°°°°
Happy reading bestieeee❣️°°°°
Surat panggilan dari kepolisian sudah sampai pada Laskar yang membuat pria itu panik dan cemas sendiri dalam waktu yang bersamaan. Bukan hanya dia, tapi istrinya juga merasakan hal yang sama ketika mendapat kabar itu.
Laskar marah besar pria itu membanting semua barang-barang yang ada di dekatnya hingga serpihan kaca memenuhi lantai. Wajahnya memerah, tangannya juga terkepal dengan kuat hingga urat-urat di lengan, leher juga dahinya terlihat dengan jelas.
Dia tau ini semua perbuatan Julian.
"Brengsek kau Julian!"
Yunita memejamkan matanya ketika sang suami melempar vas bunga kecil yang ada di meja sambil berteriak marah.
"Pa makanya Mama bilang sudah cukup.... Biarkan Kinara dan Jevan.... Pa! Papa mau kemana?!"
Laskar tidak menanggapi ucapan itu dan malah mengambil kunci mobilnya lalu bergegas pergi keluar, menghiraukan panggilan istrinya.
Pria itu akan pergi menemui Julian.
Kepala Laskar pening karena memikirkan hal itu. Dia tidak menyangka bahwa Julian mengetahui banyak hal tentang perusahaannya.
Pria itu tidak main-main soal ancamannya yang ingin memasukkan Laskar ke dalam penjara.
Tapi, tidak akan semudah itu Laskar tidak akan kalah dengan mudah.
Di tengah padatnya kota Jakarta Laskar terjebak dalam kemacetan yang membuat pria itu mengumpat kesal sambil memukul kuat setir mobilnya.
"Brengsek!"
Di tengah kepadatan jalan raya itu Laskar mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Julian yang langsung pria itu angkat. Terdengar tawa pria itu di sebrang sana membuat Laskar semakin mencengkram kuat setir mobilnya.
Jelas Julian tau bahwa surat dari kepolisian itu sudah sampai di tangan Laskar.
'Ada apa? Bukankah seharusnya anda berada di kantor polisi Tuan Laskar yang terhormat?'
"Brengsek! Berani sekali anda melakukan ini pada saya?!" Geram Laskar yang kembali mengundang tawa Julian.
Kemudian terdengar suara penuh ketegasan pria itu.
'Dan berani sekali anda Tuan Laskar membuat anak saya berlutut di hadapan anda!'
Kali ini Laskar yang terdiam untuk beberapa saat.
'Silahkan datang untuk bicarakan hal ini sebelum anda pergi ke kantor polisi dan menetap di balik jeruji besi Tuan Laskar'
Laskar menggeram pelan, dia langsung mematikan panggilan itu dan melempar ponselnya ke sembarang arah.
Pria itu menekan berkali-kali klakson karena mobil dihadapannya tak kunjung bergerak.
"Agh brengsek! Julian brengsek! Ayah dan anak itu benar-benar menyusahkan!"
Laskar masih terus menekan klakson karena sudah tidak sabar ingin pergi menemui Julian yang sudah berani membuat laporan ke kantor polisi!
Pria itu benar-benar sudah mengusik hidupnya!
°°°°
"Teressa ish kok bengong sihh??"
Kinara memasang wajah kesalnya ketika Teressa kini menatapnya dan tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Ada beberapa hal yang Teressa pikirkan hingga dia melamun dan mengabaikan semua perkataan temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.