y/n diam beberapa saat memperhatikan seseorang yang berdiri di depannya. 

"Finally, i met you." kata itu keluar disusul dengan senyum manis.

First Sight || Mark Lee NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang