"Kinara?"
Jevan menatap Kinara dengan alis bertaut karena wanita itu tak kunjung bicara dan menceritakan semuanya ketika keduanya sudah kembali ke apartemen. Raut wajah Kinara terlihat ragu, dia berkali-kali menatap Jevan lalu menatap ke arah lain, entah apa yang membuat wanita itu sampai tidak mau bersuara juga.
Sampai saat ini Kinara masih takut dan terus berpikir tentang orang tuanya, dia takut mereka akan tiba-tiba datang lalu membawanya pulang ke Bali kemudian mengurungnya lagi di dalam kamar. Selain itu Kinara juga terus berpikir tentang reaksi Jevan kalau mendengar semuanya, dia pasti akan sangat marah terutama ketika tau Nayara sudah mengatakan banyak hal buruk tentangnya di depan kedua orang tuanya.
Kinara tidak tau, kenapa dia malah memikirkan hal-hal begitu.
"Ada masalah ya? Karena gue?" Tanya Jevan.
Pertanyaan itu membuat Kinara langsung menatapnya.
"Bener? Karena gue?" Tanya Jevan lagi.
Kinara menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban.
"Karena Naya." Kata Kinara akhirnya.
"Naya?"
Tersenyum singkat Kinara menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Kenapa Naya? Dia ngapain? Kenapa bisa karena dia?" Tanya Jevan dengan cepat.
"Lo beneran mau tau Jev?" Tanya Kinara.
"Kalau gue tanya berarti gue mau tau Kinara." Kata Jevan.
"Dia... Dia udah ngarang cerita di depan orang tua gue tentang kita." Kata Kinara.
"Tentang kita? Memang Naya bilang apa?" Tanya Jevan dengan mata yang terus menatap Kinara.
Tapi, Kinara malah diam sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain dan menghela nafasnya beberapa kali.
"Ra?"
"Gue enggak tau harus cerita dari mana Jev." Kata Kinara pelan.
Jevan mengusap pelan tangan Kinara yang ada dalam genggamannya sambil terus menatap matanya.
"Naya... Dia kasih foto gue yang ada di club malam termasuk foto gue waktu mabuk dan lo gendong itu terus Naya kasih semuanya ke orang tua gue terus dia bilang yang enggak-enggak tentang kita." Kata Kinara.
"Dia dapet dari mana foto itu Kinara? Tapi, lo kan enggak aneh-aneh kita juga enggak ngelakuin apapun." Kata Jevan.
"Iya gue tau, tapi Naya enggak bilang gitu ke orang tua gue, dia bilang kita udah tidur bareng dan dia bilang kita udah sering ngelakuin itu." Kata Kinara dengan raut wajah sedihnya.
Jevan menghela nafasnya pelan lalu memeluk Kinara dan membawa wanita itu bersandar di dadanya.
"Lo ceritain semuanya dari awal gue bakal dengerin." Kata Jevan.
Kinara mendongak dan menatap mata Jevan.
"Sumber masalahnya ada di gue kan? Semuanya berawal dari gue, jadi gue bakal selesain semuanya nanti gue sendiri yang bakal jelasin ke orang tua lo, jadi jelasin semuanya ke gue Kinara, kasih tau drama apa yang udah Naya buat." Kata Jevan.
Terdiam untuk beberapa saat Kinara melepaskan pelukan Jevan dan menatapnya sebentar sebelum dia mulai bercerita.
Menceritakan semuanya pada Jevan.
Tidak ada lagi yang harus disembunyikan karena Jevan juga harus tau tentang Nayara yang berbicara hal buruk tentangnya.
Tentang Nayara yang mengatakan bahwa Jevan melecehkannya padahal tidak sama sekali bahkan ciuman itu semuanya Nayara sendiri yang memulainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romansa"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.