ENGGAK BOLEH NANGIS!!!
°°°°
"LEPAS! JANGAN ADA YANG BERANI SENTUH REVA!"
Tangan Jevan menyentak kuat tangan perawat yang berniat melepas semua alat medis di tubuh Reva dengan mata memerah. Sampai sekarang Jevan tidak memberikan izin untuk mereka melepas semua alat-alat medis yang ada dalam tubuh adiknya.
Jevan masih yakin Reva hanya tidur, adiknya itu akan bangun.
"Jevan"
Jevan kembali mendekat pada Reva dia mengusap wajah adiknya itu dengan sayang sambil tersenyum.
"Dia cuman tidur Kinara... Dia bakal bangun sebentar lagi." Kata Jevan.
Menggenggam juga tangan Reva yang sudah begitu dingin Jevan terus menatap mata adiknya yang tertutup.
"Reva bangun, ayo bangun Reva ini udah ada Kinara, dia udah dateng." Kata Jevan sambil mengusap pipi Reva dengan satu tangannya.
Isakan Kinara langsung terdengar dan semua orang juga ikut menangis melihatnya, Jevan benar-benar sangat hancur.
"Reva bangun, udah tidurnya jangan lama-lama." Kata Jevan lagi.
"Jevan udah Jev." Isak Kinara sambil menyentuh tangan Jevan.
"Enggak enggak Reva bakal bangun, dia bakal bangun sebentar lagi Kinara." Kata Jevan.
Jevan mengusap lagi kepala adiknya dan mencium keningnya.
"Reva ayo bangun... Reva"
"Jevan udah.. Kasian Reva." Isak Kinara sambil memeluk satu tangan Jevan.
"Enggak! Reva cuman tidur dia enggak mungkin ninggalin gue Kinara!" Kata Jevan.
"Jevan"
"Reva bangun, jangan tidur terus." Kata Jevan lagi.
Kali ini Rashi berjalan mendekati Jevan membuat Kinara sedikit menjauh dan Rashi menyentuh pelan pundak anaknya.
"Jevan jangan gini...."
Jevan langsung menoleh, dia menatap dengan tajam Rashi yang ada di dekatnya.
"Pergi!"
"Jevan jangan gini Mama tau kamu...."
"PERGI! JANGAN BERANI DEKETIN REVA!" Teriak Jevan.
Rashi kembali menangis dan sang suami refleks menariknya menjauh.
"Jevan udah Jev lo enggak boleh gini." Kata Daffa yang berusaha menarik Jevan.
"Enggak Daf enggak! Reva bakal bangun, dia bakal bangun." Kata Jevan yakin
"Jev! Sadar Jev! Lo kayak gini malah semakin beratin Reva!" Sentak Daffa.
Daffa menarik paksa Jevan hingga pria itu kini menjauh dari adiknya.
"Reva bakal bangun Daf." Kata Jevan pelan.
Daffa tak bisa menanggapi apapun, tapi dia langsung meminta Dokter dan beberapa perawat lainnya mencabut semua alat medis yang ada di tubuh Reva.
Tidak ada protes dari Jevan, tapi tatapan matanya kosong ketika melihat satu persatu alat yang membantu Reva bertahan di lepas satu per satu.
Dia melihat pada Kinara yang tengah menangis lalu mendekat dan memeluknya lagi.
"Gue kehilangan Reva..."
Dan sekali lagi kedua orang itu menangis bersama, menumpahkan semua tangis mereka sambil menatap Reva.
Reva benar-benar telah pergi meninggalkan semua kenangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.