Darah mengalir membasahi pipi Nayara ketika Jevan tanpa merasa kasihan menggoreskan pisau yang ada dalam genggamannya ke pipi Nayara hingga membuat wanita itu berteriak karena merasa kesakitan. Mata Jevan menatap Nayara dengan sangat tajam, dia mencengkram lagi leher Nayara dengan sangat kuat membuat air mata jatuh karena rasa sakit yang Nayara rasakan.
Sesaat setelah Teressa datang bersama dengan Laura dia langsung pergi ke rumah Bryan dan kini Jevan berada dalam gudang berdua bersama Nayara. Sebenarnya Jevan malas melakukan ini, dia tidak mau mengotori tangannya sendiri, tapi Nayara setelah diberikan peringatan pun sama sekali tidak merasa bersalah.
Memang benar Nayara yang memberi tau orang tua Kinara tentang keberadaannya di apartemen Jevan, dia sempat melihat ponsel Nayara yang ada di Daffa tadi.
Tante Yunita :
Tante akan sampai besok pagiKamu tau dimana kira-kira Kinara?
Nayara :
Naya biasa di rumah Teressa TanTapi, mungkin juga dia ke apartemen Jevan
Nanti Naya kasih tau alamatnya
Dan Jevan sendiri masih bingung kenapa Nayara bisa tau dimana letak apartemennya padahal jelas-jelas Jevan tidak pernah sekalipun memberi tau wanita itu.
"Jevan sakit Jev..."
Jevan tertawa pelan dan semakin mencengkram kuat rahang Nayara hingga dia menangis karena merasa sakit terutama pipinya yang semakin perih.
"Gue udah bilang kalau gue masih berbaik hati sama lo, tapi bukannya meluruskan semuanya lo malah buat drama baru di depan orang tua Kinara! Lo kira gue main-main Nayara?" Tanya Jevan dengan penuh penekanan.
Nayara menyentuh tangan Jevan dan berusaha melepaskannya, tapi tidak bisa tenaga Jevan terlalu kuat.
"Gue bisa aja bunuh lo kalau gue mau." Kata Jevan.
"Lo enggak mungkin ngelakuin itu Jevan." Kata Nayara pelan.
Perkataan itu membuat Jevan tertawa pelan dan dalam waktu singkat tangannya berpindah ke leher Nayara, mencekiknya dengan kuat sambil menatap matanya tajam.
"Lo enggak tau siapa gue Nayara, jadi jangan pernah remehin semua perkataan gue!" Kata Jevan geram.
Nayara memukuli tangan Jevan meminta agar dilepaskan karena semakin merasa kesulitan bernafas.
"Kenapa? Enggak bisa nafas?" Tanya Jevan sambil tersenyum.
"Jev..."
"Jangan pernah berani lo sentuh Kinara! Kalau lo ada masalah sama gue enggak perlu bawa dia Nayara!" Kata Jevan dengan penuh penekanan.
Tangan Jevan mencekik semakin kuat hingga Nayara memukul kuat tangan Jevan agar mau melepaskannya, nafasnya benar-benar terasa sesak.
"Dari awal gue udah bilang gue enggak pernah suka sama lo! Kejadian di club malam waktu itu semuanya lo yang mulai Nay! Fine, gue memang nanggepin, tapi berani banget lo bilang kalau gue berusaha ngelecehin lo sedangkan di situ lo sendiri yang godain gue, bangsat!" Kata Jevan marah.
Tubuh Nayara yang semakin terhimpit ke tembok dan dia langsung menarik nafasnya sebanyak mungkin ketika Jevan melepaskan tangannya sambil mendorong kuat tubuh Nayara hingga jatuh.
"Kita sama-sama salah di sana, tapi bisa-bisanya lo melimpahkan semua kesalahan itu ke gue dengan bilang gue udah berusaha melecehkan lo, gila lo Nay!" Bentak Jevan.
Nafas Nayara masih tidak beraturan, dia benar-benar merasa sesak karena ulah Jevan, tapi seolah belum cukup Jevan mensejajarkan tubuhnya dengan Nayara lalu menjambak kuat rambutnya hingga wanita itu mendongak. Pipinya masih mengeluarkan darah dan Jevan dapat melihat kekacauan di wajahnya yang malah membuat dia tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVAN
Romance"Jangan pergi Ra." Menyakiti Kinara adalah penyesalan terbesar dalam hidup Jevan. "Maaf, kita bisa mulai semuanya lagi dari awal." Tapi, kecewa tidak mudah disembuhkan. Luka yang Jevan torehkan terlalu besar dan begitu sulit untuk dilupakan.