Bismillah sabar jangan hujat Papa Laskarrrrrr🙏
Happy reading 🥰
°°°°°
B
erdua saja dengan Kinara di dalam kamarnya Teressa tersenyum senang karena dia tidak akan kesepian selama beberapa minggu ke depan dengan kehadiran Kinara. Baru saja kemarin Mamanya pergi ke luar kota untuk menghadiri acara keluarga dan Teresaa tidak ikut karena sedang ujian, jadi hanya kedua orang tuanya saja yang pergi.
Daffa dan Jevan sudah pulang karena Teressa mengusirnya.
"Daffa kok bisa di sini? Kalian ada sesuatu ya?" Tanya Kinara sambil tersenyum menggoda.
Wajah Teressa berubah kesal ketika mendengarnya.
"Gak! Dia memang sering ke sini ngerecokin gue." Kata Teressa sebal.
Memang benar Daffa sering ke rumahnya bahkan pria itu sudah kenal dengan Mamanya.
"Jangan-jangan dia suka lo Sa." Kata Kinara dengan antusias.
"Enggak! Dia sukanya sama lo kan lo sendiri juga tau." Kata Teressa dengan cepat.
Kinara langsung cemberut mendengarnya.
"Ya siapa tau udah berubah Sa." Kata Kinara yang mulai yakin dengan apa yang dia pikirkan.
"No! Dia suka sama lo Kinara bukan gue." Kata Teressa yakin.
Kinara menghela nafasnya pelan, lihat saja pasti dugaannya benar.
Kalaupun buka sekarang pasti nanti akan terjadi karena cinta datang karena terbiasa kan?
Kalau kedua orang itu terbiasa bersama pasti akan mulai tumbuh benih-benih cinta.
Aaa Kinara antusias sendiri membayangkan Teressa memiliki kekasih setelah dua tahun menjomblo.
"Daffa gimana? Menurut lo dia gimana?" Tanya Kinara berusaha memancing Teressa untuk bicara.
"Daffa? Ya baik meskipun agak nyebelin, tapi dia baik sih, gue sering nemenin dia ngegalauin lo." Kata Teressa jujur.
"Saa ish"
"Kenapa? Kan bener Kinara dia kalau lagi galau langsung chat gue 'Sa temenin gue' gitu nanti gue nemenin dia seharian." Kata Teressa lagi.
Anak itu jujur sekali.
"Masa lo enggak ada perasaan apa-apa untuk dia?" Kata Kinara.
"Belum kayaknya enggak tau kalau besok." Kata Teressa yang membuat Kinara kesal sendiri mendengarnya.
"Lo ngeselin anjir." Kata Kinara sambil melempar temannya itu dengan bantal.
Teressa tertawa pelan dan menaruh bantal yang tadi Kinara lempar ke pahanya.
"Gue enggak berharap untuk suka sama seseorang dalam waktu dekat ini sih Ra." Kata Teressa jujur.
Hanya anggukan singkat yang Kinara berikan sebagai tanggapan, dia tau apa alasannya, tentu karena orang tua Teressa sendiri.
"Tapi, Daffa kayaknya enggak termasuk cowok kayak Papa gue ya? Dia baik bahkan dia bisa merelakan lo sama Jevan." Kata Teressa yang mendadak berpikir tentang Daffa.
"Dia baik Sa." Kata Kinara.
"Iya, tapi tetep aja sih nyebelin." Kata Teressa dengan raut wajah yang mendadak berubah kesal.
Kinara tersenyum melihatnya, dasar Teressa.
"Lo sama Jevan baik-baik Ra jangan ada masalah lagi di hubungan lo sama dia." Teressa serius ketika mengatakannya membuat Kinara tersenyum semakin lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.