34

16.8K 1.6K 775
                                    

Kinara melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen milik Jevan yang lain dengan tangan yang berada dalam genggaman Jevan, dia masih merasa takut kalau bertemu dengan orang tuanya lagi. Sebenarnya sejak dulu orang tua Kinara memang orang yang sangat keras makanya Kinara memilih untuk menjauh ketika dia masuk SMA dan masih berlangsung hingga kuliah, dia tidak mau berada di Bali karena orang tuanya terlalu keras dalam mendidiknya bahkan Kinara tidak pernah ada kesempatan untuk pergi main bersama temannya.

Bicara soal perhatian, orang tua Kinara memang sangat perhatian padanya ketika Kinara pindah mereka selalu menghubungi Kinara untuk menanyakan kabar, tapi Kinara hanya tidak suka karena dia terlalu di kekang hingga nyaris tak memiliki teman mengingat Kinara jarang sekali dibolehkan keluar rumah. Sekarang Kinara takut karena orang tuanya juga main tangan padanya padahal sebelumnya tidak pernah, dia hanya dibentak saja tidak pernah sampai di pukul atau di tampar.

Kinara takut, dia sangat takut kalau nanti harus di kurung dalam kamarnya lagi.

Orang tuanya berubah karena Nayara mungkin mereka sangat bersimpati pada Nayara karena gadis itu hanya sendirian, tidak pernah Kinara tau dimana orang tua Nayara karena dia tidak pernah bercerita dan Kinara pun tak banyak bertanya.

"Kinara?"

Kinara tersentak kaget dan tersadar dari lamunannya sambil menatap Jevan yang kelihatan bingung.

"Lo mau berdiri terus?" Tanya Jevan.

Menggelengkan kepalanya pelan Kinara langsung duduk dan kembali menatap Jevan.

"Jangan takut enggak ada yang tau tempat ini." Kata Jevan sambil melangkahkan kakinya menuju dapur.

Kinara melihat ke segala arah, tempat ini lebih kecil dari apartemen Jevan yang biasa dia tinggali bersama dengan Reva.

"Nih minum." Kata Jevan yang tiba-tiba sudah muncul lagi di hadapan Kinara.

"Makasih Jev." Kata Kinara.

Meminum sedikit air hangat yang Jevan berikan untuknya Kinara meletakkan lagi gelas itu di meja dan menatap Jevan yang sudah duduk tepat di sampingnya.

"Kenapa Kinara? Ada yang mau lo bicarain?" Tanya Jevan.

Menggelengkan kepalanya pelan Kinara menunduk dan menatap jari-jari tangannya yang saling bertautan.

"Hey, sini liat gue, kenapa? Enggak usah takut selagi gue ada di samping lo Kinara." Kata Jevan sambil menggenggam tangan Kinara yang terasa begitu dingin.

Kinara mendongak dan Jevan malah melihat matanya yang memerah karena ingin menangis lagi.

"Jangan nangis." Kata Jevan dengan penuh kelembutan.

"Gue takut... Gue enggak mau ikut Papa." Kata Kinara pelan.

"Enggak akan, gue enggak akan biarin lo pergi sebelum gue berhasil meluruskan semuanya dan sebelum orang tua lo sadar bahwa mereka udah percaya sama orang yang salah, sebelum itu terjadi gue enggak akan biarin lo pergi, lo aman sama gue Kinara." Kata Jevan.

Jevan berusaha meyakinkan Kinara yang benar-benar terlihat ketakutan.

"Lo janji kan? Gue takut di kurung lagi." Kata Kinara pelan.

"Janji! Gue janji." Kata Jevan yakin.

Perlahan Kinara tersenyum membuat Jevan ikut tersenyum melihatnya.

"Gitu lebih cantik." Kata Jevan.

"Enggak, kalau cantik kenapa di tinggalin?" Kata Kinara.

"Ya karena gue bego." Kata Jevan jujur.

JEVAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang