°°°°
°°°°
Rani benar-benar duplikat Reva.
Hari ini Jevan berangkat ke Bali bersama dengan kedua orang tuanya dan bocah berusia lima tahun yang menangis ingin ikut. Sudah lima hari Jevan tidak bertemu dengan Kinara dan hanya berkomunikasi lewat telpon, benar-benar membuatnya gila saja.
Jevan sudah tidak tahan ingin memeluk dan mencium wanita itu.
Sekarang mereka ada dalam mobil dalam perjalanan menuju bandara. Dan sialnya bocah berusia lima tahun itu tidak mau berada jauh dari Jevan.
Tak lagi takut dengan beraninya anak itu duduk di pangkuan Jevan. Tidak peduli berkali-kali Jevan memindahkannya ke jok kosong di sampingnya Rani tetap kembali duduk di pangkuannya.
Mirip sekali dengan Reva ngeyelnya.
"Rani udah sini duduk sama Mama jangan gangguin Kakaknya." Kata Rashi yang takut kalau Jevan merasa risih.
"Sana duduk sama Mama." Usir Jevan.
Anak itu menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Aku mau disini." Katanya ngeyel.
'Sana Reva enggak usah gangguin gue'
'Enggak mau aku mau disini sama Kakak'
Jevan kembali teringat Reva karena bocah itu.
"Rani nanti Kakaknya marah... Sini sama Mama." Kata Rashi sambil menarik pelan tangan anak itu.
"Ish gak mau!" Kata Rani dengan mata melotot.
Anak itu menarik tangannya dan malah memeluk Jevan yang membuat pria itu terkejut bukan main.
"Rani jangan sayang." Kata Rashi yang semakin panik kalau Jevan akan marah.
Dia sangat tau betapa Jevan tidak menyukai Rani. Dan dia benar-benar takut Jevan semakin membenci anaknya.
"Ngapain sih? Lepasin." Kata Jevan sambil berusaha melepaskan pelukan anak itu.
"Kenapa aku enggak boleh peluk Kakak?" Tanya Rani bingung.
"Lo bau belum mandi.... Anjing." Jevan mengumpat pelan ketika Rani memukul pipinya dengan tangan kecilnya.
Anak itu menatap Jevan dengan marah.
"Aku udah mandi!" Kata Rani galak.
"Terserah, sana lo turun." Jevan mengusir anak itu lagi.
Tapi, seolah tidak peduli dengan perkataannya Rani masih tetap duduk di pangkuannya.
"Jevan maafin Rani ya dia masih kecil..."
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.