°°°°
Pppppp happy reading❣️°°°°
Julian meletakkan setumpuk berkas ke atas meja kerja teman baiknya sambil tersenyum puas.
Semua sudah dia kumpulkan dan hanya tinggal sedikit lagi saja Laskar akan mengetahui dengan siapa pria itu sedang bermain-main sekarang.
Menyentuh anaknya sama saja dengan mengusik Julian.
"Sudah cukup kan? Sekarang lakukan tugasmu." Kata Julian.
"Sudah semuanya?" Tanya Haidar pada Julian.
"Sudah, kamu hanya tinggal serahkan semuanya ke kepolisian dan biar mereka yang urus sisanya dalam dua puluh empat jam selesaikan ini semua." Kata Julian sambil duduk di hadapan pria itu.
"Baik, dua puluh empat jam dari sekarang Laskar akan kembali mendapatkan surat panggilan dari kepolisian dan aku akan mengirim beberapa orang juga untuk menggeledah kantornya." Kata Haidar yang membuat Julian tersenyum senang.
"Tetap lakukan itu hingga aku bilang berhenti." Kata Julian.
"Ada apa sebenarnya Julian? Bukankah kamu sempat memiliki kerja sama dengan perusahaan Laskar?" Tanya Haidar bingung.
"Dia membuat anak laki-lakiku berlutut dan akan aku lakukan hal yang sama juga, dia harus berlutut di hadapanku baru aku selesaikan ini semua." Kata Julian.
Haidar mengangguk singkat sebagai tanggapan, tidak mau bertanya lebih jauh lagi.
"Terima kasih untuk bantuannya." Kata Julian sambil menepuk pelan pundak temannya.
"Bukan apa-apa aku juga bisa ada di sini karena bantuan kamu dulu." Kata Haidar.
"Kalau gitu aku kembali ke kantor, beri tau aku terus perkembangannya." Kata Julian.
Melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu Julian merasa begitu puas, dia hanya tinggal menunggu saja hingga Laskar sendiri yang datang menemuinya.
Membuat anaknya berlutut, tapi tetap tidak memberikan restu membuat Julian sudah kepalang kesal.
Jevan tidak pernah berlutut di hadapan siapapun, tapi berani sekali pria itu membuat anaknya berlutut.
Kita buat hal yang sama terjadi.
Laskar akan berlutut di hadapan Julian juga.
°°°°
"AAAAA TAKUTTT"
Kinara menutup wajahnya ketika dia bersama Jevan menonton film horror bersama-sama dan karena Kinara begitu penakut sepanjang film wanita itu terus berteriak karena ketakutan. Padahal menurut Jevan film ini sama sekali tidak seram, tapi Kinara terus saja berteriak sambil menutupi wajahnya.
Tapi, dia senang karena Kinara tidak mau berhenti memeluknya, sekalian modus.
"Matiin ajalah aku enggak mau nonton." Kata Kinara yang merasa takut.
"Tanggung sayang baru setengah ini filmnya." Kata Jevan sambil mencium pipi Kinara.
"Takut, nanti aku enggak bisa tidur." Kata Kinara pelan.
Wanita itu bersembunyi di leher Jevan agar tidak lagi melihat film yang sedang mereka tonton.
"Aku temenin sampe tidur." Kata Jevan.
"Gak mau, matiin aja udah nonton filmnya." Pinta Kinara sambil mengeratkan pelukannya.
Jevan malah tersenyum dan membesarkan volume televisi hingga sangat besar membuat Kinara semakin takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.