"KINARA"
Jevan berteriak memanggil wanita itu ketika melihatnya tanpa peduli jika kini semua mata menatap ke arahnya dengan bingung, tapi yang jelas ada rasa lega dalam diri Jevan saat melihat Kinara baik-baik saja. Deru nafasnya tidak beraturan karena berlari untuk mencari Kinara di bandara yang sangat besar ini dan Jevan merasa begitu lega karena berhasil menemukan Kinaranya.
Di samping Jevan pun masih ada Daffa yang ikut merasa lega karena berhasil menemukan Kinara ketika mereka sudah hampir menyerah mencarinya. Keduanya menatap Kinara yang kini meneteskan air matanya lalu secara tiba-tiba Kinara berlari ke arah Jevan membuat kedua orang yang tengah lengah itu terkejut bukan main.
Kinara berlari secepat mungkin, dia mengabaikan seruan kedua orang itu yang juga langsung berlari mengejarnya.
Tapi, tidak Kinara kali ini lebih cepat dia langsung melompat ke dalam pelukan Jevan.
Erat sekali pelukan Kinara dan dapat Jevan dengar isak tangisnya membuat Jevan langsung membalas pelukannya.
"Jevan... Jevan tolongin gue.. Tolongin... Bawa gue pergi." Isak Kinara.
Jevan memeluknya dengan sangat erat, dia benar-benar merasa bersyukur bisa menemukan Kinara sekarang.
"Nona kita harus cepat pergi penerbangannya sebentar lagi." Kata salah satu dari pria dengan pakaian serba hitam itu yang kini sudah berada di hadapan Jevan.
"Jevan enggak mau... Gue enggak mau pergi." Kata Kinara takut.
Mata Jevan menatap tajam kedua orang di dekatnya.
"Jangan berani mendekat!" Kata Jevan.
"Tolong jangan ikut campur Nona Kinara harus segera pergi." Katanya.
Mereka sudah akan menarik Kinara, tapi Daffa langsung menyentak kasar tangan keduanya.
"Jevan"
"Enggak Kinara lo enggak akan kemana-mana." Kata Jevan menenangkan.
Baru saja Jevan akan melepaskan Kinara untuk berhadapan dengan kedua orang yang ingin membawa Kinara pergi darinya hingga Bryan datang bersama dengan beberapa orang yang membuat Jevan menatapnya dengan bingung.
"Suruhan bokap lo sekarang lo pergi sama Kinara biar gue sama Daffa yang urus sisanya." Kata Bryan sambil menepuk pelan pundak Jevan dan memberikan sebuah kunci mobil padanya.
"Thank's Bry." Kata Jevan.
Jevan langsung menenangkan Kinara dan dengan sedikit paksaan melepaskan pelukan Kinara yang begitu erat.
"Ayo ikut gue." Kata Jevan.
Jevan bergegas mengajak Kinara pergi dari sana untuk membawa wanita itu pergi menjauh dari sana, dia dapat merasakan tangan Kinara yang begitu dingin.
Baru saja mereka sampai di parkiran dan Jevan tengah mencari letak mobil milik Bryan, tapi tiba-tiba Kinara menggenggam erat sekali tangannya.
"Kinara!"
Jevan ikut mendongak dan dia melihat Laskar di sana tengah menatap mereka dengan tajam.
"Bangsat"
Tanpa sadar Jevan mengumpat, dia benar-benar kesal karena pria itu harus muncul sekarang.
"Jevan enggak mau... Gue enggak mau ikut Papa." Kata Kinara takut.
Terdiam sejenak Jevan langsung membawa Kinara berlari menjauh dari sana secepat mungkin dengan Laskar yang mengejarnya.
"Kinara!"
Jevan berlari semakin cepat bersama dengan Kinara sesekali Jevan juga menoleh hingga dia menyadari bahwa Laskar berada cukup jauh dari mereka, jadi ketika berbelok Jevan membawa Kinara untuk bersembunyi di balik mobil yang terparkir di ujung dekat dengan tembok. Keduanya menunduk dan Jevan langsung memeluk Kinara untuk menenangkannya yang terlihat sangat ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.