Membanting apa saja yang ada di hadapannya Jevan berteriak marah karena tidak berhasil menemukan Kinara dia benar-benar berpikir bahwa Kinara memang sengaja pergi darinya. Sudah mencari kemanapun, tapi tetap tidak ada hasil Jevan tidak menemukan Kinara bahkan dia sudah meminta tolong pada Papanya juga pada Daffa dan Bryan.
Tetap sama Kinara tidak tau ada dimana.
Kepala Jevan rasanya ingin pecah, apa Kinara benar-benar harus meninggalkannya dengan cara seperti ini?
Kinara sudah janji akan membantu Jevan untuk berubah, dia janji tidak akan pergi, tapi kenapa Kinara meninggalkannya begini?
Seandainya Kinara ada disini Jevan tidak akan malu atau ragu untuk memohon pada wanita itu agar tidak meninggalkannya.
Apa masih belum cukup dengan kehilangan Reva hingga dia juga harus kehilangan Kinara?
Apa ini semua balasan atas perbuatannya?
Apa benar-benar tidak ada kesempatan lagi untuknya?
"Kinara lo kemana sebenernya? Kenapa harus kayak gini Ra?" Tanya Jevan pelan.
Jevan duduk di atas lantai, dia menatap keadaan kamar yang sudah sangat berantakan dengan banyak barang yang terjatuh dan pecah karena ulahnya. Kedua tangan Jevan mengepal dengan kuat, matanya memerah karena menahan tangis, dia bisa gila memikirkan kemana perginya Kinara sekarang.
"Lo udah janji enggak akan ninggalin gue kan? Lo bilang bakal bantu gue untuk berubah, tapi kenapa lo pergi kayak gini Kinara?"
Tanpa bisa ditahan air mata Jevan jatuh begitu saja, dia benar-benar tidak tau harus melakukan apa jika Kinara benar-benar pergi meninggalkannya.
Jevan sangat tau kesalahannya sudah sangat besar, dia sudah sangat mengecewakan, tapi apa Kinara harus pergi dengan cara seperti ini?
Sudah berusaha menelpon lagi, tapi sampai sekarang nomor orang tua Kinara tidak ada satupun yang aktif. Berjam-jam sudah Jevan habiskan hanya untuk berkeliling di Bali dan mencari keberadaan Kinara yang sama sekali tidak membuahkan hasil.
Dia benar-benar kehilangan Kinara.
"Jevan"
Ketukan di pintu kamar terdengar, dia sudah tidak di hotel lagi, tapi pergi ke villa milik Daffa yang ada di sana karena pria itu memang menyusulnya bersama dengan Bryan juga.
"Jev"
Kali ini tidak terdengar suara ketukan lagi keduanya langsung masuk saja ke dalam kamar dan menatap Jevan dengan kasihan.
Jelas kasihan karena setelah kehilangan Reva dia juga harus menghadapi hal seperti ini sekarang.
"Beneran enggak tau Kinara dimana?" Tanya Jevan pada kedua temannya itu dengan pipi yang masih terlihat basah karena air mata.
Bahkan sampai menangis, apa Kinara sangat berarti untuknya?
"Gue sama Bryan udah coba cari bahkan sampai ke bandara, tapi enggak ada Jev." Kata Daffa.
"Udah dua hari Daf terus dia kemana? Enggak mungkin Kinara pergi gitu aja." Kata Jevan.
"Apa karena orang tuanya Jev? Mungkin karena orang tuanya Kinara enggak bisa hubungin lo." Kata Bryan.
"Terus gue harus gimana? Gue harus ngelakuin apa? Please, bantuin gue cari Kinara." Kata Jevan yang sudah terdengar putus asa.
"Gue sama Daffa pasti bantuin Jev, tapi lo juga jangan gini lah enggak ada untungnya lo marah-marah sampe banting barang kayak gini, kita bakal bantu cari Kinara dan Daffa juga udah minta bantuin sama bokapnya." Kata Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.