°°°°°
Happy reading semua💞
Jangan lupa vote dan comment okayy❣️
°°°°°
M
enatap Jevan yang tengah tertidur dengan lelap di ranjang rumah sakit Kinara tersenyum manis. Dia mengusap tangan Jevan dengan penuh kelembutan tanpa mau mengalihkan pandangannya.
Ada rasa bersalah dalam diri Kinara karena melihat keadaan Jevan yang sebenarnya tidak cukup parah, tapi luka itu pasti menyakitkan.
Helaan nafas terdengar Kinara meraih tangan Jevan dan meletakkannya di pipi. Terasa hangat sekali tangan itu ketika menyentuh pipinya.
Entah kenapa Kinara sangat tidak ingin berjauhan dari Jevan rasanya dia begitu takut kehilangan pria itu.
Dia tau kalau ada cukup banyak kenangan yang tidak menyenangkan ketika bersama Jevan dulu, tapi Kinara tidak mau mengingatnya lagi.
Kinara ingin menciptakan kenangan indah bersama dengan Jevan sebanyak-banyaknya hingga nanti dia tidak akan ada waktu untuk mengingat masa lalunya bersama dengan pria itu.
"Kenapa Papa jahat sama kamu Jevan? Apa aku enggak boleh suka sama kamu?" Tanya Kinara pelan.
Kinara tersenyum tipis sambil menatap Jevan yang benar-benar sudah lelap.
"Aku mau sama kamu terus..."
Bibir Kinara mengerucut sebal, dia tidak mau mengalihkan pandangannya meskipun hanya sesaat.
"Dulu kamu jahat sering buat aku sedih, tapi sebenernya itu juga bukan salah kamu sepenuhnya... Aku juga salah karena terlalu berharap padahal waktu itu kamu enggak suka sama aku,"
Kinara berceloteh di hadapan Jevan yang sama sekali tidak pria itu dengar karena dia sedang tidur.
"Aku sayang banget sama kamu Jevan... Dulu temen-temen aku sampe bosen kalau aku cerita tentang kamu terus,"
Senyum manis Kinara mengembang dengan sempurna ketika mengingatnya.
'Tau enggakkk?'
'Kenapa Jevan? Kenapa lagi tuh cowok? Gue udah tau nih kalau lo udah bilang kayak gitu pasti yang bakal lo omongin Jevan Jevan dan Jevan'
Dulu Teressa yang paling sering mengomel kalau Kinara bercerita tentang Jevan.
"Tapi, aku enggak capek nyeritain kamu ke mereka malah kalau enggak cerita tentang kamu rasanya kayak ada yang kurang, kamu tau gak Jevan? Enggak sengaja eye contact sama kamu aja aku langsung heboh ke mereka, lucu ya?" Kata Kinara pelan.
Sayangnya dalam waktu singkat senyuman Kinara pudar.
"Dari dulu susah banget dapetin kamu dan sekarang juga masih sama padahal kita udah sama-sama suka, kenapa ya Jevan? Apa kita memang enggak boleh sama-sama.... Ehh"
Kinara terkejut ketika Jevan tiba-tiba menarik tangannya yang ada di pipi sambil menatapnya dengan tidak suka.
"Don't say that"
Kinara masih diam karena merasa terkejut.
"Jangan bilang kayak gitu... Apapun yang terjadi kita bakal terus sama-sama, siapapun itu enggak boleh ada yang misahin kita." Kata Jevan dengan raut wajah serius.
Dengan sedikit kesusahan Jevan berusaha untuk duduk membuat Kinara langsung berdiri dan membantu pria itu.
"Sini"
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.