"Makan Nay enggak usah bikin repot lo"
Daffa meletakkan makan malam untuk Nayara dengan malas sambil menatap wanita itu dengan senyuman tipis yang menghiasi wajahnya, kacau sekali. Tangan wanita itu dipenuhi dengan darah yang berasal dari pipinya dan dia juga terlihat cukup pucat, tapi itu cukup pantas untuk Nayara dapatkan setelah semua yang dia lakukan.
Saat Daffa datang Nayara langsung menatapnya, sepertinya dia menahan perih di luka yang ada di pipinya. Kedua tangan Daffa terlipat di dada lalu pria itu berjalan semakin mendekat pada Nayara yang duduk sambil memeluk kedua kakinya.
Daffa tertawa pelan membuat Nayara langsung menatapnya.
"Lo menyedihkan Nay." Kata Daffa.
Tidak ada tanggapan yang Nayara berikan.
"Lo kenapa dendam banget sih sama Kinara? Ada salah apa dia sama lo sebenarnya Nay?" Tanya Daffa.
Sebenarnya Daffa sudah cukup tau, tapi dia tetap ingin bertanya dan mendengarnya langsung dari bibir Nayara.
"Bukan urusan lo Daf." Kata Nayara dengan suara yang sangat pelan.
"Karena orang tua lo? Meskipun itu salah orang tua Kinara tetap aja lo enggak seharusnya dendam sama dia karena dia enggak tau apapun Nay." Kata Daffa.
"Enggak usah ikut campur." Kata Nayara.
Daffa tertawa pelan mendengarnya, masih saja belagu.
"Lo dapet apasih dengan nyakitin Kinara? Kejayaan orang tua lo lagi? Dia enggak tau apapun Nay." Kata Daffa.
"Dia tau! Dia pasti tau!" Kata Nayara.
"Batu lo di kasih tau, terserah lo Nay, tapi yang jelas besok lo harus jelasin semuanya ke orang tua Kinara kalau lo masih mau keluar hidup-hidup dari rumah Bryan, gue kasih tau Nay jangan main-main sama Jevan dia selalu serius sama apa yang dia ucapin." Kata Daffa.
Sebelum pergi Daffa juga meletakkan kotak p3k yang tadi dia bawa dan meletakkannya ke hadapan Nayara.
"Obatin sendiri luka lo jangan sampe mati disini nanti gue sama Bryan yang repot." Kata Daffa.
Selesai mengatakan itu Daffa langsung pergi keluar dan mengunci lagi pintu gudang lalu menghampiri Bryan yang sedang berbalas pesan dengan seseorang.
"Lagi chat sama siapa lo?" Tanya Daffa sambil duduk di samping Bryan.
"Ratu"
"Anjing, udah ganti cowok dia?" Kekeh Daffa.
"Bukan gitu anjing dia cuman nanya keadaan Jevan." Kata Bryan sambil meletakkan ponselnya di meja.
Daffa tertawa pelan, sepertinya Ratu tidak berani menemui Jevan karena pria itu meminta Ratu untuk menjauhi dan berhenti menghubunginya setelah dia putus dengan Kinara.
Ya, meskipun suka menggoda Jevan, tapi Ratu tetap takut pada pria itu karena pernah melihat betapa menyeramkan Jevan ketika bertengkar dengan seseorang di club malam, jadi ketika Jevan meminta dia untuk menjauh Ratu menjauhinya.
Dia masih menyayangi nyawanya.
Setidaknya Ratu masih sedikit lebih baik dari Nayara, dia masih cukup tau diri.
°°°°
"Makan Kinara bukan liatin gue"
Kinara tersentak kaget sambil menatap Jevan yang tersenyum padanya dan melirik piringnya yang masih penuh karena Kinara sama sekali belum menyentuh makan malamnya. Sebenarnya ada banyak sekali hal yang ingin Kinara tanyakan pada Jevan tentang kemana pria itu pergi hingga baru pulang ketika pukul sembilan malam dan juga beberapa pertanyaan lainnya yang sudah memenuhi pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.