°°°°
Happy reading bestieee💞Selamat malam minggu semuanyaaa❣️
Ayo malmingan sama Jepan ajaa🙈
°°°°
Mata Kinara terpejam ketika dia merasakan sebuah pelukan yang Laskar berikan untuknya. Terasa nyaman karena tidak ada lagi ketakutan yang Kinara rasakan.
Dia tersenyum. Laskar pun sama. Pria paruh baya itu mengusap kepala anaknya dengan sayang.
Rasanya benar-benar menyesakkan kalau mengingat semua perlakuan buruk Laskar pada Kinara. Apalagi anak itu tetap memaafkan dan dengan mudahnya melupakan itu semua.
"Sebentar lagi anak Papa akan menikah, maafin Papa untuk semuanya Kinara." Kata Laskar dengan penuh ketulusan.
Kinara terdiam. Dia melepaskan pelukan itu dan menatap Laskar dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.
"Enggak papa kita lupain aja itu semua ya Pa?" Kata Kinara.
Anak itu benar-benar baik. Laskar jadi semakin merasa bersalah pada Kinara.
"Maaf untuk semua perkataan Papa dan perlakuan buruk Papa ke kamu dan Jevan." Kata Laskar lagi.
"Iyaa udah Pa enggak usah diingat lagi." Kinara benar-benar terlihat serius ketika mengatakannya.
"Kinara yang minta maaf karena belum bisa jadi anak yang baik untuk Mama dan Papa." Kata Kinara pelan.
"Enggak... Kinara anak yang sangat baik, tapi Papa bukan orang tua yang baik." Kata Laskar yang membuat Kinara menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Papa baik, jangan bicara begitu." Kata Kinara.
"Kamu enggak mau marah? Ayo marah sama Papa supaya Papa merasa sedikit lega." Kata Laskar dengan penuh keseriusan.
Bukan marah. Anaknya itu malah tersenyum. Dia kembali memeluk Laskar dengan sayang.
"Peluk aja jangan marah kalau marah Kinara enggak bisa." Kata Kinara.
Kali ini Laskar diam. Dadanya terasa begitu sesak. Tapi, dia berusaha untuk bersikap biasa.
Kali ini Laskar tidak akan menghalangi kebahagiaan Kinara. Dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Kinara pantas untuk bahagia. Anaknya itu terlalu lembut untuk disakiti.
"Mama"
Kinara melepaskan pelukannya ketika melihat Yunita. Dia berdiri dan berlari untuk memeluk wanita paruh baya itu.
Rasanya menyenangkan. Kinara bisa sedekat ini dengan kedua orang tuanya.
"Bagaimana persiapannya sayang? Mama baru saja pulang dari rumah Rashi." Kata Yunita.
"Hehe udah hampir siap Ma." Kata Kinara sambil menyengir lucu.
Yunita tersenyum. Tangannya terulur untuk mengusap kepala anak itu dengan sayang.
"Mulai besok enggak boleh keluar ya? Jangan ketemu Jevan dulu sampai acara." Kata Yunita yang dijawab dengan anggukan singkat oleh Kinara.
Kinara sih tidak masalah, tapi tidak tau dengan Jevan.
Mungkin pria itu akan semakin heboh karena tidak boleh bertemu dengannya.
Ah tidak tau biarkan saja Jevan pusing sendiri karena tidak bisa bertemu dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.