Meminta waktu untuk bicara berdua dengan Nayara kini Kinara berada dalam ruangan yang biasa Bryan gunakan untuk bermain game. Masih belum ada yang bersuara Kinara menatap Nayara yang sudah dalam keadaan lebih baik, luka di pipinya sudah di obati dan jujur ketika melihatnya tadi Kinara terkejut bukan main ketika tau bahwa itu karena Jevan, dia tidak menyangka Jevan bisa melakukannya.
Keduanya duduk berhadapan Kinara terlihat tenang sambil menatap Nayara yang terus mengalihkan pandangannya. Setiap kali ingat semua yang sudah Nayara lakukan rasanya begitu menyesakkan Kinara benar-benar tidak menyangka sampai sekarang bahwa teman baiknya itu bisa begitu tega padanya.
Dia masih bertanya-tanya kesalahan apa yang sudah dia lakukan?
"Nay"
Nayara mendongak dan menatap Kinara untuk beberapa detik sebelum kembali mengalihkan pandangannya.
"Lo benci banget sama gue Nay? Sampe sekarang gue masih bingung, salah gue apa sih sebenernya sampai lo sebenci ini sama gue?" Tanya Kinara.
Tidak ada jawaban yang Nayara berikan membuat Kinara menghela nafasnya pelan.
"Nay setelah kejadian Jevan waktu itu gue udah berusaha lupa, tapi kenapa lo malah ngelakuin ini? Harga diri gue lo jatuhin di depan orang tua gue sendiri! Padahal lo tau Nay gue enggak pernah ngelakuin apapun sama Jevan! Bahkan lo sama Teressa dan Laura yang pernah mencegah gue untuk berbuat lebih sama Jevan waktu di apartemen waktu itu." Kata Kinara.
Nayara kembali menatap Kinara.
"Kalau lo suka sama Jevan dari lama kenapa enggak bilang ke gue? Kenapa lo nyalahin gue untuk semuanya Nay? Memang salah kalau gue sama Jevan pacaran? Salah kalau akhirnya Jevan juga suka sama gue? Lo maunya apa? Lo maunya gue patah hati gitu?" Kata Kinara lagi.
"Gue benci karena lo udah merebut semua yang gue punya Ra!" Kata Nayara.
"Gue merebut apa sih Nay?" Tanya Kinara lelah.
"Berkali-kali gue suka sama cowok mereka malah balik suka lo dan..."
"Ya salah gue dimana Nay?! Gue enggak pernah minta mereka suka sama gue! Kenapa lo nyalahin gue?!" Kata Kinara marah.
Mata Kinara memerah dia menatap Nayara yang kini menatapnya juga.
"Cuman karena itu Nay lo sampe tega ngelakuin ini ke gue?! Lo bilang! Lo bilang kalau ada yang enggak lo suka dari gue! Jangan kayak gini Nay! Gue udah anggap lo kayak saudara sendiri karena gue cuman anak tunggal! Gue seneng banget Nay karena punya temen kayak lo! Kita kemanapun bareng gue juga selalu ajak lo kalau ada acara keluarga..."
"Gue benci lo Ra!" Kata Nayara.
Kinara langsung diam, kedua tangannya mengepal dengan kuat, dia menatap Nayara dengan mata memerah karena menahan tangis.
"Kenapa sih Nay? Gue enggak pernah anggap lo orang lain... Gue selalu anggap lo saudara gue sendiri, keluarga gue sendiri, tapi kenapa kayak gini sih Nay? Gue salah apa??" Tanya Kinara membuat Nayara langsung menatap ke arah lain.
"Lo tanya orang tua lo Kinara! Gue benci lo dan gue benci orang tua lo!" Kata Nayara marah.
"Tapi, kenapa Nay?" Tanya Kinara pelan.
"Karena kalian udah buat hidup gue dan keluarga gue hancur Kinara! Lo pikir siapa yang buat orang tua gue dalam keadaan seperti sekarang? Lo pikir siapa yang buat Papa gue bangkrut? Orang tua lo Kinara! Mereka yang udah buat gue menderita!" Kata Nayara dengan nafas memburu hebat.
Kinara langsung diam dengan wajah yang terlihat bingung, jantungnya mendadak berdegup dengan kencang.
"Orang tua lo mereka itu penipu Kinara! Asal lo tau bahkan sekarang mereka juga terjerat kasus penipuan! Lo liat sendiri gimana brengseknya mereka.."
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.